Menikah Itu Bukan Prestasi, yang Bisa Terus Dipamerkan Hingga Akhir Hayat Nanti

Menikah itu bukan prestasi

Jika saat ini sahabatmu, temanmu, tentaggamu, bahkan saudaramu sendiri sudah pada menikah lalu pamer foto kemesraan di sosmed dengan senyum penuh kebahagian, jangan cepat emosi lalu depresi hingga menyendiri hingga nekat gantung diri.

Advertisement

Tak perlulah kamu melakukan hal bodoh seperti itu, semua orang sudah pasti ingin menikah. Tapi tentu ada waktunya, waktu yang tepat dengan persiapan matang dan sesuai dengan takdir yang telah ditetapkan oleh Tuhan yang maha kuasa.

Jika hari ini kamu sedang menghadiri kondangan pesta pernikahan, entah itu mantan ataupun kawan. Jangan baper, jangan sedih lalu nyanyi hingga lari dari kenyataan dan terjatuh tak ada bunyi (kasihan nanti pada lecet semua badannya. Ya masih nggak apa-apa untuk lecet karena jatuh saja, coba kalau lagi naik motor atau tertabrak mobil, kan bisa gawat urusannya).

Jika hari ini kamu dilanda was-was perihal jodohmu, kapan datang dan bertemunya, jodohmu seperti apa, lagi di mana posisinya dan sedang melakukan apa, jangan galau. Jodohmu sedang bergegas menyelusuri lembah menuju hatimu. Jodohmu sedang berjuang memperbaiki dirinya agar siap bertemu denganmu suatu hari nanti. Jodohmu ada di sana seperti yang sedang kamu pikirkan saat ini, dan yang pasti tampan dan cantik seperti apa yang selalu kamu bayangkan lewat doa dan usahamu.

Advertisement

Jodohmu lagi di mana saat ini? Lagi di atas bumi dan di bawah langit yang sama yang sedang berupaya memperbaiki diri sama sepertimu untuk bisa memantaskan diri tentunya untuk bisa bertemu denganmu pada waktu yang sangat tepat sesuai dengan takdir tuhan yang sangat indah, percayalah!

Kapan kalian akan dipertemukan? Itu rahasia Tuhan. Ya jelas, itu akan terjadi jika kamu bersungguh-sungguh ingin menikah dan percaya dengan janji Tuhan yang maha kuasa dengan berdoa, berikhtiar, dan berusaha pastinya.

Advertisement

Jadi, tak perlu ugal-ugalan mau nikah. Teman nikah, ingin nikah juga. Saudara naik pelaminan, kamu pengen naik juga. Tak usah ikut-ikutan seperti itu, tak perlu takut stok jodoh itu habis. Semua sudah ada jodohnya, tergantung kita pilih yang mana.

Jangan terburu-buru pula karena hasrat hati ingin menjawab semua tudingan mereka kepadamu karena belum juga menikah hingga saat ini padahal umurmu tak lagi pagi.

Ingatlah kawan, menikah itu bukan ajang perlombaan yang melahirkan prestasi. Menikah itu janji suci sampai nanti. Menikah itu ibadah bukan ajang main-main karena sesuautu hal yang sifatnya keterpaksaan.

Jika karena hanya nafsu sesaat, karena gengsi semata, atau karena hatimu geram dengan pertanyaan kapan dan kapan itu, maka pernikahanmu tak akan pernah langgeng dan menemukan kebahagian seperti apa yang kamu pikirkan dan bayangkan. Jika kamu menikah karena hanya ingin mengubah statusmu saja, maka kamu tidak akan pernah menemukan pernikahan yang sesungguhnya, yang ada hanya kehancuran rumah tangga, lalu bubar di tengah jalan.

Pernikahan itu hal yang sakral, yang harus dipersiapkan lahir dan batin dengan penuh pertimbangan hingga kamu mampu memilih dan memilah, mana orang yang terbaik untukmu. Bukankah agama kita mengajarkan, menikah itu jangan terburu-buru dan pilihlah dari kalian seseorang yang memiliki kandidat karena kecantikannya, ketampanannya, hartanya, garis keturunannya, dan juga karena agamanya.

Mulai saat ini, jangan lagi galau karena belum bertemu jodohmu, belum juga duduk mesra di pelaminan bersama seseorang yang kamu impikan dan idamkan. Tetap legowo dan selalu berpikiran baik kepada mereka yang selalu mengatakanmu bujang tua atau gadis tua. Yang jelas, pernikahanmu bukan mereka yang mengatur, menentukan dan menjalankannya kelak. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk Anda semuanya, tetap semangat menjalani hari, tetap membuka hati walaupun kamu terus kandas dalam menjalani hubungan dengan kekasih, terima kasih.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

"Jejak Rindu Di Telaga Nurani"

Editor

Not that millennial in digital era.