Selepas Kepergianmu, Hujan Masih Saja Aku Jadikan Alasan untuk Mengingat Sosokmu di Masa Lalu

Semoga kamu masih mengingatku dan mengingat hujan kala itu


Hai kamu.. Bagaimana kedaanmu sekarang? Semoga kamu selalu baik-baik saja, dan semoga kamu masih mengingatku dan mengingat hujan kala itu.


Advertisement

Empat tahun telah berlalu semenjak kepergianmu. Namun, nyatanya hujan masih saja menjadi alasanku untuk tetap selalu mengingat, mengingat tentang aku kamu dan hujan yang sekarang menjadi aku hujan dan kenangan.

Lima tahun yang lalu ketika di pertemuan kedua aku dan kamu, setelah pertemuan pertama aku dan kamu menjadi kita, aku masih ingat betul, saat itu adalah hujan pertama yang aku lalui bersama kamu setelah aku dan kamu menjadi kita. Apa kamu masih ingat ketika kamu rela menemuiku di derasnya hujan hanya karena kamu tidak ingin aku berteduh sendirian sore itu? Kamu datang membawakan makanan kesukaanku beserta jaket tebal untuk menghangatkan tubuhku yang sedikit basah. Lalu kita berbincang bincang membicarakan masa depan. Membicarakan tentang cita citamu.

Kamu memintaku untuk menjadi penyemangat dalam meraih cita cita yang kamu idamkan. Kamu memintaku untuk tetap bersamamu dalam keadaan apapun yang terjadi di masa depan. Jika kamu lupa tentang semua itu, tak apa. Biarkan kenangan itu ku simpan bersama hujan.

Advertisement

Setelah pertemuan kedua kita, pertemuan pertemuan selanjutnya pun tak jarang kita lalui bersama hujan lagi.

Rasanya baru kemarin hujan ini membawa kegembiraan di antara aku dan kamu, namun ternyata sudah ribuan hujan aku lalui sendiri setelah kepergianmu empat tahun yang lalu. Kepergian yang terjadi karena kesalahanku. Kepergian yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Kepergian saat kamu selangkah menuju keberhasilan meraih cita citamu.

Advertisement

Maafkan aku. Setelah kutahu hujan kini tak lagi seindah saat kubersamamu, rasanya inginku kembali ke waktu itu dan menahan kepergianmu.

Satu dua sampai tiga tahun setelah kepergianmu nyatanya kamu masih saja menghubungiku. Meski hanya sesekali via ponsel tanpa pertemuan, tapi kamu selalu saja menyempatkan untuk menanyakan bagaimana keadaanku. Dan lagi lagi aku hanya bisa egois menuruti pikiran yang menahan hati untuk mengatakan apa yang sebenarnya aku rasakan. Hati sangat ingin bersamamu lagi namun pikiran selalu meninggikan kegengsiannya.

Tahun ke empat setelah kepergianmu, aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan mengikuti kata hati dan akan mengatakan apa yang aku mau jika kamu menghubungiku. Namun, nyatanya kamu tak lagi menghubungiku. Dan kini benar benar ku rasakan bahwa kamu memang telah menghilang dari kehidupanku. Penyesalan penyesalan tak lagi berarti. Sedikit demi sedikit ku coba untuk merelakanmu. Semoga kamu berbahagia dengan kehidupanmu sekarang yang tanpa aku.

Aku percaya bahwa setiap perjalanan hidup selalu membawa pelajaran berharga yang bisa dijadikan pembelajaran untuk menjadi lebih baik kedepannya. Kebodohan di masa lalu cukup sekali saja dilakukan di masa itu, dan akan aku lakukan yang terbaik di masa depan.


Biarkan semua kenangan tentang aku kamu dan hujan tersimpan rapi bersama genangan..


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini