Siapa sih yang tidak bahagia ketika namanya lolos dalam sebuah seleksi? Yups, semua tentunya akan bahagia dan excited. Tak bisa dipungkiri bahwa aku termasuk ke dalam salah satunya.
Aku merupakan salah satu orang yang berhasil menembus Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) ke salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang diminati. Bangga, bersyukur dan bahagia menjadi point utama yang aku lalui pada saat awal membuka pengumuman tersebut.
Siapa juga yang menyangka, bahwa seorang siswi SMA dengan bekal pendidikan seadanya dan tanpa mengikuti Bimbingan Belajar (BIMBEL) baik secara offline maupun online, berhasil memberikan kabar bahagia kepada kedua orang tuanya.
Tempat Bimbingan Belajar yang terkenal di mana-mana sudah menjadi incaranku waktu awal masuk ke SMA. Namun, takdir seolah menginginkan aku untuk mandiri dalam memperebutkan kursi kosong di bangku perguruan tinggi. Keadaan ekonomi keluarga lah yang mengharuskan aku untuk itu.
Ibu merupakan seorang Ibu Rumah Tangga dan bapak bekerja sebagai driver Ojek Online(grab). Tentunya penghasilan keduanya tidak cukup untuk dapat menyekolahkanku dan adikku. Mereka berusaha supaya anaknya dapat mengenyam pendidikan setinggi-tingginya dan dapat memberikan kontribusi baik untuk kedua orang tuanya.
Waktu awal pengumuman siswa eligible atau yang dapat dikatakan sebagai siswa yang layak untuk mendaftarkan diri lewat jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi), ternyata aku masuk dalam salah satu daftar nama siswa eligible itu. Pada saat itu, aku sangat berharap supaya dapat lolos seleksi SNMPTN di Perguruan Tinggi Negeri yang ingin aku tuju. Kenapa? Karena aku tidak ingin mengikuti seleksi SBMPTN yang mengharuskanku untuk belajar materi yang diseleksikan.
Terlalu berharap supaya diterima dalam SNMPTN ternyata membawaku akan hal yang membuatku kecewa. Nangis, tidak mood untuk makan, tidak fokus akan tugas yang sedang dilakukan merupakan hal yang aku alami pada saat selesai membuka pengumuman itu.
Benar sekali, aku dinyatakan tidak lolos seleksi SNMPTN. Padahal, orang tuaku sering bilang kepadaku bahwa SNMPTN bukanlah satu-satunya seleksi untuk masuk ke Perguruan Tinggi. Banyak sekali seleksi yang ada dan aku harus memiliki bekal untuk seleksi lainnya itu.
Sulit sekali untuk move on ke SNMPTN yang pada saat itu sangat aku harapkan. Berusaha dengan mencari informasi dari kakak kelas yang lolos dalam seleksi SNMPTN, mencari kiat-kiat agar lolos dalam seleksi SNMPTN, bahkan hampir setiap hari berkonsultasi dengan guru SMA untuk diberikan solusi PTN yang cocok untukku pun sudah aku lalui sebelum mendaftar SNMPTN.
Takdir lah yang mengharuskanku untuk belajar dalam mengikuti SBMPTN. Mulai dari melihat Youtube pembelajaran, tips dan trik lolos SBMPTN, doa-doa sebelum mengerjakan SBMPTN, bahkan bagaimana cara ngeblok jawaban yang masih kosong pun sudah pernah aku tonton sebelum mengikuti seleksi ini, hehehe.
Hari di mana seleksi SBMPTN pun dimulai. Gugup, berkeringat dingin, insecure akan pesaing yang sudah mempersiapkan tes ini dengan mapan dan penuh pertimbangan pernah aku lalui saat akan mengerjakan soal SBMPTN.
Setelah selesai mengerjakan soal-soal tes SBMPTN ini, aku hanya mampu berserah diri kepada Allah atas jawaban yang telah aku pilih. Hanya 5% kepercayaan diriku akan kebenaran jawaban dari seluruh soal yang aku kerjakan.
Out of the box sekali soal SBMPTN ini. Materi yang telah aku pelajari hanya beberapa yang keluar. Untuk kebanyakan soal yang aku belum bisa kerjakan, hanya bisa aku sholawati, doakan dan aku feeling saja mana yang sekiranya nyambung dengan pertanyaannya.
Saat pengumuman sudah keluar, aku merasa impossible sekali jika aku lolos. Bahkan saat aku membuka pengumuman pun dengan keadaan yang santai dan tanpa beban sama sekali.
Barcode serta tulisan Selamat! Anda dinyatakan lulus seleksi SBMPTN LTMPT 2021 lah yang pertama kali aku lihat. Sujud syukur atas apa yang Allah takdirkan kepadaku untuk dapat mengemban amanat pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri yang aku inginkan.
Untuk beberapa saat, aku mulai merenungkan atas hasil yang aku peroleh. Padahal, aku ikut seleksi SBMPTN juga karena coba-coba dan belajar pun juga seadanya. Hanya beberapa soal juga yang mampu aku kerjakan saat seleksi SBMPTN. Satu kata yang aku simpulkan dari pengalamanku ini yaitu Beruntung.
Antara beruntung atau takdir yang sudah tertulis, sehingga aku dapat lolos dan mendapat nilai yang cukup memuaskan dari seleksi ini. Entah perilaku baik apa yang membuatku se-beruntung ini.
Teruntuk teman-teman pejuang PTN saat ini, kalian harus mempersiapkan bekal materi sejak saat ini serta tak lupa untuk terus berdoa agar dimudahkan segala urusannya. Tak lupa pula untuk meminta doa restu kedua orang tua, saudara, tetangga, dan juga teman-teman kalian untuk saling mendoakan yang terbaik. Melakukan hal baik dan membantu satu sama lain juga harus kalian terapkan agar dapat mendapatkan keberuntungan di kemudian hari.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”