Menghitung beberapa hari lagi, aku akan kehilangan dirimu. Aku tidak bisa menatap wajahmu, melihat senyumanmu, dan mencium aroma khas mu dibawah indahnya matahari pagi yang menyinari alam ini. Hari-hari ku tak lagi indah seperti hari-hari yang sebelumnya. Menikmati indahnya terbit matahari dan tenggelamnya matahari.
Ingin rasanya aku membalas pelukanmu waktu kita menikmati senja pada hari itu. Namun aku tahu, aku bukan siapa-siapa yang bisa membalas pelukanmu. Kau sudah memiliki yang lain pada saat itu, aku hanya bisa terdiam saat kau memeluk ku. Dan saat ini, aku telah kehilangan kamu bersama dengan tenggelamnya senja.
Kau berkata kepadaku untuk meninggalkan dirimu, namun apa yang bisa ku perbuat? Aku masih mencintaimu dan masih berharap bahwa kamu lebih memilih diriku dari pada perempuanmu itu. Aku egois. Ya itu aku, selalu menginginkan yang terbaik demi diri aku sendiri namun tidak memikirkan keadaan sekitar.
Di saat aku ingin melepaskanmu dengan kebahagiaanku, kamu menghambatnya. Kau datang kembali kehadapanku, mencium lembut keningku, membelai rambutku, dan mengikat kembali janji kepadaku untuk tidak akan pernah melepaskanku.Â
Aku tahu, janji itu hanya untuk sementara. Sementara ada kamu di hidupku, setelah itu, pasti janji itu sudah berada di tumpukan sampah kenanganmu. Tidak akan pernah berharganya lagi aku di hidupmu.Â
Hari ini, tempat sering kita berdua bertemu adalah saksinya. Dimana kamu banyak mengucapkan kata-kata cinta yang begitu manis, sehingga aku jadi mencintaimu, sampai aku melihat kamu memprioritaskan orang lain terlebih dahulu, yang membuat aku mengerti bahwa kamu tidak bisa aku miliki.
Aku tidak ingin melupakanmu dalam waktu-waktu dekat ini. Siapa tahu kamu akan kembali, dan menyesal telah meninggalkanku. Tapi itu hanyalah omongan batinku, kamu tetap tidak akan kembali hanya untuk orang sepertiku.
Jangan berusaha untuk melupakan. semakin kamu berusaha untuk melupakan, semakin ingat kamu padanya. biarkan waktu yang menghapus apa yang telah menjadi kenangan.
Terima kasih telah sempat untuk tinggal di dalam kehidupanku, sekarang aku menyadari, bahwa semua memori yang telah kita buat hanya untuk semata. Kamu sangat berharga di kehidupanku, sangat menginspirasiku, dan kamu sangat sering menyakitiku.
Aku mengharapkan ketika kita bertemu terakhir kali, aku bisa menatapmu lebih dalam lagi. Dimana kita bisa menikmati menit-menit terakhir, di bawah senja yang merona. Dan dengan senyuman yang membawa cahayanya sendiri. Tetapi jika kita tidak bisa bertemu terakhir kali nanti, aku hanya berharap senyuman selamat tinggal, dan sepucuk puisi agar aku bisa mengabadikannya. Selamat tinggal kekasih jiwa.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”