Ketika mendengar ‘Kota Solo’ apa sih yang terpintas di pikiran? Solo merupakan kota kecil yang ada di Jawa Tengah. Beberapa tahun terakhir ini, Solo dengan pesatnya mengembangkan daya tarik tempat untuk berwisata dengan biaya yang tergolong murah. Pembangunan di banyak tempat juga dilakukan untuk memperindah tiap sudut Kota Solo.
Kota Solo menawarkan berbagai macam destinasi wisata di banyak bidang, seperti wisata budaya, sejarah, religi, dan keindahan alam lainnya. Namun, ketika di Solo biasanya yang dicari adalah wisata tentang kebudayaannya karena terdapat banyak tempat bersejarah yang tidak mengecewakan untuk dikunjungi. Dengan mengunjungi tempat wisata sejarah, tidak hanya dapat pengalaman yang menyenangkan tetapi juga akan mendapatkan banyak pengetahuan dan insight yang baru.
Menjadi mahasiswa baru pastinya tidak asing dengan ospek atau pengenalan lingkungan kampus. Sebagai mahasiswa baru di salah satu fakultas kedokteran, saya juga mengikuti rangkaian mosber atau masa orientasi berjenjang yang ada. Di salah satu rangkaian itu, ada kegiatan yang ditutup dengan city tour atau agenda keliling Kota Solo. Nah pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya mengikuti city tour pada saat itu.
Saya dan teman seangkatan saya mulai berangkat dari fakultas kedokteran kami tercinta. Terdapat tiga tujuan wisata yang akan kami kunjungi dalam acara city tour ini, yaitu Museum Radya Pustaka, Pura Mangkunegaran, dan Museum Keris Nusantara. Urutan kunjungan ke tiap tempatnya tentunya dibagi berdasarkan kelompok karena tidak mungkin jika satu angkatan yang berjumlah 242 orang secara bersamaan mengunjungi satu tempat. Nanti yang ada hanyalah berdesak-desakan dan tidak bisa menikmati apa yang disajikan di tempat wisata tersebut. Kelompok saya mendapatkan urutan yaitu yang pertama ke Museum Radya Pustaka, lalu ke Museum Keris Nusantara, dan yang terakhir adalah ke Pura Mangkunegaran.
Museum Radya Pustaka merupakan salah satu museum yang ada di Kota Surakarta yang terdapat di Jalan Slamet Riyadi nomor 275, Laweyan, Surakarta. Museum ini berada di tengah Kota Solo yang dimana wisatawan baik dari luar Kota Solo maupun warga Kota Solo sendiri sangat mudah untuk menemukan tempatnya. Museum ini merupakan museum tertua yang ada di Indonesia, di mana museum ini dibangun pada 1890. Museum ini menyuguhkan banyak sejarah dan kebudayaan Jawa Tengah. Kami mengelilingi tempat ini dipandu oleh seorang pemandu museum yang sangat baik dan ramah. Di sini beliau menjelaskan secara detail tentang apa yang ada di sana sehingga kami tidak kebingungan dengan apa yang ada. Di dalam museum ini, wisatawan dapat melihat berbagai koleksi seperti artefak, lukisan, naskah kuno, dan barang-barang lainnya yang menggambarkan sejarah kebudayaan Jawa khususnya Jawa Tengah. Ketika masuk ke Museum Radya Pustaka ini, wisatawan akan disambut oleh beberapa ruangan yang isinya sudah digolongkan berdasarkan jenis-jenis barang koleksinya, seperti ruangan untuk naskah kuno, ruangan untuk keramik kuno, ruangan untuk menampilkan koleksi keris dan panah, dan yang lainnya. Selain itu ada juga ruangan yang memamerkan koleksi wayang serta gamelan. Ruangan ini lah yang paling berkesan untuk saya karena koleksi wayangnya sangat banyak.
Setelah menjelajahi Museum Radya Pustaka, saya dan teman sekelompok saya melanjutkan city tour-nya ke Museum Keris. Museum Keris letaknya tidak jauh dari Museum Radya Pustaka. Museum ini sedikit lebih barat dari Museum Radya Pustaka. Museum Keris Nusantara terletak di Jalan Bhayangkara nomor 2, Sriwedari, Laweyan, Kota Surakarta. Museum ini baru diresmikan pada 9 Agustus 2017 sehingga masih tergolong museum baru. Bangunan museum ini megah nan elok, ditambah penataan lampu yang menambah kesan mewah dari museum. Di museum ini, terdapat banyak sekali koleksi keris dari berbagai wilayah di nusantara. Keris-keris di sini disimpan rapi di rak yang berkaca, dilengkapi dengan keterangan pada tiap kerisnya sehingga wisatawan tidak perlu bingung untuk mencari informasi tentang keris yang dipamerkan. Terdapat juga diorama dari proses pembuatan keris. Tidak hanya keris, ketika di sana, saya juga melihat baju adat Jawa yang dilengkapi dengan qr-barcode sehingga dengan mudahnya untuk mencari informasi mengenai baju adat tersebut.
        Tujuan terakhir kelompok kami yaitu ke Pura Mangkunegaran. Pura Mangkunegaran merupakan salah satu icon Kota Solo yang beberapa tahun terakhir ini viral. Tempat ini tak mengherankan mengapa bisa viral, karena di setiap sudutnya menyuguhkan pemandangan yang aesthetic. Pura Mangkunegaran terletak di jalan Ronggowarsito nomor 83, Keprabon, Banjarsari, Surakarta. Pura Mangkunegaran memancarkan keindahan seni, sejarah, dan kebudayaan Jawa. Keindahan dari Pura Mangkunegaran dapat dilihat dari arsitektur dan taman-taman yang ada di dalam kompleknya. Arsitektur yang sangat indah ini membuat banyak wisatawan yang berkunjung ingin memotret di tiap sudutnya. Ketika di sini, kami dipandu oleh salah satu tour guide yang sangat ramah dan informatif. Beliau menjelaskan tiap tempat dengan sangat detail baik dari keindahan struktur maupun sejarahnya sehingga membuat peserta dan panitia city tour kali ini tambah terpukau. Pura Mangkunegaran ini memiliki pendhapa yang sangat besar di tengah komplek untuk melaksanakan acara-acara utama untuk pihak internal. Tak hanya arsitekturnya yang memukau, di dalam sini juga terdapat berbagai koleksi barang-barang bersejarah di salah satu ruangannya seperti cincin, gelang, panah, dan yang lainnya. Setelah dari Pura Mangkunegaran, kami kembali ke kampus dan city tour yang menyenangkan ini telah selesai.
        Dengan kekayaan yang dimiliki Solo seperti budaya dan sejarah yang ada, menjadikannya sebagai tourist attraction. Wisatawan yang jauh-jauh datang ke Solo dan mengunjungi tiga tempat yang telah saya ceritakan di atas tadi pasti tidak akan menyesal untuk datang ke sana. Jangan lupa untuk berwisata ke Solo!
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”