Saat Sekuat Hati Membuka Diri, Seseorang yang Kita Harapkan Ternyata Menunggu Cinta yang Lain

Bantu aku tuk pahami rasa yang seharusnya tak kau ijini tuk ku tunggui

Mencintai seseorang memang bukan yang pertama kali. Menunggu hati, bukan juga untuk sekali ini. Menerima rasa seseorang dan kembali berakhir sendiri, juga bukan pula untuk pertama kali ini. Rasanya ingin sudah mengakhiri kepayahan diri ini terhadap cinta yang tak kunjung menemui titik akhir bahagianya ini.

Advertisement

Pernah benar-benar mencintai, bahkan berencana tuk diseriusi. Tapi diri ini tersadarkan dari cinta yang salah dan memang harus tuk diakhiri.

Setelah patah hati itu, membuatku tuk kembali menata hati. Jangan sampai karena ketidaksabaranku membuatku harus mengorbankan kebahagiaanku lagi, hanya tuk cinta sesaat yang kan pasti tuk disesali.

Pertemuan singkat yang ku alami, demikian juga dengan lika-liku persoalan cinta sendiri, seharusnya membuatku belajar. Bukan untuk jatuh kelubang yang sama lagi. Namun, tak hentinya keyakinan bertemu seseorang kalau dialah jodoh adalah pemikiran sempit yang seharusnya sudah kubuang jauh-jauh sejak saat itu. Namun, kini terulang kembali.

Advertisement

Seyakin-yakinnya aku meyakinkan diri, sampai-sampai aku mengatakan di waktu yang mungkin salah. Karena egoku hingga akhirnya kusegerakan. Tanpa melihat sebenarnya resiko apa yang akan terjadi nanti. Rasa canggung mungkin tak terelakkan lagi, jika aku bertemu dengannya lagi. Atau mungkin baginya, aku hanya pengagumnya yang sama sekali tak berefek dalam kehidupannya.

Mengetahui dari jawabannya jika tak sendiri lagi, sempat membuatku tuk tetap bertahan menunggunya. Mungkin bisa dibilang saat inipun masih. Namun dari caranya yang seperti ini membuatku lama-lama berpikir. Akankah aku harus seperti ini terus? Jujur ini sangat berat bagiku. Apakah harus aku teruskan? Ataukah kucoba membuka hati untuk yang lain?

Advertisement

Tapi kenyataanya sulit sekali. Perjuanganku selama ini akankah berakhir sampai di sini? Apakah akupun tidak masuk dalam tipenya sama sekali? Jawabannya saat itu bisa aku bilang jawaban yang masih ada harapan, jika terus dan terus aku perjuangkan. Tapi,semakin ke sini ada seseorang yang mengetuk pintu hati ini. Tak lain dan tak bukan, dia temanku sendiri.

Dia sama sekali tak pernah aku bayangkan berhasil membuatku memikirkannya untuk saat ini. Dia bukan pula orang yang sebenarnya kucari selama ini. Namun, entah mengapa dia sempat membuatku mengingat kembali hal-hal yang selama ini dia lakukan kepadaku, tapi tak pernah kurasa sama sekali. Mungkin karena hatiku tertutup oleh keputusanku menunggu respon dari seseorang atas pernyataanku dulu, yang sampai sekarang sebenarnya belum menemui titik temu.

Haaahh.. aku bingung sekali. Siapa sebenarnya yang aku ingini sebenarnya selama ini?

Kawan. aku bingung mengartikan perhatian serta tingkah konyolmu selama ini. Aku takut kalau aku yang GR sendiri. Deg-degan sendiri. Takutnya hanya aku yang rasa sendiri.

Kenapa? Karena setelah malam itu kau bertanya tentang pendapatku mengenai temanku, akupun berpikir jika aku salah mengartikan semuanya ini sendiri.

Rasanya sudah sekuat hati aku membuka hati. Tapi, mungkin ini hanya perasaanku sendiri. Terlalu cepat untuk ku putusi pemikiranku sendiri, hanya karena kau sekarang lebih mengisi hari-hariku yang sepi. Chat yang kau kirim tak seperti dulu lagi. Kutemukan rasa kenyamanan yang sebelumnya tak pernah kubayangkan bisa kau ciptakan.

Namun, aku masih bingung dengan perkataan sahabatmu kemarin. Seakan meyakinkan diriku, kau temanku yang sebenarnya untukku.

Di satu sisi kucoba mengartikan kalau ini hanya strategi atau rencana yang kau buat dengan sahabatmu tuk kita bisa bersatu. Namun, di satu sisi pula aku harus mencoba legowo. Aku tak boleh egois akan perasaanku sendiri.

Mungkin aku memang belum benar-benar siap untuk membuka hati. Aku takut kalau hati ini akan semakin sulit menerima hati yang sebenarnya sudah ada di depan mata, namun terhalang oleh traumaku terhadap cinta. Karena seringnya dipatahkan oleh rasa terburuku sendiri terhadap cinta.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Bukan sekedar hobi melainkan memberi arti.