Banyak orang menyatakan bahwa hidup adalah kompetisi. Orang berlomba-lomba menginginkan tampil lebih baik dibanding orang lain. Tentunya, tak jarang mereka melakukan berbagai macam cara demi bisa memenangkan persaingan atau kompetisi ini. Cara yang digunakan pun beragam bentuknya, mulai dari cara yang sehat hingga yang bisa merugikan orang lain. Misalnya saja ketika kita melihat tayangan di televisi, Banyak sekali bermunculan program-program kompetisi. Tayangan televisi tersebut pada dasarnya merupakan miniatur yang menggambarkan kehidupan manusia secara nyata. Pada program-program yang diadakan tersebut, sang juara 1 adalah segalanya, sedang yang tidak menang hanyalah seorang pecundang.
Beberapa kajian psikologi bahkan menyebutkan kompetisi sebagai sebuah naluri bawaan manusia. Selain itu, berkompetisi itu juga diciptakan oleh lingkungan. Mulai dari lingkungan terdekat, seperti keluarga,sekolah, dan juga di masyarakat. Parahnya, sibuk bersaing dengan orang lain membuat kebanyakan kita lupa untuk menjadi orang yang lebih baik dibanding diri kita sendiri di masa lalu. Kita sibuk untuk melihat keluar diri dan sibuk untuk saling mengalahkan satu sama lain.
Jika dilihat dari sejarahnya, munculnya kompetisi diprediksi sudah ada sejak zaman purba. Ketika semua makhluk hidup saling bersaing untuk mendapatkan makanan atau wilayah kekuasaan. Tidak hanya persaingan makhluk hidup yang ada di darat, melainkan kehidupan samudra di zaman purba pun diwarnai persaingan. Bekas gigitan pada fosil membuktikan hal tersebut.
Kemudian jika kita kembali menilik kehidupan orang-orang Yunani Kuno pada masa silam. Peradaban ini dikenal dengan berbagai kompetisi yang diselanggarakan. Jika kita sekarang mengenal berbagai macam cabang olahraga seperti, lari marathon, lompat jauh, bahkan gulat. Hingga ajang kompetisi bergengsi seperti olimpiade, itu pun tidak terlepas dari pengaruh peradaban besar Yunani Kuno. Mengapa banyak tradisi dan kebiasaan orang Yunani Kuno yang tersebar di dunia dan bahkan masih dilaksanakan sampai sekarang ? Tentunya hal tersebut tidak mengherankan, mengingat peradaban Yunani Kuno merupakan peradaban yang sangat besar dan maju kala itu.
Dalam kehidupan sehari-hari, persaingan juga tampak sedari kita kita kecil, dimulai ketika kita dicarikan sekolah oleh orangtua kita dan berlanjut ketika kita dewasa dimana kita mulai mencari pekerjaan untuk diri kita sendiri. Bahkan persaingan sudah terjadi saat proses pembuahan. Siapa yang mampu dan berhak membuahi sel telur pun butuh persaingan ketat. Sel-sel tersebut saling bersaing satu sama lain dan banyak yang misinya gagal ditengah jalan, sedangkan yang tersisa akan saling berebut untuk menjebol dinding sel telur. Apa boleh buat, saling sikut pun terjadi untuk memperebutkan gelar juara.
Lalu, dengan era kita yang sekarang ini, masihkah perlu untuk melakukan kompetisi dengan cara saling sikut dan saling menghancurkan satu sama lain?
Ada penelitian yang menarik dari para ahli yang telah banyak melakukan riset sejak akhir 1800-an yang membuktikan bahwa bekerja sama justru memberikan lebih banyak manfaat bagi kita dibandingkan dengan berkompetisi, bahkan dimulai sejak masa anak-anak. Dibanding menanamkan sikap kompetisi pada anak, ternyata dengan kita mengenalkan cara untuk bekerja sama, justru membuat anak lebih bisa menumbuhkan keinginannya untuk bersosialisasi lebih baik dengan orang lain untuk mencapai tujuan, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, empati, serta menumbuhkan rasa menjadi bagian dari sebuah kelompok. Kerjasama juga dapat mengeluarkan hal-hal terbaik dalam diri. Dan ini telah terbukti dalam berbagai bidang.
Anak-anak yang pandai bekerja sama, biasanya memiliki nilai tinggi di sekolah. Orang-orang yang memiliki kemampuan kerja sama yang baik cenderung memiliki pendapatan lebih tinggi. Selain itu, dibanding dengan saling menyerang atau mengalahkan satu sama lain atau dalam artian berkompetisi, ternyata dengan kita bekerja sama dan saling memberi dukungan satu sama lain akan lebih meningkatkan kreativitas, karena di dalamnya terdapat Transfer of Knowledge.
Sebuah penelitian oleh Cooperative Learning Center menunjukkan bahwa yang cenderung suka bekerja sama adalah orang-orang yang mudah menyesuaikan diri dan secara fisik lebih sehat daripada mereka yang kompetitif. Mereka juga cenderung merasa memiliki kendali atas hidupnya.
Lalu, sampai kapan kita harus terus-menerus bersaing dengan cara menghancurkan yang lain? Jika memang ingin bersaing atau berkompetisi, lakukanlah dengan cara yang sehat. Berkompetisilah dalam arti yang positif dan optimis, yaitu kompetisi yang diarahkan kepada kesiapan dan kemampuan untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan kita sebagai umat manusia. Kompetisi seperti ini merupakan motivasi diri sekaligus pengembang potensi diri, sehingga kompetisi tidak semata-mata diarahkan untuk mendapatkan kemenangan dan mengalahkan lawan. Akan tetapi, kita menganggap kompetitor lain sebagai partner yang memotivasi diri untuk meraih prestasi.
“Majulah tanpa menyingkirkan orang lain, Naiklah tanpa menjatuhkan orang lain, Jadilah baik tanpa menjelekkan orang lain dan Benar tanpa menyalahkan orang lain.”
Sadarilah bahwa dalam kehidupan ini, sehebat apapun kita, akan selalu ada orang lain yang lebih hebat lagi dibanding kita. Karena pada dasarnya, manusia diciptakan dengan kemampuan dan keahlian yang berbeda-beda. Sehingga, sangat enggak banget kalau kita terus-menerus ingin mengalahkan yang lain. Perlu dicatat, masing-masing dari kita punya porsi masing-masing yang tidak bisa diikuti.
Ketimbang selalu berpikir menjadi yang paling sempurna diantara yang lain dan selalu ingin mengalahkan yang lain, yang belum tentu membawa manfaat yang nyata untuk kita, lebih baik bersaing dengan diri sendiri. Menjadikan kita termotivasi untuk menjadi lebih baik setiap harinya. Sehingga, kesuksesan juga akan dapat kita raih.
Mulai sekarang fokuslah pada apa yang saat ini kita miliki, kenali potensi diri, kembangkan potensi diri, tak perlu membandingkan diri lagi. Jika memang ada orang yang lebih hebat dari kita, belajarlah darinya, jadikan sebagai inspirasi dan motivasi, serta mulailah untuk berkreasi dan berkolaborasi.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”