Sebab, Sejatinya Memilih Teman yang Baik Sebelum Bersahabat adalah Hal yang Penting

Bahkan tidak menutup kemungkinan sahabatmu adalah pasangan hidupmu, belahan jiwamu

Teman dan sahabat adalah orang-orang yang terpilih untuk dekat dengan kita. Mereka tereleminasi  karena waktu ataupun keadaan. Seorang sahabat dapat menjadi seorang teman, tetapi seorang teman belum tentu dapat menjadi seorang sahabat. Ada dua orang yang dipertemukan, kemudian menjadi seorang teman. Setelah sekian lama hubungan pertemanan itu berubah menjadi persahabatan. Hal itu terjadi bukan karena keterpaksaan, tetapi karena takdir dan juga ikrar yang mereka buat atau bisa jadi mengalir begitu saja.

Advertisement

Ada dua orang yang dipertemukan, kemudian menjadi seorang teman. Setelah sekian lama hubungan pertemanan itu berubah menjadi renggang. Ada dua orang yang dipertemukan, kemudian menjadi seorang teman. Setelah sekian lama hubungan pertemanan itu berubah menjadi persahabatan namun semu.

Ada dua orang yang dipertemukan, kemudian menjadi seorang teman. Setelah sekian lama hubungan pertemanan itu berubah menjadi persahabatan tetapi hal itu berubah seiring berjalannya waktu. Entah karna kesibukan masing-masing atau kehadiran teman yang baru.

Ketika salah seorang teman atau sahabat merasa dirinya lebih hebat, lebih pintar, lebih populer, lebih cantik atau lebih dari segala-galanya, maka tidak menutup kemungkinan dia akan merasa “Oh! Akulah sang leader, aku lebih baik dari dia ataupun mereka,” Lebih-lebih ketika seorang teman atau sahabat sudah mulai lupa diri. Semua yang menjadi milikmu harus dimilikinya juga. Semua yang kamu dapatkan, harus didapatkannya juga. Tidak ada yang boleh memiliki lebih dari apa yang dia miliki atau dia akan melakukannya dengan cara paksa.

Advertisement

Ya, bukan tidak mungkin seorang teman atau sahabat akan berlaku demikian. Menusukmu dari belakang, bagai duri dalam daging. Bermuka dua? Bisa saja terjadi. Berharap dia akan membantumu disaat kesulitan seperti kamu membantunya disaat kesulitan juga? Jangan harap! Dia yang bersifat seperti itu tidaklah layak menyandang predikat sebagai seorang sahabat. Tapi tenang. Masih ada orang yang benar-benar sersifat dan bersikap layaknya seorang teman atau sahabat. Bahkan, ada yang sudah dianggap seperti saudara sendiri walau tanpa hubungan darah sedikitpun.

Sekarang keputusan hanya ada di tanganmu. Kamulah yang menentukan, dia teman atau seorang sahabat? Dia teman atau musuh dalam selimut? Tak perlu khawatir, setiap manusia yang menjalani interaksi sosial akan mengalami yang namanya “seleksi”. Seleksi pertemanan adalah sebuah hal yang wajar. Yang perlu diingat adalah dalam hal ini, aku bukan ingin membandingkan atau menjelekkan teman maupun sahabat.

Sebab, sejatinya memilih teman yang baik sebelum melangkah ke jenjang persahabatan adalah hal yang penting. Memilih sahabat sama dengan memilih belahan jiwa. Bahkan tidak menutup kemungkinan sahabatmu adalah pasangan hidupmu, belahan jiwamu. Ya, hal itu bisa saja terjadi. Jika Tuhan sudah berkehendak, siapa yang tahu? Sedikit pesan dariku untukmu, bukankah memiliki sedikit teman yang berkualitas jauh lebih baik daripada memiliki banyak teman yang bermuka dua?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tertarik dunia tulis menulis sejak bangku SMP. Aku suka menulis puisi dan kata-kata motivasi. Hasil karyaku aku bagikan di blog pribadi aku. Selain menulis puisi, aku juga tertarik dalam bidang fotografi. Beberapa hasil foto aku bagikan di instagram. Kalau penasaran bisa kalian cek sendiri ya. Xoxo.