[CERPEN] Sebuah Festival dan Teka-Teki di Pantai

Akhirnya kami ikut menyaksikan perlombaannya dan tetap berada di tepi pantai hingga perlombaan berakhir.

Pemandangan yang Indah, angin kencang, udara dingin. Aku terduduk manis di pinggir pantai, di atas pasir putih, dan ditepian ribuan ombak yang sesekali datang menghantam tubuhku. Dari ujung rambut sampai ujung kaki basah karena ombak. Ombaknya begitu tinggi hingga membasahi tubuhku. Tapi aku senang bisa kembali merasakan air laut. 

Advertisement

Sejak kecil aku senang bermain pantai, tepatnya di pantai ini. Namun sayang, semenjak orangtua memutuskan untuk pindah ke kota aku jadi jarang main ke pantai. Ini momen yang aku nantikan, aku bisa cuti panjang dan menikmati liburan walau sebentar. Pantai inilah yang menjadi tempat wisataku.

Hanya satu yang aku rindukan dari pantai ini, dapat menyaksikan indahnya senja. Warna keemasannya selalu aku rindukan, sampai selalu terbayang hingga saat ini. Dia mampu menghipnotis dan membuatku dapat kembali ke tempat ini.

Sesekali aku berdiri. Jalan mundar mandir seperti orang kebingungan. Ya, aku bingung kenapa jam segini senja belum juga tampak. Ku lirik jam tanganku yang basah, sudah menunjukkan waktunya. Ada satu yang mengganjal hatiku. Tak tampak satu orang pun yang berada di sini. Lalu pada siapa aku bertanya? Sedangkan tidak ada orang.

Advertisement

Aku melihat di sekeliling pantai, ku soroti dengan mata jeli. Ada banyak perahu nelayan tersusun rapi di pinggir pantai. Angin telah bersorat mengibarkan benderanya. Tapi tak tampak satu nelayan ada di sini. Sedangkan ikan sudah menunggu untuk dijerat. Biasanya jam segini nelayan sudah sibuk menyiapkan perahu untuk berlaut di malam hari. Pantai ini berubah dan menjadi sangat misterius.

Lalu aku berjalan menelusuri arah ombak datang. Pelan-pelan aku berjalan, hingga ku menemukan sesuatu yang membuat mataku indah. Air laut yang jernih. Tampak seperti lagi bercermin di sebuah kaca. Wajah yang indah, sorot mata yang tajam, rambut hitam melambai indah. Dan tiba-tiba aku melihat ada seseorang mengagetkan lamunanku.

Advertisement

“Siapa kamu?” tanyaku sadis.

“Kamu ngapain berada di tempat ini?”

“Bukan urusanmu, aku di sini ingin melihat senja.”

“Senja sudah hilang.” ucapnya dengan mata tajam.

“Kenapa kamu berbicara seperti itu? pasti ada senja di sekitar sini.”

“Sebaiknya kamu meninggalkan pantai ini, kalau tidak kamu akan menghilang.” ucapnya sambil berjalan meninggalkan pantai.

“Heiiii, tunggu.” aku berteriak dan ikut meninggalkan pantai.

Wajah pria itu sangat tampan, tingginya juga lumayan, berkulit putih tapi dia tiba-tiba pergi membuatku semakin penasaran. Aku yakin dia tahu sesuatu mengenai keanehan di pantai ini.

Tiba-tiba badanku menggigil kedinginan, kulitku sudah mengkeriput, dan aku sangat lemas. Rasanya kaki ini sudah tidak kuat untuk melangkah mengejarnya. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke hotel tempat aku menginap.

Sesampai di hotel, aku langsung menceritakan kejadian aneh di pantai pada sahabatku. Awalnya dia mau ikut ke pantai bersamaku, tapi ada seseorang yang menyampakan kepada kami kalau pantai itu berbahaya, jadi dia memutuskan untuk balik ke hotel. Sedangkan aku tidak takut sama yang dibilangnya, aku penasaran hingga mengantarku ke pantai. Percuma saja aku jauh-jauh datang ke sini liburan kalau tidak ke pantai. Pantai itukan menjadi objek liburanku.

***

Setibaku di hotel aku langsung mengetuk pintu kamar.

“Helena, Hel, Hellllllllllllll.” teriakku kesal.

krek suara pintu terbuka pelan-pelan. Ku lihat wajah Helena sembab seperti orang baru bangun tidur.

“Lama banget sih buka pintunya, aku sudah menggigil ni.” sambil menahan bibir yang menggetar kedinginan. Tanpa basa basi lagi aku langsung masuk ke kamar.

Helena adalah sahabat terbaikku, mulai dari satu SMA, kuliah dan akhirnya kerja bareng. Sahabat paling setia menemaniku kemanapun aku mau pergi. Orangnya sangat baik, tapi mempunyai kebiasaan yang aneh, kalau diajakin liburan paling suka tidur di penginapan. Tapi dia setia nemani langkah panjangku.

Oh iya sampai lupa kenalkan namaku. Namaku Riri. Aku gadis cantik, tapi tak cantik-cantik banget, biasa saja. Baik juga tak baik-baik banget, biasa-biasa saja. Seperti lagu roma irama yang sedang-sedang saja. Hahaha apa hubungannya, lupakan sejenak itu karena hanya leluconan saya ketika berkenalan sama orang baru. Biasanya orang-orang menjuluki aku ratu pantai yang selalu penasaran. Maklum aku selalu menceritakan pantai indah itu ke semua teman-temanku, hingga terciptalah julukan itu.

“Ri, Hello Ri. Sadar sadar kamu kesambet setan pantai ya?” panggilnya yang menghentikan lamunanku.

“Hem, enggak lah.” sautku sambil masuk kamar.

Sehabis mandi aku merebahkan badankku di kasur yang empuk. Rasanya aku lelah bermain di pantai dan mengejar orang aneh itu. Sambil merebahkan badan aku memulai pembicaraan kepada Helen. Aku menceritakan kejadian aneh di pantai tadi secara detail. Tapi Helan tidak merespon pembicaraanku, dia diam dan hanya menganggu-anggukan kepalanya saja.

“Hel kamu harus dengar ceritaku. Tadi aku melihat kejadian aneh di pantai itu. Aku sudah nunggu lama kedatangan senja tapi tak ada terlintas sedikit pun. Dan yang lebih anehnya tak ada satu orang yang berada di pantai itu. Tiba-tiba aku melihat ada seseorang pangeran, eh pria tampat di situ, tapi dia langsung pergi.” ceritaku panjang, bla, bla, bla. Tapi Helen tidak merespon juga dan ku lihat wajahnya ternyata Helen sudah tidur.

“Percuma dong aku cerita panjang kalau kamu sudah tidur” ucapku kesal, sambil melempar bantal kearahnya.

***

Keesokan harinya, kemilau sinar matahari masuk dari celah lubang jendela. Terdengar suara burung bernyanyi, suara gercing ombak, dan suara angin beterbangan, suara itu sangat indah didengar

“Semangat pagi.” teriak ku penuh semangat sambil membuka pintu jendela agar udara pagi masuk dan dapat menghirupnya.

Aku dan Helan sudah siap melanjutkan liburan di hari kedua. Hari ini kami berjalan mengelilingi pusat perbelanjaan. Membeli barang-barang khas kota sini untuk dibawa pulang. Jadwal liburan kami hanya tiga hari dan harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

“Helen habis ini kita ke pantai lagi yuk.” ajakku dengan nada merayu.

“Ngapain sih kesana Ri? kan sudah semalam, mau ngapain lagi.” jawabnya sewot.

“Aku masih penasaran kejadian semalam. Kamu tahu aku kan, aku selalu penasaran dengan kejadian aneh. Ayoklah Hel.” rayuku agar Helen mau nemani ke pantai.

“Ya sudah ayok..” Helen langsung menarik tanganku, aku pun tersenyum paling lebar kepada Helen.

***

Sesampai di pantai, tepat pukul 17.00 Wib. Situasi yang sama seperti semalam aku lihat. Tapi ada yang berbeda. Banyak perahu nelayan yang berjajar dan sudah terhiyas oleh kertas warni-warni. Aku terdiam dan terpaku kebingungan. Apalagi Helen yang tak tahu apa-apa.

“Ri aneh banget sih pantai ini, lihat tuh banyak banget perahu nelayan sepertinya mereka akan mengadakan festival.” ujar Helen yang bingung.

“Iya aku juga bingung sama ni pantai, semalam aku gak lihat perahunya secantik ini.” sautku sambil menggaruk-garuk kepala.

Tiba-tiba ada suara dan bayangan hitam berada didekat kami.

“Heii ngapain kalian berdua di sini?”

“Haaaaaaaaaaaa.” teriak kami serentak. Suara itu mengejutkan kami dalam lamunan dan  kebingungan.

Setelah kami berbalik kebelakang ternyata sudah banyak kerumunan orang-orang. Dan ada laki-laki yang aku jumpai semalam di sini, dia juga yang mengagetkan kami.

“Maaf, maaf sudah membuat kalian kaget.”

“Kamu yang semalam ngomong sama aku kan? apa maksud kamu ngomong seperti itu semalam? dan kenapa hari ini ramai sekali?” pertanyaan-pertanyaan yang membuat penasaran keluar dari mulutku.

“Hari ini ada festival para nelayan yang digelar tiap tahunnya. Semalam memang sengaja para nelayan itu tidak melaut karena mempersiapkan untuk perlombaan hari ini. Dan biasanya satu hari menjelang festival tidak ada yang boleh ke pantai. makanya aku tegur kamu semalam.” jelasnya panjang, membuat mata ini enggan untuk berkedip melihat ketampanannya.

Mendengar penjelasannya itu membuatku semakin penasaran dengan festival ini. Akhirnya kami ikut menyaksikan perlombaannya dan tetap berada di tepi pantai hingga perlombaan berakhir.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis