Sadikem Penunggu Jembatan Hitam (Bok Ireng)

Jembatan penghubung antara Maospati dengan Madiun, letak jembatan tersebut berada tepat sebelum pintu masuk kompleks AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia). Jembatan tersebut banyak bersenyalir kabar bahwa jembatan tersebut seringkali merenggut nyawa para pengguna jalan. Banyak sekali versi beredar dalam menceritakan kisah ini. Yakni kisah yang sejak lama tertanam dan tersebar di daerah tersebut, hingga jembatan penghubung antara Maospati dengan Madiun ini banyak orang mengenalnya sebagai jembatan angker.

Advertisement

Dikisahkan bahwa daerah tersebut dulunya terdapat sepasang calon pengantin, dalam tradisi Jawa bahwa sepasang pengantin apabila sebelum menikah diwajibkan untuk dipingit yaitu salah satu tradisi dalam proses pernikahan adat Jawa. Dalam tradisi Jawa ini, calon pengantin perempuan dilarang keluar rumah atau bertemu dengan calon pengantin laki-laki selama waktu yang ditentukan. Biasanya, keduanya tidak boleh bertemu sampai acara pernikahan tiba. Namun, kedua calon pengantin tersebut melanggar tradisi yang sudah sejak lama menjadi kebiasaan turun menurun. Kedua calon pengantin tersebut bertemu di bawah jembatan untuk melakukan hubungan terlarang.

Namun, tragisnya sang pengantin laki-laki pergi meninggalkan pengantin wanita dalam keadaan yang telah tiada nyawa. Entah apa yang telah dilakukan oleh sang pengantin laki-laki, namun keadaanya cerita tersebut sudah berkembang di lingkungan masyarakat. Versi lain menceritakan bahwa sang pengantin wanita tersebut meninggal dikarenakan tenggelam dalam sungai Bakung, yang dihubungkan jembatan Jiwan ini. Versi lainnya menceritakan bahwa sosok pengantin wanita meninggal dunia dikarenakan diperkosa lalu dibuang di bawah jembatan penghubung antara Maospati dengan Madiun tersebut.

Sosok Sadikem, masyarakat mengenalnya dengan sebutan Sadikem. Yakni nama pengantin wanita yang seringkali muncul meneror warga setempat ataupun pengguna jalan yang seringkali melewati jembatan penghubung antara Maospati dengan Madiun tersebut. Banyak informasi yang didapat dari warga setempat menjelaskan bahwa mereka kerap kali diwujudkan sosok pengantin wanita ini. Berdasarkan keterangan dari salah satu narasumber yang bertempat tinggal di daerah tersebut menceritakan "Aku iki kesel lagi teko omah, ora ono panganan". Artinya, "Aku ini capek baru saja sampai rumah, tidak ada makanan."

Advertisement

Namun, setelah narasumber tersebut merasa kesal, beberapa saat kemudian terdapat beberapa makanan yang hangat telah siap dihidangkan di atas meja makan. Narasumber tersebut merasa bingung hingga menanyakan ke salah satu anaknya. "Nduk, kuwi ana gule ning duwur mejo awakmu masak opo tumbas?" artinya, "nduk, itu ada gulai di atas meja kamu habis masak atau beli?" Lantas jawaban mengejutkan diterima oleh narasumber bahwasanya anak dari narasumber belum memasak apapun pada hari itu.

Cerita lain diambil dari kisah rekan Ayah saya sendiri, bahwa saat saya berusia 12 tahun yang mana saat itu Ayah membeli rumah di daerah perumahan Maospati Regency tetapi masih tahap pembangunan. Pada saat itu om saya hendak berkunjung untuk melihat perkembangan pembangunan rumah. Namun, nahasnya om saya mengalami peristiwa buruk yakni mengalami kecelakaan tepat di jembatan penghubung antara Maospati dengan Madiun tersebut. A

yah segera bergegas untuk datang ke lokasi dan membawanya ke rumah sakit di dalam kompleks AURI. Beberapa jam kemudian om meninggal dunia. Mungkin dengan banyaknya kejadian nahas di tempat tersebut membuat masyarakat semakin yakin bahwasanya sosok Sadikem seringkali jahil menganggu para pengguna jalan yang tengah lewat. Selain itu membuat kisah melegenda ini menjadi sangat melekat dengan kisah mistis yang terjadi pada jembatan tersebut. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini