Sahabatku, Kepergianmu Memang Menguatkanku. Namun Sebenarnya Aku Rindu Juga Bersua denganmu

kepergian sahabat

Dear, sahabat, aku rindu. 

Advertisement

Itulah kata yang ingin kusampaikan, setelah kau pergi tanpa berniat kembali lagi. Aku berjuang untuk hidup lebih baik tanpamu. Saat kau pergi segala sesuatu terus bergerak, berubah sesuai dengan kehendak yang mengatur. Aku tertatih menata hati dan mimpi, mulai melalukan segalanya sendiri.

Kadang aku harus menghela nafas panjang karena realita sering mempermainkanku. Jika dulu dengan mudah kuceritakan segalanya padamu. Sekarang aku hanya bisa bercerita pada-Nya. Aku tahu Dia lebih mendegar daripada dirimu. Namun, tetap saja aku butuh orang yang menepuk pundakku dan mengatakan, tidak apa-apa atas apa yang terjadi.

Sahabat, aku merindukan saat kita melakukan tugas maraton. Apakah kau juga demkian? Dulu kita sering menghabiskan waktu untuk jungkir-balik mengerjakan tugas dengan dalih demi masa depan. Saling membantu mengatasi masalah. Saling mensuport di kala kalah dan tersenyum bersama saat berhasil. Meskipun kadang kita sering berselisih paham pada beberapa hal, tetapi setelahnya pasti kita akan kembali menjalin persahabatan yang lebih erat karena merasa telah lebih mengenal sifat masing-masing. 

Advertisement

Sahabat, kebersamaan kita memang begitu singkat, sesingkat mekarnya bunga pukul sembilan. Kau pergi bukan tanpa pamit, malah pergi dengan meminta izin. Meminta aku bahagia setelah kau memilih jalan yang ingin kau tempuh tanpa aku. Tanpa bisa bersama lagi. 

Terlalu egois jika aku memintamu untuk tetap bersama. Sebab, kita sudah punya jalan takdir yang berbeda tentunya. Kau dengan tekad yang kuat. Saat itu aku melihat bahwa itulah keinginan terbesarmu. Dengan berat hati aku melepasmu. Membiarkan dirimu mengapai apa yang kau impikan. Memberimu ruang untuk berkembang. Dan tentu memberiku waktu untuk lebih mengandalkan diri. 

Advertisement

Ini salah satu masa terberat dalam hidupku. Aku kehilangan satu kaki untuk melangkah. Setiap kali aku berjalan, rasanya aku seperti orang pincang meski dapat berjalan normal. Tak ada yang tahu jika ada bagian yang retak dalam diri ini. ada bagian yang hilang.

Sahabat, setelah 5 tahun tanpa kabar, kuharap kau bahagia. Sampai detik ini aku belum menemukan orang sepertimu. Karena memang kau hanya satu. Nanti aka kuceritakan pada siapapun yang ingin mendegarku bahwa aku pernah memilki sahabat sepertimu. Aku pernah dikuatkan olehmu. 

Di dunia yang serba canggih ini, aku bahkan tak bisa menemukamu. Kau seperti hilang ditelan bumi. Namun, mungkin itulah akhir cerita kita di dunia. Semoga di akhirat kelak kita masih bisa bersua sebab aku pernah mendengar akan ada perjumpaan bagi orang-orang yang pernah bersama di dunia, dan kau salah satu oarng yang ingin aku temui. 

Terima kasih sudah hadir memberiku begitu banyak kebahagiaan. Salam kangen dan rindu, dariku sahabatmu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Hanya orang yg ingin belajar untuk hidup agar menjadi lebih baik.

Editor

une femme libre