Setelah Berkali-kali Salah Menentukan Pilihan, Kini Saya Serahkan Perihal Jodoh pada Tuhan

Jadi, sudah siapkah kita dekat dan mendekati-Nya?

Ketika hati dapat merasa tapi mulut tak dapat berucap. Bahu mampu menyandar tapi mata tak berani menatap. Raga dapat melindung tapi jemari tak mampu meraih. Disitulah aku mulai tersadar, ada hal besar yang harus aku persiapkan.

Advertisement

Menaruh hati yang lama tak terisi memang bukan perkara mudah. Tapi percayalah, semua akan indah ketika kau memperlakukannya sebagaimana mestinya. Kau tak perlu berlebihan dalam berpenampilan, karena kesederhanaan membuatmu terlihat nyaman. Tak perlu juga terlalu sering mengabari, lebih dari cukup ketika aku tahu kabar baikmu hari ini. Yang terpenting bukan sesering apa kita berkomunikasi, tapi sebesar apa komitmen kita untuk saling menghargai.

Kau memiliki dunia yang sedang kau jelajahi saat ini, begitupula denganku. Kau memiliki teman dekat yang sudah lebih dahulu kenal sebelum kau mengenalku. Kau memiliki sebuah ambisi untuk mewujudkan semua cita-citamu, pun sama denganku. Menghargai untuk saling mengerti akan lebih terlihat dewasa, daripada rasa cemburu yang tak tahu jelas alasanya.

Kita pernah menjadi bagian dari masa lalu. Kau memiliki berbagai kisah perhelatan diri yang telah mengantarkanmu sejauh ini. Kau pernah merasa senang dengan dia yang telah kau sayang. Kau pernah merasa kecewa dengan dia yang membuatmu terluka. Kau pun terkadang terlihat marah, dengan dia yang tak tahu caranya menjaga amanah. Dari sini kau mampu belajar, kau pun harus sebisa mungkin mengikhlaskan. Belajar untuk terus menghargai setiap proses kehidupan dan mengikhlaskan setiap harapan yang berbanding lurus dengan kenyataan.

Advertisement

Aku tak jauh berbeda dengan ceritamu. Terlampau sering menemukan kesalahan dalam menaruh pilihan, membuatku lebih berhati-hati dalam memilihnya kembali. Apalagi setelah ada insiden kecil yang merenggut setengah kebahagianku dari kedua orangtuaku. Akupun semakin tersadar, cinta tidak dapat kita temukan secara instan. Perlu adanya sebuah keteraturan yang membuat pribadi kita lebih kuat saat terjatuh, mampu tegar saat bertengkar, berani saat dihakimi dan dewasa saat menentukan pilihan.

Memang benar apa yang banyak orang katakan, menemukan pasangan memang bukan perihal kecepatan melainkan ketepatan. Buat apa mencarinya dengan cepat-cepat kalau pun ujung-ujungnya tidak tepat? Soal ketepatan memang berbicara perihal waktu, misteri dan konsekuensi. Perihal waktu karena tidak ada satupun yang tahu kapan saat itu akan tiba, sedangkan misteri selalu hadir menjadi garis rahasia dan dibalik itu semua akan ada sebuah konsekuensi yang akan kita terima.

Advertisement

Sejauh ini aku masih yakin, sebagaimana keyakinan mengantarkanku ke dalam ruang pelamunan. Aku telah berjanji akan menempatkan hati untuk seseorang yang bisa mendekatkanku dengan DIA yang menghidupkanku. Bagiku tidak ada perasaan yang boleh tergadaikan, kecuali perasaan yang terus mengantarkan kedekatan kita dengan pemilik kehidupan. Sebab, sehebat apapun kita berusaha, hanya dengan ketentuan DIA-lah kita akan tetap bersama.

Jadi, sudah siapkah kita dekat dan mendekati-Nya?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

Not that millennial in digital era.