Untuk Tuan yang berada nun jauh di sana,Â
Saya sangat sadar, Tuan tidak mungkin membacanya karena keterlambatan atas pengakuan saya.Tapi tolong, izinkan saya mengenang Tuan untuk terakhir kalinya melalui tulisan ini.Â
Berawal  ketika langit malam sedang cerah, handphone di genggaman tangan ini berdering satu kali, Menandakan satu pesan telah masuk. Entah dari mana datangnya, tiba-tiba muncul perasaan tidak nyaman menyelimuti hati. Berulang kali saya membaca pesan  tersebut dengan seksama. Tanpa berpikir lagi, saya langsung bergegas untuk memastikan isi pesan tersebut.
Sesampainya saya di tempat yang tertera pada pesan tersebut, langkah kaki ini mulai berlari kecil. Beberapa pasang mata tertuju pada saya. Namun saya hiraukan. Dengan mantap saya melangkah meski sedikit bergetar. Engkau tahu kan perasaan senang bercampur haru selalu hadir ketika seseorang bertemu dengan sang pujaan hatinya. Sungguh ini adalah kejutan yang sangat luar biasa.
Saya tersenyum di hadapanmu, meski tiba-tiba bulir di pelipis mata berjatuhan tanpa disengaja.
Mungkin ini euphoria hati. Senangnya bisa melihat engkau sedekat ini untuk pertama kalinya, meskipun di dalam diri saya ini  juga merasa membenci melihatmu sedekat ini untuk terakhir kalinya. Menyakitkan memang, menghayati takdir yang begitu singkat mempertemukan kita. Tetapi saya bersyukur, telah mengenal dirimu yang begitu luar biasa bagi saya. Dan malam itu saya masih diberi waktu untuk bisa melihat senyumanmu untuk yang terakhir kalinya, sebelum tangis ini pecah menyadari sekat ini datang.Â
Entah saya harus bagaimana. Rasa ini seperti mati begitu saja. Saya tidak mengerti.Â
Yang saya tahu, kini sepasang mata indah dari seorang lelaki sederhana yang selalu mengetarkan hati saya telah tertutup rapat sangat rapat, untuk selama-lamanya. Begitu pula dengan senyumannya yang selalu menenangkan jiwa ini, yang tak akan terlihat lagi esok lusa, dan selamanya.
Saya tahu ini adalah  jalan yang terbaik. Skenario yang sangat hebat. Sangat tidak terduga. Dari Sang Pembuat Skenario hidup yang akan terus membuat skenario-skenario tak terduga lainnya.
Saya meyakini Sang Pembuat Skenario telah merancang skenario terbaik bagi insan lainnya di dunia ini. Saya sangat percaya bahwa setelah ini ada cerita-cerita yang terbaik untuk saya jalani. Saya pasrahkan segalanya kepada Tuhan, Sang Pembuat Skenario terhebat di dunia ini.
Untukmu tuan, saya sangat menyayangi engkau, tetapi Dia lebih menyayangimu, sayang.
Berpulanglah.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”