Terkadang saat kita sedang sendiri masalah berputar dalam pikiran. Terlebih menjalang tidur malam, mikirkan hari-hari yang telah dilewati. Terkadang kita tak tahu masalah apa yang sedang menimpa, namun rasanya seperti berat sekali yang dipikirkan, padahal aslinya tak seberat itu. Ini hanya sesuatu yang ringan mungkin jika diceritakan pada orang lain.
Mereka hanya akan menenangkan dengan kata-kata “Sudahlah tak perlu dipikirkan lebih lanjut, tambah dipikirkan malah bisa membuatmu drop. Lakukan hal yang kau senangi.” Semudah itu mereka mengatakannya.
Saat kita berpikir kita telah menyelesaikan masalah yang ada dalam pikiran kita, entah mengapa terkadang ada rasa yang menjanggal di hati, merasa kurang nyaman dengan masalah yang kita telah selesaikan. Tapi kita tak tahu ketidaknyamanan yang kita rasakan itu dalam bentuk apa?
Memang sudah cerita lama jikalau hati dan pikiran itu tak pernah sinkron. Keduanya mempunyai jalan masing-masing dalam hal kenyamanan. Jika hati akan lebih tenang bila sendiri, berbeda halnya dengan pikiran.
Saat sendiri pikiran justru berkelana kemanan-mana. Memikirkan masalah-masalah hidup yang selama ini dijalani. Pikiran akan berputar-putar dengan berbagai pertanyan yang penuh dengan tanda tanya.
“Aku salah apa tidak ya tadi?”
“Pilihanku benar atau tidak ya?”
“Tadi aku ngapain aja kok sampai sekarang masih gini-gini aja”
“Kenapa bisa terjadi seperti ini?”
Lalu bagaimana dengan hati? Benarkah saat sendirian hati lebih tenang?
Sebenarnya tidak semua begitu. Itu tergantung kepribadian masing-masing individu. Seseorang dengan kepribadian introvert, saat sendiri hati justru lebih tenang. Mereka menyukai kedamaian dan ketenangan saat sendiri. Pikiran mereka lebih jernih saat sendiri dibanding dengan berada di sekeliling orang lain.
Namun, berbeda halnya seseorang dengan kepribadian extrovert yang lebih suka bersosialisasi dengan banyak orang. Saat sendiri hati mereka pasti merasa tak nyaman. Mereka akan cepat merasa bosan karena mereka lebih cenderung menyukai berkumpul dengan orang, berbagi cerita membuat mereka nyaman.
Terus bagaimana penyelesaiannya? Jawabannnya hanya bisa diketahui dirimu sendiri. Hanya dirimu yang tau bagaimana cara menenangkan keduanya. Pertama kenali dirimu, seperti apa kepribadianmu, dan lakukanlah hal yang membuatmu nyaman. Memang benar saran orang lain yang mengatakan “Ya lakukanlah hal yang membuatmu senang” itu adalah pengalihan yang bisa membantu menenangkan keduanya. Tapi yakinlah menyelesaikan lebih baik daripada mengalihkan.
Urutkanlah pertanyaan yang menjadi prioritasmu. Mana yang harus segera diselesaikan dan mana yang bisa menunggu untuk diselesaikan. Sebagai pertimbangan selesaikanlah masalah yang ringan yang bisa membantu mengurangi beban masalah yang dipikul.
Tapi bagaimana jika prioritas utama dari masalah yang kita susun ternyata masalah yang berat?
Tetaplah selesaikan. Jangan pernah lari dari masalah karena selama kau mencoba lari, mereka akan terus mengejar. Selesaikanlah perlahan, jika lelah istirahat, jika tak mampu minta bantuan. Untuk seseorang dengan kepribadian introvert meminta bantuan justru membuat mereka tak nyaman.
Akan ada perasaan malu dan takut jika tidak ada yang mebantu. Tak apa tetap selesaikan secara perlahan dengan pikiran yang jernih dan suasana yang kau senangi. Bantuan tidaklah hanya datang dari manusia. Mintalah pada Tuhan. aku yakin jika kita bersungguh-sungguh Tuhan pasti akan membantu dengan berbagai cara yang tak kita duga.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”