Sederhana Saja, Bukan Karena Tak Laku Tapi Jomblo Itu Pilihan dan Menikah Adalah Impian

Jangan dibiasakan bertanya kapan nikah.

Ketika beranjak remaja, orang-orang akan sering bertanya kuliah dimana? Setelah menyelesaikan bangku kuliah, kemudian kembali bertanya, kerja dimana? Telah mapan dan matang soal finansial, mereka datang lagi, kok belum menikah ya?

Advertisement

Dewasa ini banyak sekali orang-orang yang ribet menaruh standar usia ideal seseorang siap menikah. Laki-laki usia sekian dan perempuan usia sekian. Padahal mereka tahu persis, usia tidak dapat mengukur kedewasaan mental seseorang. Tapi mereka tetap kukuh pada pandangannya, berpendapat bahwa jika usia sekian menikah perempuan tidak subur lagi, resiko keguguran lebih tinggi atau lebih menyakitkannya lagi rahimnya sudah mengkerut. Menjengkelkan banget, kan?

Jomblo itu pilihan dalam hidup, bukan karena enggak laku tapi menunggu orang dan waktu yang tepat. Karena sejatinya orang yang tepat itu harus lulus seleksi ujian yang sudah ditetapkan masing-masing orang. Jadi, kalau tidak lulus, ya, diskualifikasi langsung dong, buat apa dipertahankan yang ada nantinya malah salah pilihan.

Jomblo itu bukan ketetapan apalagi kutukan, bukan! Jomblo itu pilihan. Banyak orang memilih jomblo karena ingin menjalin kebersamaan dan menghabiskan waktu bersama orang-orang terdekat alias quality time.

Advertisement

Jomblo bukan pilihan memalukan tetapi membanggakan. Bangga karena bisa mencintai diri sendiri dan menghindar dari orang-orang yang hanya bisa menyakiti hati. Bangga karena bisa menjadi jomblo berkualitas. Dengan memilih jomblo, ada banyak hal yang bisa dilihat, tempat-tempat yang menunggu untuk dikunjungi, serta pengalaman yang bisa didapatkan kala masih sendiri.

Jomblo itu pilihan, sedangkan menikah adalah impian. Bukan enggak mau berusaha menjemput jodoh tapi bilal-nya saja yang belum kelihatan. Karena pada hakikatnya, masalah jodoh itu enggak semudah mencari rumah makan Padang yang di setiap pertigaan ada.

Advertisement

Jodoh itu menyoal masa depan dan rasanya tidak ada yang menginginkan salah menentukan masa depan.

Maka, daripada sibuk bertanya kapan menikah? Lebih baik fokuskan diri pada hal-hal yang bermanfaat dan berfaedah, karena tidak semua orang bisa menerima dengan lapang dada saat ditanya kapan nikah. Boleh jadi, wajahnya tersenyum tapi hati terluka.

Sejatinya, soal-menyoal pernikahan adalah hal yang amat sensitif dan menjadi hak pribadi masing-masing. Tapi masih banyak orang yang kurang mengerti dan menganggapnya sebagai candaan, dan barangkali tidak semua orang bisa dibecandakan leewat pertanyaan yang ‘menggemaskan’ itu.

Jadi, bijaklah jika ingin bertanya. Sebab, pertanyaan kapan nikah sangat urgent posisinya. Tidak menutup kemungkinan dari pertanyaan yang kamu anggap sepele, namun, bisa menjadi ancaman pemutus tali silahturahmi. Sepertinya terdengar agak berlebihan, tapi hati setiap orang siapa yang tahu, kan?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

selalu ingin belajar menulis