Sajak Untukmu, Sesosok Pria Tangguh yang Kini Telah Melangkah Jauh dan Menyisakan Rindu

ADVERTISEMENTS

***

ADVERTISEMENTS

Teruntuk pria yang pernah sekali ku genggam tangannya,

ADVERTISEMENTS

Yang pernah sekali kulukiskan senyum diwajahnya,

ADVERTISEMENTS

Ku getarkan hatinya dan ku abaikan rasa-nya

ADVERTISEMENTS

Kemudian memilih pergi

ADVERTISEMENTS

Dan kini kudengar dia t'lah termiliki..

***

Musim telah berlalu..

Rintik-rintik hujan menghanyutkan lamunanku

Membuka sisa-sisa kenangan bersamamu..

Terlintas sesekali senyummu dalam hayalku..

Hayalan yg bermain dalam imajinasi konyol dan berujung rindu..

……………..

Bagaimana mungkin hanya dengan mendengarkan lagu,

Hanya kebetulan melintasi tempat tertentu,

Tak sengaja mencium parfum mirip aroma tubuhmu,

Aku malah tersipu dan memutar kembali rekaman-rekaman cerita lalu..

………………

Ku sesali kebodohanku menyia-nyiakan kesungguhanmu..

Memberimu harapan semu

Mengacuhkan cintamu yang seputih salju..

Aku keliru, menguburmu hanya karena sebuah "ragu"..

Kini rindu menghukumku..

Menyeretku dalam sendu yang tak pernah berlalu..

Advertisement

………………

Meski kamu telah pergi dan termiliki,

Aku masih berdiri, disini..

Menepi dalam sepi dan sunyi..

Menyendiri dengan relung hati yang pernah kau isi..

……………….

Sungguh ini hanya pengharapan, pengharapan yg ku gantungkan di udara..

Yang suatu saat mungkin dapat kau hirup butir-butir rindu-ku yang bercampur lara….

Pengharapan yg aku titipkan dalam sinar bulan dan bintang..

Pengharapan yg tidak dapat diraih oleh sembarang orang.

Pengharapan yang tidak akan tumbang meski ombak menerjang.

……………….

Harapan itu tidak akan kandas..

Harapan untuk mencintaimu lebih bebas..

Harapan untuk dapat memilikimu lebih jelas..

…………………

Harapan itu ada disetiap saat..

Tak pernah hilang meski matahari bersinar terang,

Tak pernah sembunyi meski pelangi menepi,

Tak pernah bingung meski langit sedang mendung

Tak pernah kabur meski hujan mengguyur

Tak pernah mengikis meski sinar bulan menipis..

……………….

Kuharap harapan itu menyentuh relung jiwamu

Membisikan namaku,

Menghangatkan hatimu,

Lalu menuntun langkahmu kembali menuju pelukanku…

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Saat matahari terbit, Aku bersembunyi.. Aku baru diperjalanan ketika senja mengantar matahari pulang keperaduan.. Diperbatasan menjelang petang, aku pelan-pelan datang.. Kemudian petang datang dan gelap membentang.. Disitulah baru aku berpendar.. Tak jarang aku datang bersama bintang dan meteor untuk sempurnakan sinar.. Akulah bulan- yang sedikit berubah menjadi wulan.. Membantumu memandang keindahan ditengah kegelapan.. Mengistirahatkan kilau yang bisa membuatmu silau.. Akulah bulan- yang memberikan kenyamanan dalam sepi... Waktu dimana kamu harus menepi.. Untuk sekedar bermimpi.. *Wulan*

10 Comments

  1. Fajar Rizky berkata:

    ini cerita siapa ka�

  2. Wulan Anggraeini berkata:

    Pengalaman pribadi hahaha