Salting itu Perasaan yang Manusiawi, Kok! Apalagi Kalau Sedang Jatuh Cinta~

Nah, kamu harus menikmati masa-masa saltingmu ya!

Jatuh cinta, menjadi rangkaian dua kata yang membuat orang – orang dunia ini menjadi damai dan penuh kasih. Setiap orang memiliki beragam definisi tentang apa itu jatuh cinta, termasuk bagaimana cara mereka dalam mengekspresikannya. Mulai dari yang paling romantis, B aja, sampai yang tidak bisa diterima akal sehat, atau mungkin terkesan norak. Namun, yang pasti adalah semua orang berhak untuk jatuh cinta. Itu!            

Advertisement

Bertemu atau ngobrol langsung dengan seseorang yang kita suka tentu menjadi sesuatu yang menyenangkan, bukan? Bahkan, tidak bisa dijelaskan dengan kata – kata karena saking senangnya. Ada rasa yang berbeda dengan ketika kita hanya berinteraksi melalui telepon atau chat. Jantung berdebar – debar, senyum – senyum sendiri, hingga pikiran yang tidak karuan, akan mewarnai diri kita ketika akan bertemu dengan orang yang mereka suka. Demi terciptanya pertemuan yang berkesan, tak jarang kita melakukan persiapan ini itu agar sukses ketika bertemu dengan orang yang kita suka.

Salah satunya, menyiapkan bahan obrolan yang menarik agar pertemuan itu tidak garing. Tak lupa, outfit terbaik juga menjadi perhatian penting demi memberi kesan yang baik didepan si dia. Namun, ketika bertemu dengannya, alih – alih menjalankan semua rencana yang telah disusun, kita justru menjadi tidak karuan ketika sedang bersama dia. Sederhananya, kita sedang mengalami salah tingkah, atau biasa disebut salting.            

Salah tingkah atau salting, adalah satu dari sekian perilaku yang muncul dari diri seseorang yang sedang jatuh cinta. Salting  sendiri merupakan perasaan canggung seseorang dalam bertingkah laku, biasanya karena gugup, bingung, dan sebagainya. Salting  juga tidak memandang usia, status sosial, dan jenis kelamin. Nah, dalam konteks jatuh cinta, salting  terjadi ketika kita sedang bertemu atau sedang ngobrol dengan orang yang kita sukai. Bisa dikatakan, seseorang yang sedang salting  itu rasanya canggung – canggung bahagia gitu.              

Advertisement

Garuk – garuk kepala yang tidak gatal, banyak gerakan tidak jelas, sampai mau ngomong saja belepotan, adalah bentuk salting  yang paling lazim terjadi ketika sedang bersama atau ngobrol dengan orang yang disukai. Orang dengan gaya salting  seperti ini, sangat rawan untuk dibully ketika sedang bersama teman – temannya karena dia tidak akan melakukan perlawanan sedikitpun hehehe. Alih – alih melawan, dia hanya akan terdiam seribu bahasa. Tenggelam dalam perasaannya yang tidak karuan dihadapan sang pujaan hati.            

Namun, ada juga orang yang seperti ini ketika sedang salting, alih – alih menunjukkan gerak geriknya yang tidak biasa, justru dengan bangga dan pede-nya, dia akan mengakui dengan jujur kalau dia memang salting ketika sedang bertemu atau ngobrol dengan orang yang dia suka. Tentu terlihat aneh, bukan? Ini akan memunculkan pertanyaan baru, apakah dia memang benar – benar salting? Atau, justru ke-saltingannya itu sebagai legalitas di depan teman-temannya, sehingga mereka tidak membully kalau dia memang salting.            

Advertisement

Setelah melihat bentuk salting yang dilakukan seseorang ketika sedang jatuh cinta, ada satu hal yang harus kita pahami : nikmati saltingmu dengan sepenuh hati! Mungkin, beberapa dari kita akan menyesal sudah salting ketika sedang ngobrol atau bertemu seseorang yang dia suka. Salting membuat waktu yang harusnya bisa digunakan untuk quality time, justru habis digunakan untuk menutupi atau memperbaiki kesaltingan kita di depan dia.

Memang ada benarnya ketika orang salting, waktu kebersamaan yang dimiliki akan terbuang sia – sia. Belum lagi kesan dia, yang ternyata mengetahui, bahwa kita memang salting ketika sedang bersamanya. Namun, daripada kita berlarut – larut dalam penyesalan itu, mengapa kita tidak menikmati saja ke-saltingan itu?

Beberapa orang menganggap, perilaku salting menjadi tanda bahwa kita tidak bisa menguasai diri ketika sedang bersama seseorang yang kita sukai. Selain itu, salting juga menandakan bahwa kita lemah dalam berkomunikasi. Tentu, anggapan itu tidak salah. Namun, perilaku salting  tidak serta merta menjadikan kita terlihat rendah di mata orang yang kita sukai.

Sambil belajar berkomunikasi dan menguasai diri ketika suatu saat nanti bertemu dengan orang yang kita suka agar perilaku salting  tidak terulang kembali, ada sisi lain yang perlu kamu tahu dari saltingmu itu agar kamu tidak selalu menyesalinya di kemudian hari. Ketahuilah, dengan menikmati saltingmu, kamu akan merasakan nikmatnya jatuh cinta secara utuh. Bagaimana perasaanmu akan berdebar-debar dan pikiranmu menjadi tidak karuan ketika sedang menikmati kebersamaan bersama orang yang kita sukai.

Menikmati salting saat jatuh cinta menjadi tanda, bahwa kita memiliki cinta yang natural dan tulus tanpa dibuat-buat. Kita menerima dengan sepenuh hati akan hakikat kita sebagai manusia yang memiliki perasaan terhadap orang lain, yaitu cinta. Menikmati salting  artinya kita mensyukuri nikmat yang telah diberikan Tuhan kepada kita bagaimana rasanya ketika sedang dimabuk cinta.            

Jadi, pada dasarnya, salting  tidak semata – mata menjadi tanda, bahwa kita tidak dapat menguasai diri ketika sedang bersama seseorang yang kita suka, tapi itu adalah sesuatu yang normal dan bukan merupakan sebuah aib. Jadi, sekali lagi, yang dapat kita lakukan ketika salting  melanda adalah dengan menikmatinya!

Salting  mengajarkan kepada kita, bahwa jatuh cinta dapat membuat seseorang menjadi berbeda dari yang biasanya. Sekalipun salting , ada kebahagiaan yang dapat kita rasakan ketika bertemu dengan orang yang kita suka. Kita tidak perlu menyangkal mati – matian atas salting  yang muncul dari dalam diri. Berbahagialah kamu ketika masih memiliki rasa salting  ketika sedang jatuh cinta. Artinya, kamu masih memiliki hati yang tulus dalam mencintai seseorang. Jadi, selamat menikmati salting mu!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat balap bus Jawa Timuran