Entah dari mana istilah ghosting ini berasal. Namun kehidupan percintaan muda-mudi akrab dengan penggambaran ini. Secara garis besar, dia yang berharga menghilang tiba-tiba dari hidupmu tanpa penjelasan dan bagaimanapun kamu mencoba untuk meminta keterangan, dia sudah menunjukkan sikap tak mau berkomunikasi lagi denganmu. Dan tentu saja ini menyisakan rasa sakit yang lebih mendalam buat yang ditinggalkan, meskipun buat yang menghosting mungkin juga berat hati.
Pertama kali kamu mengalami ini, wajar jika kamu masih beranggapan bahwa kamu bisa mencoba melakukan segala cara untuk membangun jembatan pembicaraan itu. Namun jangan kaget jika seberapa besar usahamu tak akan memperbaiki kondisi malah yang ada membuat dia semakin tidak nyaman dan akan makin menjauh darimu.
Kalau kamu sudah mencoba menghubunginya lewat akun media sosial, sms, telepon, dan bahkan email namun dia tetap tak merespon. Sudah cukup, hentikan perbuatan sia-siamu. Mengakhiri hubungan dengan bersikap ghosting mungkin sudah jadi pilihannya. Memang pilihan yang egois sebab suatu hubungan tak dimulai dari seorang tapi dia mengambil keputusan sendiri dan kamu juga harus mulai membuat keputusanmu.Â
Hargai dirimu sendiri lebih dari apapun di masa sulit adalah hal yang penting. Mencintai dirimu sendiri tak berarti egois tapi menjagamu sebagai pemeran utama. Bagaimana cerita kehidupan dapat berjalan tanpa pemeran utama yang mengambil peran? Seusai kamu berhasil menghibur dirimu, mulailah hargai keputusan pasangan atau orang yang menghostingmu.
Alasan dia melakukannya padamu mungkin sangat penting bagimu. Tapi meskipun kau tak akan pernah dengar atau mengerti alasannya, memang sudah tak ada alasan untuk cerita kalian berlanjut. Mulanya, dia tidak menginginkannya dan kemudian kamu akan perlahan melepaskan. Jika sebuah cerita hanya memiliki satu aktor atau bahkan kehilangan keduanya, memang sudah begitulah akhir ceritanya, relakanlah.
Ajaibnya ketika kamu sudah merelakan yang terjadi, lambat laun kamu mulai merajut cerita baru. Mungkin masih dengan dirimu sendiri atau sudah ada orang lain masuk dalam lembaran ceritamu. Apapun itu, kamu hari ini sudah lebih kuat dari kemarin dan dirimu hari ini tak sama dengan kemarin. Kita terkadang sering merasa orang lain berubah drastis karena meninggalkan kita begitu saja. Tapi saat kita memilih untuk melanjutkan hidup, maka kita pun sedang berubah. Dengan memahami ini, kita tak melulu merasa menjadi korban yang tak berdaya. Kita korban selamat dari ghosting.
Dan jangan jadi pelaku kalau kamu sudah tahu rasa beratnya dighosting. Hubungan yang dimulai baik-baik, sudah selayaknya diakhiri dengan baik jika memang harus begitu. Luka memang bisa sembuh oleh waktu dan perlakuan yang tepat, namun bekasnya bisa saja terbawa sampai kapanpun. Mari sisakan bekas yang indah dan bukan sebaliknya.Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”