Saat Pendiam Sering Dicurigai dan Si Banyak Bicara Cenderung Lebih Disukai

Orang yang pendiam

Aku sedang rebahan di pagi yang indah saat sebuah pertanyaan tiba-tiba muncul di dalam pikiranku. “Kenapa pendiam selalu ditanya ‘Kenapa sih kamu diam?’, sedangkan orang yang suka berbicara tidak pernah diminta untuk menjelaskan alasan mereka?”. Pertanyaan itu begitu menarik perhatianku sampai aku ingin tahu apa jawabannya.

Advertisement

Aku hampir tidak pernah mendapati orang yang banyak bicara diharapkan untuk (bahkan) sedikit saja lebih diam. Tapi orang yang pendiam kerap dicurigai sombong sehingga diharapkan untuk lebih banyak berbicara.

“Kenapa kamu tidak menyimpan beberapa pendapatmu untuk diri sendiri saja? Kenapa harus diomongkan?” dianggap tidak sopan untuk dikatakan kepada orang yang banyak bicara. Sedangkan, “Kenapa kamu tidak bisa lebih terbuka?” adalah permintaan yang dianggap wajar dan harus diterima oleh mereka yang pendiam.


 Kenapa seseorang memilih diam?


Advertisement

Seorang penulis lagu bernama Andy Mort yang dikenal aktif mendukung orang introvert menuliskan di dalam blognya, andymort.com, bahwa alasan seseorang menjadi pendiam di antaranya adalah malu, memiliki Social Anxiety, sering mengalami intimidasi, dan punya perasaan takut akan dihakimi.

Artikel lain yang ditulis oleh Gustavo Razzeti di situs theladders.com menyebutkan bahwa seseorang memilih diam karena takut diabaikan, dikritik, atau diserang orang lain saat mengungkapkan pendapat.

Advertisement

Alasan-alasan itu membuat seseorang kadang harus menghadapi bisingnya pikiran mereka sendiri sehingga tidak lagi memiliki energi untuk berbincang. Jadi jangan dianggap orang pendiam adalah sosok yang sombong. Kalau kata Ali bin Abi Thalib:

“Jangan menganggap diamnya seseorang sebagai sikap sombongnya, bisa jadi dia sedang sibuk bertengkar dengan dirinya sendiri”


Apa penyebab dunia memperlakukan si pendiam dengan cara yang berbeda?


Tentang kenapa dunia lebih bisa menerima orang yang suka berbicara ketimbang mereka yang pendiam adalah karena budaya dari leluhur kita. Gustavo Razzeti menuliskan bahwa budaya leluhur kita sulit menentukan mana yang disebut sebagai normal sesuai dengan hasil pengamatan Susan Cain, seorang pembicara sekaligus penulis buku “Quiet: The Power of Introverts in a World That Can’t Stop Talking”.

Selama berabad-abad, orang kidal dianggap aneh dan dipaksa oleh lingkungan untuk tetap menulis dengan tangan kanan agar menjadi “normal”. Begitu juga dengan orang pendiam yang kadang masih dianggap sebagai hal aneh. Masyarakat lebih menyukai dan menghargai orang yang suka berbicara serta aktif dalam bertindak.

Artikel yang sama mencontohkan Bill Gates sebagai sosok yang selama ini dikenal introvert dan cenderung pendiam. Terlepas dari dampak sosial dari Gates Foundation miliknya, Bill Gates tidak mendapat publisitas atau pujian sebanyak mendiang mantan CEO Apple, Steve Jobs. Karena apa? Karena pers cenderung memberikan mikrofon kepada mereka yang bersuara lebih keras.


Pesan dari si Pendiam


Masih melansir dan mengembangkan kalimat dari artikel theladders.com, pesanku adalah:

Keheningan atau diam adalah anugerah di tengah dunia yang bising. Bayangkan betapa berisiknya dunia yang kita tempati kalau semua orang suka berbicara. Terimalah hening atau diam sebagai bagian dari dunia ini. Dan perlu diketahui juga bahwa menjadi diam adalah pilihan, bukan status permanen. Tidak selamanya orang menjadi pendiam, mereka hanya sedang menunggu waktu aman untuk berbicara.

Menurut penelitian di Psychological Safety, setiap orang ingin merasa aman saat mengutarakan pendapat. Jadi alih-alih memaksanya bersuara, biarkan orang pendiam memilih waktu amannya sendiri untuk berbincang. Kalau kamu cenderung memiliki sikap extroverts, jangan mengharapkan orang lain juga berperilaku sama.

Menjadi pendiam juga bukan sesuatu yang perlu dipertanyakan. Siapa pun berhak untuk diam sampai benar-benar ada hal bermanfaat yang ingin dikatakan. Sekali lagi, aku ingin mengulang kata mutiara dari Ali bin Abi Thalib:

“Jangan menganggap diamnya seseorang sebagai sikap sombongnya, bisa jadi dia sedang sibuk bertengkar dengan dirinya sendiri”

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

treat people with kindness