Sebuah Curahan Tentang Hatiku yang Tak Mau Berpaling Dari Kenangannya

CUPLIKAN CERITA

Advertisement

"Tidak ada kata yang bisa melukiskan perasaan ini. Mungkin, beberapa kata akan ku tuliskan walau tak semuanya dapat terlukiskan dengan kata-kata. Memang, tidak ada kata yang bisa melukiskan perasaan ini yang sesungguhnya. Jauh dari dalam lubuk hatiku, pintu itu masih saja kosong melompong. Bahkan udara pun tak bergeming, hening saja, belum ada oksigen. Malam itu kita bertemu lagi setelah satu tahun berlalu. Mereka berlalu saja dengan seenaknya, pagi berganti malam, bangun tidur lalu tidur lalu bangun kemudian tidur lagi. Namun, hati ini tetap saja masih mencintaimu.

Terkadang kalut, rasa-rasanya sekarang dia makin jauh saja. Tapi terkadang, aku juga merasa sangat dekat. Rasanya sedih kalau ingat dia terus, entah kenapa melupakan orang itu tidak semudah kita dapat mengenalnya. Jadi, aku semakin kalut aja. Entahlah apa yang ada dalam fikiranku ini, segala sesuatunya menjengkelkan kala harus ingat tentang dia. Satu hari saja tidak pernah hilang dalam fikiranku. Sebenarnya, aku juga bingung, udah banyak orang yang jelek-jelekin dia tapi tetap saja hatiku masih terpaut sama dirinya, udah berapa kali dia melakukan hal-hal yang tidak baik tetapi entah kenapa hatiku tak mau berpaling mengenangnya.

Kalau saja, kemarin kita biasa saja mungkin sampai sekarang situasinya pasti berbeda. Aku gak tau sih akan jadi apa, tapi aku tetap bersyukur, paling tidak mungkin inilah berkat Tuhan yang masih terselubung itu. Nantinya, tepat pada waktu yang tepat, pasti ada dimana waktu Tuhan akan menjelaskan sejelas-jelasnya pada ku apa yang akan terjadi nanti. Inilah kekuatan kepercayaanku, aku yakin, kalau memang kita harus bertemu, nanti kita juga bakalan ketemu. Katamu, kau rindu, kau sayang, kau cinta atau mungkin lupa, aku juga gak tau. Tapi satu hal yang perlu kau tau, aku gak pernah lupa. Seharusnya aku juga ikut lupa.

Advertisement

Jadi, tepat pada malam hari ini, aku mendeklarasikan keyakinanku itu. Kalau memang kita tidak bertemu, pasti nanti ada waktu dimana aku sudah bisa menerima diriku bukanlah bersama dirimu. Kalau saja, perasaan menyesakkan ini belum berakhir berarti Tuhan masih menunda dan Ia punya otoritas di dalam kehidupanku yang tidak dapat diganggu gugat.

Setiap hari selalu ku doakan yang terbaik. Bersama adalah yang terbaik dan tidak bersama adalah yang terbaik dari yang paling baik. Perasaan tak bisa dipaksa. Terserah kamu, kamu maunya bagaimana. Tapi sampai saat ini saya masih setia sama kamu. Kamu minta saya datang, saya akan datang seberusaha mungkin yang saya bisa. Kalau kamu mau aku ingin melupakanmu, it’s no matter. Hanya saja aku butuh waktu untuk mengosongkan hatiku lagi."

Advertisement

PERSPEKTIF YANG LAIN

Dalam Kisah cinta ada dua hal yang kita butuhkan, yaitu Tuhan dan Waktu. Atau sebenarnya Waktu bersama Tuhan. Kehidupan memang menyakitkan sekali dan tidak ada yang adil menurut kita, sebab kita memang tidak berasal dari dunia melainkan dari sang sumber Keadilan itu sendiri. Ada kalanya, dalam hal gagal pacaran, kita terkadang bingung dan menyulitkan perasaan kita sendiri. Kita mengatakan bahwa kita butuh waktu untuk melupakannya, padahal sebenarnya yang kita butuhkan adalah waktu bersama Tuhan untuk benar-benar mengerti apa yang menjadi kriteria kita dalam mencari pasangan. Bukannya kita tidak bisa melupakannya tetapi hati kita saja yang tidak mau melupakannya. Ketika Tuhan menciptakan mu, Ia juga sedang melirik ciptaan-Nya yang lain. Artinya kita tidak pernah berjalan sendiri di dunia selain bersama dengan Tuhan, kecuali jikalau memang panggilan manusia itu tidak menikah tetapi hanya ingin fokus melayani Tuhan. Cinta itu tidak buta, apalagi rumit. Pengorbanan dan umpan balik. Artinya respect and responsible, sama seperti Tuhan mengasihi dan mencintai manusia yang penuh dengan keberdosaan. Tuhan berharap agar bukan hanya Ia yang mengasihi kita, tetapi bagaimana kita uga sebagai manusia ciptaan-Nya dapat mengasihi Dia seumur hidup.

Jadi, cerita yang diatas hanya sekedar mengingatkan kita untuk beberapa hal. Mengapa kita harus mempunyai standar yang tinggi untuk manusia sedangkan standar yang tinggi hanyalah milik Tuhan. Tuhan memang berotoritas dalam hidup kita, tetapi masakah kita sendiri berotoritas untuk sesuatu yang menyakitkan hati kita sendiri dengan membiarkan perasaan yang salah itu selalu ada dalam hati? Hati manusia memang diciptakan dalam keadaan ruang kosong yang sangat besar. Tujuannya agar manusia selalu dapat mencari apa yang lebih tinggi di dalam hatinya yaitu Tuhan. Saya percaya jodoh ada di tangan Tuhan, tetapi manusia juga punya andil untuk berjuang dan mempertahankan hubungan dalam kebenaran kasih Tuhan itu sendiri.

Berdoalah untuk semua hal, bukan hanya soal tentang dia dan diri kita pribadi masing-masing, tetapi bagaimana melalui hubungan itu ada jenjang yang lebih tinggi lagi, yaitu untuk melaksanakan Mandat Budaya supaya manusia memenuhi bumi dengan segala sesuatu untuk memuliakan nama Tuhan, dan juga untuk melaksanakan Perintah Agung supaya satu sama lain saling mengasihi, bukan saling menyakiti sama seperti Tuhan yang terlebih dahulu menyayangi kita umat-Nya.

Keep Trying For This One 🙂 Selamat berbahagia dan selamat mengasihi 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini