Sebuah Ingatan Masa Kecil

Dua gadis kecil berjalan dengan riangnya. Mereka adalah kakak beradik dari keluarga sederhana, dengan gaya berjalannya yang polos mereka menuju sungai di dekat rumahnya. Saat itu sedang musim hujan, musim bagi para petani bercocok tanam tak terkecuali orangtuanya.

Advertisement

Suasana mendung menyelimuti seluruh desa, namun tidak membuat kedua gadis kecil itu mengurungkan niatnya untuk tetap bergembira. Dengan pakaian kotor hasil bermain di sawah membantu menanam padi (walau nyatanya banyak bermainnya) mereka pun memutuskan untuk pulang dan mandi.

Sore itu mereka mandi di sungai, musim hujan membuat sungai di desanya tinggi. Tak menjadi masalah untuk sang kakak yang sudah menguasai renang berenang, namun tidak bagi sang adik yang sama sekali tidak bisa berenang. Tak ada pikiran aneh tentang apa yang akan terjadi padanya, mereka kakak beradik itu tetap asyik bermain air. Dengan candaan khas anak kecil merek terlihat begitu gembira. Namun tak lama, entah apa yang terjadi sang kakak kehilangan adiknya. Ternyata ia terpeleset dan terbawa arus sungai. Sebenarnya arus sungai tak terlalu deras dan tak menjadi masalah tetapi dalamnya sungailah yang menjadi permasalahannya.

Sang kakak yang kebingungan dan adik yang tenggelam menciptakan suasana panik di sore hari yang mendung. Namun Tuhan sedang berbaik hati, tenyata ayah dari kedua gadis kecil itu berada tak jauh dari sana. Tuhan pun memberikan bantuan-Nya melalui tangan ayahnya sendiri. Dan adik kecilnya berhasil diselamatkan. Kedua orangtuanya memarahi sang kakak yang tak tahu apa-apa, menyalahkan kakaknya yang tak menjaga adiknya. Dia menangis, mereka kakak beradik itu menangis.

Advertisement

Namun setelah itu kehidupan mereka kembali seperti semula. Tak ada yang mengungkit dan tak ada salah menyalahkan. Mereka tetap rukun hingga sekarang. Sang kakak yang mandiri terus menuntun adiknya yang masih mencari jati dirinya.

Itulah selintas ingatan tentang masa kecilku. Sebuah peristiwa yang tidak akan pernah bisa lepas dari ingatanku. Tentang aku yang membuat masalah dan kakakku yang harus kena marah.


Seburuk-buruknya keluarga tetap merekalah yang senantiasa bersama kita, satu-satunya tempat berkeluh kesah dan berduka, di kala susah ataupun bahagia.


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mengeja Rasa Menuliskan Kata

4 Comments

  1. Erica Tjahjadi berkata:

    kunjungi www(dot)dewa168(dot)com untuk mendapatkan hadiah sampai jutaan rupiah, kapan lagi~ harus kemana lagi .. gabung di sini.. 🙂 😀