"Pulo Samosir do haroroanku Samosir do Ido asalhu sai tong ingotonhu Saleleng ngolungku hupuji ho."
Sepenggal lagu tentang Samosir Danau terbesar di Indonesia sekaligus tempat wisata yang keindahannya sudah dikenal di seluruh dunia, sekaligus asal usul semua yang bermarga toba salah satunya boruku Situmorang. Meski bukan kampungku tapi aku selalu ingin kembali kesana.
Setiap tahun tepatnya di hari Natal, keluarga besar ku selalu kesana. Itu seperti agenda tiap tahun karena banyak sekali yang mau di kelilingi. Tapi semenjak Opung Doli kami meninggal kami sudah tidak pernah kesana lagi.
Aku selalu rindu untuk balik kesana. Entahlah, tapi di sana sungguh tenang mungkin karena di kota Medan ini sudah semakin sesak jadi suatu kerinduan untuk balik ke Samosir. Jika malam tiba, aku merasa jika suasananya mendadak romantis, tenang hanya terdengar suara jangkrik. Aku suka dengan suara jangkrik di malam hari seperti nyanyian pengantar tidur. Jika pagi tiba dari seberang sana aku bisa dengar suara ibu-ibu yang sudah mulai berjualan, suara kapal yang akan menjemput penumpangnya dan suara danaunya benar-benar menenangkan.
Nah, ini yang kami tunggu dulu waktu aku pergi bersama keluarga besarku. Sekitar jam 8 aku dan sepupuku sudah berlarian ke tepi danau sekedar mandi atau selfie atau jika norak kami datang kadang kami melambai ke arah kapal, padahal kami tidak kenal dengan orang-orang di kapal itu. Benar-benar rindu dengan momen itu.
Aku punya impian suatu saat nanti aku akan membangun rumah di daerah Samosir. Jika aku suntuk dengan rutinitasku, aku akan pergi kesana. Melihat airnya yang biru dan tenang, aku juga bisa mancing sepuasnya, aku bisa bertemu dan berbicara dengan orang-orang di sana sambil mengasah kemampuan bahasa batakku.
Mungkin jika aku punya waktu, aku akan datang ke sana lagi sekedar melepas rindu yang kuharap indahmu tidak akan pernah hilang.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.