Puisi 1:
Sayatan Emosi
Dalam lubuk hati yang sunyi
terukir luka-luka sayatan emosi yang mendalam
Seperti pisau tajam merobek-dunia
Rasakan kepedihan dan kepiluan yang tiada tara
Apakah kau masih ingat dengan kenangan kita?
Yaa, kita pernah saling mengisi jiwa lalu kau pergi meninggalkan luka
Bukan hanya luka juga pelajaran berharga yang takkan pudar
Seperti kisah pilu  tak pernah pudar walau waktu berlalu
Namun dari luka itu, puisi-puisi tumbuh merdu
Air mata menjadi tinta, dan kata-kata mengalir bak sungai derita
Seperti lukisan abstrak penuh makna dan warna
Warna-warna perasaan memenuhi palet diri
Biru merujuk pada ketenangan dan harapan yang membisu
Merah terbakar melambangkan hasrat yang membara
Dan hitam pekat menggambarkan hati yang kelam
Di dalam palet ini, kita menemukan diri kita tergores
Dalam medan perasaan yang menghadirkan hidup
Dengan spektrum yang tak terhitung
Puisi ini menjadi saksi bisu perjalanan jiwa
Mulai sayatan-sayatan emosi hingga cahaya kecil harapan
Dalam setiap bait terpancar keberanian untuk menghadapi diri sendiri
Serta  menyembuhkan luka yang menganga sekian lama
Puisi 2 :
Jejak Dalam Sunyi
Sunyi…
Engkau adalah orkestra eksistensi yang tak berdenting
Terdapat jejak irama jiwa yang bersarang
Bagaikan not-not halus yang mengisi ruang hampa
Memancarkan makna dalam setiap langkah
Jejak dalam sepi mengilhami perjalanan
Di tengah sunyi yang memeluk ruang dan waktu
Sepi bukan hanya tentang keheningan
Melainkan juga ladang di mana hati dan pikiran berbicara dengan jujur
Dalam jejak ini kita menemukan ruang untuk merenung
Menyisir detik-detik  merajut ingatan
Menggali kisah batin, dan menemukan hikmah dalam kata-kata yang terucap
Di dalam sunyi yang terpampang, aku dan jejak berbicara
Tentang jalan yang ditempuh, rintangan dan cahaya yang bersinar
Seperti dua teman yang merangkul dalam kedamaian
Kami merenung tentang arti keberadaan dalam langkah-langkah yang diam
Sunyi ini mengajarkan ketenangan, kesabaran dan keberanian
Dari jejak  sunyi ini aku menemukan rumusan tujuan hidup baru dan semangat hidup
Dimana mulai menghargai waktu yang seringkali hilang
Ditelan keriuhan dunia yang tak henti
Aku tau betapa sulitnya di posisi ini
Terpuruk diantaranya sunyinya hati
Berharap ada yang menemaniÂ
Nyatanya itu hanya mimpi
Biarlah jejak dalam sunyi menjadi cerminan diri
Sebuah catatan yang tulus tentang perjalanan kita
Dalam sepinya, terpola inti kebijaksanaan
Seperti permata yang berkilau di dalam langit malam
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”