Terukir serangkai coretan yang kutulis untuk hati. Terlukis wajah hangat dalam nyanyian senandung merdunya. Bintangku.  Antara jarak yang terbentang dikejauhan raga. Pada tempatku berpijak saat ini, pada tempatku berdiam diri, Pada tempatku berduduk dalam kenangan.
Aku percaya dan sangat percaya, karunia cipta kasih direlung hati yang melambung tinggi. Keyakinan diri kepada semesta, Kekuatan doa kepada-Nya yang menguatkan dan mendekatkan pada hati-Nya yang kan menguatkan dan mengubah segalanya.
Antara jarak dan waktu. Setiap fase perjalanan selalu mengandung hikmah. Kita. Ya, Sederet sebaris nama ku dan namamu pernah menjadi rangkaian kata kita pada masanya. Tak terelakkan, Tak terlupakan dalam nalar serta relung hatiku. Antara jarak dan waktu yang pernah kita lewati dahulu. Memberikan maknanya sendiri.
Bentangan hari-hari berwindu tak kunjung temu. Hanya tatap hangat bertitip salam kepada semesta pada kejauhan senjanya kita bersalam sapa. Hanya dalam hening doa kulambungkan harap. Hanya dalam dekap doa aku menjaga mu dan menyapa mu dalam butiran tasbih saat merindu. Aku yang hanya mampu memandangku dari kejauhan peufuk senjanya, bertitip salam hangat pada Allah Sang Maha Pemilik Takdir Kasih dan Hati.
Satu bintang ku. Bintang hatiku. Pada bentangan jarak meyakinkanku pada lantunan ayat suci yang menjadi saksi ditiap lembaran yang ku resapi seorang diri. Nyatanya relung hati ku masih berkutat ke arah mu. Aku melepasmu, sesak dan berat kala itu membayangi seluruh memori. Namun nyatanya lirih hati masih belum ingin beranjak pergi dari hatimu.
Ya, memang itu kamu, senjaku. Satu bintang harap yang namanya tak pernah absen dari deretan penjagaan bait doa ku kepada Allah. Aku tersayat saat melihatmu meratap terjerembab. Aku tersenyum saat kau mampu tersenyum kembali.
Meskipun pada jauhnya raga dan hari yang terbentang tinggi, Ada aku yang menepi. Bukan tugasku tuk memaksakan diri. Karena cinta tercipta memang dari hati. Apa yang kau tanam dari hati dan kau jaga dengan penuh kasih, Akan kembali pula kepada tulusnya hati di suatu hari nanti.
Belasan tahun bukanlah waktu yang singkat tuk kita menjajaki sebuah arti pengenalan diri serta kasih, Bahkan kita pernah melewati fase dimana kehilangan cinta yang sejati. Namun saat diriku kembali menemukan mu, Duhai sang penjaga hati di masa silam. Yang mampu menginspirasi, Yang mampu memberikan tulusnya hati, Yang mampu bijaksana menatap jejak demi jejak yang telah dilalui sepanjang dan sejauh ini, walaupun dirimu kini lantas kembali pergi. Lucu ya.
Unik sepenggal cerita kita. Rupanya jalan dari Allah pun mengijinkan kita tuk kembali saling bersapa dan sempat menetapkan hati pada satu hati. Sejak kau hadir kala itu, Aku seperti menemukan kunci hati. Dan setelah kau kembali hilang, Tetap saja hati ini belum ingin beranjak pergi memalingkan hatinya dari selain dirimu. Aku lebih memilih memasrahkan segala naluri kasih yang Allah letakkan dihatiku kepada hatimu kepada Sang Maha Pemilik Takdir Kasih Dan Hati. Biarlah waktu yang memulihkannya kembali.
Meskipun perihal kata hati, masih belum seutuhnya mampu melepasmu pergi. Aku kembali menepi. Mengikhlaskan segala rasa kepada Allah yang telah mempercayakan naluri rasa ini atas dirimu. Yang telah mengijinkan hati ini mengukir dan masih setia pada namamu. Aku lega. Karena aku menitipkan hatiku pada yang memang semestinya, yaitu kepada Allah Ta'Ala.
Hikmah yang terkandung did alamnya jauh lebih memiliki arti. Akan selalu ada hikmah dibalik setiap perjalanan yang dilalui.
Antara jarak dan waktu. Menguatkan diri kepada doa penuh pasrah dan harapnya kepada semesta. Tak terhitung tiada terkira. Jarak dan waktu mengajarkan arti kesetiaan berharap bertitip salam hanya kepada Allah Ta'Ala. Jika kau takdirku,
Suatu saat di waktu ke sekian pada saat yang tepat pijak diri pijak hati masih tetap pada satu bintang hati. Rasaku dan rasamu akan senantiasa dijaga oleh-Nya. Hati kita yang tetap satu tak pernah berlari dan mencari . Namun kan menemukan sejatinya hati berlabuh kembali pada satu bintang hati tuk saling melengkapi.
Ragamu menjauh pergi, Namun bisik hatimu tiap jengkalnya tiap titian langkah tak pernah kemana-mana. Kata hati dari bintang hatinya tak pernah menjauh pergi. Kita menanti dalam kepasrahan diri kepada Sang Maha Pemilik Hati. Kita menanti dalam sujud-Nya. Kita menanti dalam istikharah Titian kasih Ilahi Rabbi. Hingga pada saatnya nanti sebuah mimpi bukan hanya damba harap fana dan kosong.
Namun nyata adanya pertemuan kita kembali dijalan yang memang Allah ridhai. Dengan cara yang tak melewati batas diri. Sesederhana harap dan pintaku kepada semesta yang menggema dalam setiap sujud diri. Tak perlu orang lain mengetahuinya.
Karena sejatinya, cukup hanya Allah yang membersamai hatiku serta hatimu. Kita memang tak bertegur sapa. Kau pun memahami itu. Begitupun halnya diriku yang cukup mengetahui itu. Hanya Allah sajalah yang mengetahuinya serta mampu menjawab permintaan hati dengan caranya yang abadi dan suci.
Bekerja dengan rancangan terbaik-Nya. Keyakinan ku kepada-Nya tak pernah pupus dalam harap. Tak pernah padam. Aku sangat percaya pada takdir pilihan yang dihadiahi-Nya di suatu hari nanti. Hatiku lega karena ku menitipkanmu dalam setiap sujud ku kepada Allah. Yang hingga detik ini masih setia berharap tuk senyummu, kebaikanmu.
Dari setiap kata yang terucap mengandung do'a. Dari setiap harap yang terbesit selalu ada malaikat yang menjadi saksi serta turut mengaminkan di hati di benak diri. Setiap kalimat yang terurai adalah lantunan do'a pada setiap bautnya mempunyai harapan dan selalu bermakna.
Bahkan dalam mata terpejam pun bayangmu masih terasa dekat. Sungguh tiada dihati selain Allah. Dengan segala rancangan dan rahasianya. Bukan tanpa sebab jualah Ia menitipkan rasaku diatas rasamu yang masih terasa dekat dari hati.
#JarakMengajarkanku dari sekian makna dan hikmahnya sebuah arti fase perjalanan serta pembelajaran diri.
Sebuah penantian, sebuah ketulusan,sSebuah kesetiaan, sejatinya satu bintang hati. Sebaris namamu tak lekang oleh waktu. Sebaris namamu tersimpan disetiap sujudku. Pada sebaris nama dalam doa. Tentang Mu.
Karena cinta yang tercipta murni akan senantiasa terjaga. Cinta yang baik akan tetap baik terjaga oleh-Nya dan cinta yang tulus akan tetap tulus. Hingga pada jalannya nanti Allah yang kan memberikan jawaban arti dari semua yang terjadi. Akankah dengan bentangan jarak kita akan semakin dikenang.. dirindukan atau bahkan terlupakan?Â
Jika Allah menjaga hati kita. Hanya bentangan jarak dan waktu yang melangkah pergi. Namun tidak halnya dengan satu bintang yang masih menggenggam pada letak dekatnya hati. Agar kemurniannya tetap selalu terjaga oleh-Nya.
Hanya Allah Yang Maha Mengetahui segalanya dan berencana akan kehendak Terbaik-Nya. Semoga Allah senantiasa menjaga dan memelihara hati kita.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”