Saatnya Kuhentikan Doaku Untukmu, Doa yang Sebelumnya Tak Pernah Putus.

Hampir sewindu sudah aku melewati pasang surut hubungan, timbul tenggelam perasaan. Doa yang sebelumnya tak pernah putus itu harus segera kuhentikan. Aku harus bergerak, mencari materi tentang doa-doa lain untuk kebaikan diriku, sekaligus bisa menjadi alasan untukku agar lebih dekat dengan-Mu, sang pendengar doa-doa. Dan doa tentangnya lah yang seolah menjadi daftar penting itu.

Advertisement

Tak pernah alpa kusebut namanya di lima waktuku, atau bahkan di sepertiga malamku. Selalu kupilihkan kosa kata yang baik untuk membingkai doa tentangnya. Doa sederhana yang tidak egois. Aku hanya ingin dia bangkit dari masa lalu dan bergerak dari kejenuhan. Aku hanya ingin dia lebih mudah bersyukur, bahwa di sekelilingnya masih ada orang-orang yang dengan tulus menyayanginya. Beri tahu dia Tuhan, bahwa cintamu luas tak berbatas.

Tapi Tuhan, atas semua yang sudah aku upayakan, bolehkan aku mengeluh atas lelahnya usaha dan doa? Tuhan, bolehkan aku berhenti berdoa tentang dia? Perasaanku sudah kebas. Usahaku sudah maksimal untuk ukuran perempuan sepertiku.

Menunggu, berdoa, sesekali mempertanyakan kepastian, dan lagi lagi dia hanya menjawabnya dengan ragu-ragu, abu-abu, bagai tak ada pembeda antara iya dan tidak, ataupun mau dan tak mau. Apakah memang demikian adanya, lelaki masa kini banyak mengalami krisis ketegasan?

Advertisement

Tuhan, bukankah kepastian itu hampir mustahil selama di hatinya masih ada "pembanding"? Persilahkan dia melakukan proses koleksi, seleksi, dan resepsi. Tapi Tuhan aku benar-benar tidak tertarik untuk masuk dalam daftar panjang koleksi-koleksinya!

Jika memang tidak cinta, tidak apa-apa, asalkan jangan buat dia pura-pura cinta. Memberi perhatian, memberi sinyal-sinyal harapan, bagai lempar kode sembunyi hati. Aku terus dibuatnya menebak-nebak, merangkai fakta demi fakta, dan menariknya sebagai sebuah kesimpulan pribadi.

Sepertinya dia tidak memilihku Tuhan. Dia samar-samar menjauh, namun rasanya dia mendekat dengan dia yang lain. Apakah ini memang skenario-Mu? Ataukah aku yang salah memaknai titik-titik takdir yang sedang menyala saat itu? Haruskan aku lanjutkan doa yang selama ini sering Kau dengar? Ataukah aku harus menggeser namanya dari daftar doaku menjadi urutan paling belakang? Ataukah harus bagaimana Tuhan?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pebisnis perempuan berusia 24 tahun dengan hobi memasak dan juga tulis-menulis. Bisnis kuliner sedang saya tekuni saat ini. Bisa kunjungi instagram otako_gresik dan mealfit_id.

49 Comments

  1. Prosmonov Rush berkata:

    Kalo saya boleh masukan pilih yang terakhir. Geser namanya dengan nama yanv baru dalam doamu

  2. Rudi Bahrudin berkata:

    Persis plek sama aku yang hadapin sekarang ,saya laki laki juga meraskan sesak di dada sampai sekarang… tuhan mendatangkan kondisi ini sampai kapan aku juga tidak tau…

  3. sama sprti yg saya alami,dia memang masih ada didalam hati saya tp posisinya saat ini sudah bukan lagi laki2 yg saya dambakan,namanya sudah bergeser keurutan paling belakang,sudah saya ganti dgn nama yg baru,nama,yg lbh pantas utk sy perjuangkan.Mungkin Allah tengah mempersiapkan kita utk dia yg lbh baik,bkn utk dia yg memberi ketidakpastian dan pemberi harapan palsu.Tetaplah berfikir positif ttg masa depan kita…

  4. karena belahan jiwamu adalah seindah pribadimu…

  5. Tak terasa air mata mengalir saat membacanya :'(
    Ini yg sy alami skrg, 6 thn brsma hanya rasa syg yg ada tnpa rasa cinta.
    Yahh itulah kata2 yg dia ucapkan kpd saya.
    Stlah dia mengenal wanita lain dr facebook.