Hanya karna sebuah asumsi yang belum jelas kebenarannya, menjadikanmu tidak percaya diri. Kalimat tersebut serig terlintas di fikian kita atau bahkan telah kita lakukan. Bukan begitu? Sebagai makhluk yang diciptakan secara sempurna, kita mempunyai akal yang seharusnya digunakan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Jangan melebih-lebihkan apa yang kita punya dan jangan pula mengurangi apa yang sudah melekat / ditakdirkan pada diri kita.Â
Pagi ini aku terbangun dengan napas yang tersenggal-senggal seolah ada bayangan hitam yang mencoba menangkapku namun aku berusaha lari secepat mungkin agar tidak tertangkap olehnya. Untung saja itu hanya sebuah mimpi buruk, sekujur tubuhku lemas kedua kaki ku dingin bicara pun tak leluasa, hanya bisa berkedip dan megatur nafas sembari memfokus kan fikiran. Satu hal yang terfikirkan kala itu, mengapa mengapa dan mengapa? Seingatku sebelum tidur aku telah melakukan ritual malam (membersihkan badan, melaksanakan ibadah sembayang dan membaca doa sebelum tidur) lantas mengapa aku masih dihantui rasa takut yang berlebihan.Â
Mungkin sebagian dari kalian pernah mengalami hal yang sama namun bingung harus bertindak seperti apa. Setelah fikiranku tenang, aku mencoba menggali mengapa mimpiku seolah-olah mempunyai makna tersendiri yang mana aku belum mengetahuinya. Beberapa saat kemudian, aku teringat pada sebuah perkataan yang membangunkan tekad kecilku untuk speak up.
Sesuatu yang dangkal, bisa membawa kita untuk jauh lebih dalam menyelami dan menjelajahinya.
Sebelum kalian melanjutkan membaca, perlu diketahui artikel ini atau tulisan ini saya dedikasikan untuk diri saya sendiri dan untuk seorang yang memiliki kecemasan terhadap apa yang telah ia putuskan. Mau melangkah kedepan ragu, ingin mundur juga tidak bisa yang akhirnya stuck pada satu titik dimana diam pun tak bisa menyelesaikan masalah, yang ada hanya memperkeruh keadaan.Â
Hai kamu yang sedang membaca tulisan ini, iya kamu tidak perlu menoleh ke kanan kiri. Coba tanyakan pada dirimu, sebenarnya kebahagianmu, senyumanmu, sorot matamu yang penuh kasih itu untuk siapa? Apakah kau melakukannya murni sebagai apresiasi terhadap usahamu selama ini atau hanya kedok belaka yang ingin terlihat kuat dimata orang lain. Se-istimewa itukah orang lain di hidupmu atau se-istimewa apa kamu di kehidupan mereka, sampai-sampai kau rela melepaskan kebahagianmu untuknya.Â
Sudah cukup kau menyiksa dirimu, yang suportif ya. Kali ini saat nya kamu menunjukkan keistimewaan kepada khalayak walaupun itu kecil dan tak bernilai dimata orang lain. Sebenarnya jika kamu menyadari, mereka yang merundungmu adalah mereka yang sedang terluka sehingga melampiaskan pada tindakan dan ucapan yang bisa menyakiti dan anehnya kamu yang dengan mudahnya masuk kedalam perangkap mereka dan menjadi korban selanjutnya.Â
Kebencian hanya akan membuatmu semakin terpuruk oleh keadaan karena kamu tidak bisa menerima apa yang telah terjadi dan belum bisa berdamai dengan masa lalumu yang sebenarnya hal tersebut bisa menjadi pedoman dikehidupan mendatang. Aku tidak cantik atau tampan, aku tidak tinggi melainkan pendek, kulitku terlalu putih sehingga mereka menertawakanku dan mengejekku sebagai albino atau kulitku hitam seperti tidak pernah dirawat, gigi ku tidak rata, bentuk wajah dan tubuhku tidak sesuai sehingga terlihat aneh, jari ku gundek, mata ku sipit dan lain sebagainya.Â
Hei halo.. belum cukupkah kalian menertawai sekaligus mengatai diri kalian yang sedemikian rupa? Apakah kalian tidak sadar bahwa kalian dilahirkan dengan penuh kasih dibesarkan dengan penuh cinta. Apakah kalian manusia yang hatinya tercipta dari api, bila mana tersenggol sedikit sudah mau mbludak tidak, bukan? Aku, kalian atau kita semua ini sempurna, lah wong kita punya akal buat apa kita memikirkan hal negatif yang bisa merusak akal sehat?Â
Come on guys, kalian berhak menerima semua hal yang ada dan melekat pada diri kalian. Dengan keras STOP membanding-bandingkan diri kalian dengan orang lain. Mereka berbuat demikian hanya tidak ingin melihatmu tertawa dengan puas dan menikmati kehidupan duniamu.
Mulai sekarang bangun kepercayaan atas dirimu sendiri dan berikan kepercayaan itu untuk dirimu bukan orang lain. kamu berhak membatasi atau memilih kehidupanmu karena kamu sudah mampu memilah dan memilih mana yang baik dan buruk untuk dirimu. Saat kamu bersedih cobalah untuk menyisihkan waktumu, untuk berdamai dengan keadaan dan masalah yang terjadi sampai kamu benar-benar menemukan titik terang dari dalam hatimu.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”