Hai,
Aku hanya sekedar ingin menyapa,
Menyapa kamu, yang dulu tak pernah lupa untuk aku sapa, di setiap waktu luang dalam hidupku,
Aku tau, sapaku hanya akan kembali menyakitimu,
Tapi, izinkan aku kali ini saja untuk menyapamu,
Untuk yang terakhir kalinya.
ADVERTISEMENTS
Entah mengapa,
Ketika aku terpikirkan untuk membuat tulisan ini, aku begitu merasakan sebuah rasa,
Menyesal?
Ya, itu pasti, aku menyesal,
Itu wajar, karena aku memilih untuk mengambil sebuah keputusan besar dalam hidupku,
Yang kini menyakitimu,
Yang kini membuatmu membenci ketika mendengar namaku,
Ya, membenciku.
ADVERTISEMENTS
Aku patut untuk disalahkan,
Tapi aku akan lebih salah, jikaku tak segera mengambil keputusan yang kini aku sedang aku jalani,
Keputusan yang sama sekali tidak pernah aku duga,
Keputusan yang akupun tidak menyangka,
Akan memutuskanya,
Ya, memutuskan asa kita, yang pernah kita rajut bersama, sekian lama.
ADVERTISEMENTS
Terimakasih,
Sekian tahun, kamu telah bersedia menemaniku,
Menemani menorehkan warna demi warna di kanvas yang pernah aku tawarkan,
Terimakasih,
Untuk kesediaanmu, menghabiskan sekian tahun bersamaku,
Berbagi segala rasa,,
Berbagi segala keluh dan kesah,
Berbagi canda dan tawa,
Berbagi airmata,
Berbagi bahagia,
Berbagi suka dan duka,
Berbagi,
Ya berbagi hampir sewindu hidupmu bersamaku,
ADVERTISEMENTS
Akupun tak menyangka,
Aku mampu menggantimu dengan dia,
Dia yang asing,
Dia yang baru,
Dia yang tak selama dirimu menemaniku selama ini,
Dia yang sebelumnya tak mengerti aku, semengerti dirimu,
Dia yang mungkin sebelumnya tak mencintaiku, sedalam cintamu,
Dia yang juga mungkin sebelumnya tak menyayangi dan mengasihi aku, seperti dirimu,
Tapi dia,
Dia yang mau belajar, dengan segala ketulusan hatinya yang mungkin setulus hatimu,
Untuk menjadi bagian dari hariku dan hidupku,
Dia yang berusaha untuk menjadi yang terbaik sepertimu dulu,
Dia yang berusaha mengertiku seperti dirimu,
Dia yang berusaha tak menyakitiku seperti yang pernah kau lakukan padaku,
Dia yang berusaha untuk membahagiakanku dengan caranya,
Dia yang kini menyerahkan seluruh hidupnya, hanya untuk aku,
Sama,
Sama sepertimu dulu.
ADVERTISEMENTS
Kita memang harus pisah,
Sudah saatnya kau lanjutkan hidupmu tanpaku,
Aku menyimpulkan itu,
Tuhan mengirimkan dia, tanpa memberiku alasan untuk menepisnya,
Supaya kamu melanjutkan hidupmu yang seharusnya,
Tuhan sayang kamu,
Tuhan sayang kita,
Karena itu, Tuhan menghentikan kita yang selama ini tak semestinya bersama,
Aku berharap kamu bahagia,
Karena akupun kini bahagia,
Bukankah cinta yang sebenarnya adalah, kita mampu bahagia melihat orang yang kita cintai bahagia?
Bahagialah,
Jangan pernah menyalahkan dirimu, atas semua yang terjadi,
Itu memang harus terjadi, untuk menjadi pelajaran kita,
Supaya kita menjadi pribadi yangg mampu melewat segala keadaan yang menyakiti,
ADVERTISEMENTS
Mungkin dengan perpisahan ini, kita bisa mengerti benar apa arti pertemuan kita,
Kamu,
Maafkan semua yang pernah lakukan dan katakan,
Aku tau, kata maafku takkan akan pernah mengobati rasa sakit yang aku torehkan dihatimu,
Maafku hanya akan menjadi benalu hatimu,
Tapi tahukah kamu?
Sampai nanti,
Maafmu akan selalu aku nanti.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.