Salah Membaca Bahasa Cinta, Maka Perang Dingin yang Tak Terelakkan Menghadangmu!

Sudahkah mengenal bahasa cinta pasanganmu?

Seberapa banyak anak remaja, para pemuda, ataupun pemudi yang seringkali bertengkar hebat dengan pasangannya hanya karena asumsi? 

Advertisement

Lalu karena tidak pernah dibahas dan hanya dipendam sampai menumpuk, akhirnya pada satu titik paling puncak semuanya meledak. 

Dan ternyata sumbernya karena beda memahami bahasa kasih – bahasa cinta dari pasangannya. Dimana, si pria maksudnya bilang Holong rohakku tu ho, tapi si wanita bilang Aku tresno karo kowe. Maksudnya sih sama-sama mau bilang, Aku cinta kamu, tapi lah kok diungkapkan dengan 'bahasa' yang berbeda?

Iya, sebenarnya tuh ingin dipuji, dikasih waktu berkualitas, didengerin waktu cerita – curhat, dikasih bunga – hadiah atau kejutan lainnya, dihibur, digandeng waktu menyeberang, ditemeni nonton bola, main PlayStation, dan sebagainya. Tetapi, ya, karena tidak pernah disinkronkan dengan benar (baca:dikomunikasikan), jadi di satu titik tertentu 'perang dingin' menjadi tak bisa terelakkan. 

Advertisement

Hayohh, betul apa betul? 

Ada lima cara ampuh yang bisa dipelajari untuk menghadapi keadaan ini.

Advertisement

Lima cara ampuh ini dikenal dengan istilah bahasa cinta. Beberapa bahasa cinta ini dapat menghindarkan kita dari segala macam salah paham, 'ke-cool-an,' ke-cuek-an, ' atau bahkan 'perang dingin.' 

Seperti sudah beredar di banyak artikel, berikut rangkuman singkat lima bahasa cinta. Pertama, kata-kata pujian atau mendukung (kata-kata afirmasi). Bahasa cinta yang pertama ini menuntut kita untuk mau menggunakan kata-kata dengan nada rendah hati, atau diawali dengan kata ’tolong’ setiap kali meminta bantuan kepada pasangan. 

Selain itu, kata-kata penghargaan atau pujian di depan banyak orang, dibutuhkan oleh bahasa cinta jenis ini. Bahasa cinta ini menolak untuk dikritik di depan orang lain.

Hari ini ada kondangan ya sayang? // Nggak ada kok. // Tapi kok kamu keliatan kayak orang mau kondangan, cantik bet dah. // Ahh ayang bisa aja.

Kedua, tindakan melayani, yang artinya, mendapatkan bantuan dari pasangan. Pasangan kita akan merasa dicintai, ketika dibantu dalam mengerjakan sesuatu hal yang sulit atau berat. 

Kayaknya kamu capek ya? Masaknya nunggu aku libur aja, biar aku bisa bantuin kamu. // Ahh ayang pengertian bet deh.

Ketiga, menerima hadiah, yang artinya, memperoleh hadiah dari pasangan. Konteks hadiah disini, tidak harus yang mahal, cukup bermakna saja. Dan arti sebenarnya dari bahasa cinta ini adalah sebuah perhatian yang diberikan.

Halo ayang, emang hari ini hari apa sih? // Hari kamis. // Tanggal berapa coba? // Tanggal 17. // Terus kenapa kirim bunga ke kantor? // Emang kenapa? Apa salah aku kasih bunga buat calon ibu dari anak-anakku yang rajin bekerja dan menabung? // Ahh ayang sweet banget dah! Jadi makin cintah.

Keempat, waktu berkualitas. Dimana kita menghabiskan waktu bersama dengan pasangan. Tidak sambil bermain ponsel atau mengerjakan aktifitas yang lain, tetapi, memusatkan perhatikan satu dengan yang lain.

Membatalkan janji bersama, menunda waktu bersama, tidak hadir selama waktu bersama, bisa menjadi hal yang sangat dibenci bahasa cinta jenis keempat ini.

Ayang, kalau weekend nggak usah repot-repot masak buat aku ya? // Loh kenapa? Bosen sama masakanku ya? Atau nggak enak? // Bukan. // Terus kenapa??? // Tiap weekend mau ajak kamu jalan-jalan, terus makan diluar. // Ahh ayang, nih lope lope buat kamu.

Kelima atau yang terakhir adalah sentuhan fisik. Kita menerima sentuhan-sentuhan fisik dari pasangan. Seperti, bergandengan tangan atau berpelukkan.

Bahasa cinta ini tidak hanya menuntut kedekatan secara emosional dengan pasangannya, tapi juga, kedekatan secara fisik.

Ayang, kalau mau nyeberang jalan kabari ya. // Emang kenapa, ayang? // Biar cuma aku yang gandeng tangan kamu waktu nyeberang. // Ahh ayang nih bisa aja buat senyum-senyum sendiri. Sini, sini, aku cubit dulu pipinya.

Sudah mulai paham? Jadi, meskipun ada lima bahasa cinta, namun dalam diri masing-masing orang hanya ada dua yang paling menonjol.

Yuk, coba mulai temukan bahasa cinta kita dan pasangan!

Lah, tapi gimana caranya kakak? 

Gini, gini, caranya itu, pertama, lakukan tes lewat bertanya. Tanyakan pertanyaan-pertanyaan untuk benar-benar mengetahui bahasa cinta yang paling dominan dari pasangan kita. Misalnya, untuk membandingkan bahasa cinta menerima hadiah dan waktu berkualitas, kita bisa menanyakan ini, Ayang, kamu lebih suka aku kasih hadiah, atau ditemeni jalan-jalan? Atau untuk membandingkan bahasa cinta tindakan melayani dan kata-kata pujian, kita bisa menanyakan ini, Ayang, mau tanya lagi nih, kamu lebih suka aku masakin atau aku puji?

Nah, pertanyaan-pertanyaan ini harus dikembangkan dan ditanyakan beberapa kali untuk bisa benar-benar yakin tentang bahasa cinta pasangan kita. 

Selain bertanya, untuk mengetahui bahasa cinta pasangan kita, kedua, kita perlu memperhatikan kebiasaannya. Perhatikan (dan cari tahu sebabnya) apa yang membuat pasangan kita senang, tidak senang, kesal, mengeluh, dan sebagainya. Apa yang paling membuat pasangan kita senang, itu lah bahasa cintanya.

Lalu, cara yang ketiga adalah, yaudah, dua itu aja, tidak perlu terlalu banyak. Karena yang paling penting, ketika sudah tahu, kenal, dan paham, harus segera diterapkan. Tak perlu menunggu lama-lama. Sehingga, perang dingin tak terelakkan bisa semakin berkurang mewarnai perjalanan hubunganmu dengan si ayang. Selamat mempraktikkan!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Shangrila.(n) ; any place of complete bliss and delight and peace→The Lost Horizon, James Hilton(England,1933)™ Passion Never Weak