Bagi sebagian masyarakat Indonesia, merokok merupakan salah satu rutinitas yang tidak boleh dilewatkan. Bahkan, saat ini perokok aktif di Indonesia mencapai 60 juta orang yang terdiri terdiri dari laki-laki dan perempuan dan sebagian diantaranya berusia 10-18 tahun.
Kegiatan merokok seolah-olah sudah menjadi budaya sendiri bagi mereka. Hampir di setiap kegiatan, rokok selalu tersedia untuk melewati acara. Tak komplit rasanya jika nongkrong, makan, ngobrol dan ngopi tidak dilengkapi dengan sebatang rokok. Rokok ibarat alat pengakrab pertemanan saat nongkrong dan ngobrol bareng. Keberadaannya membuat suasana ngobrol menjadi lebih santai dan akrab. Selain itu, sensasi kenikmatan dari rokok yang didapat setelah makan dan sambil minum kopi membuat para perokok terus melakukan kebiasaan ini.
Dibalik kenikmatan yang mereka dapat, terdapat ancaman yang membahayakan kesehatan mereka. Kandungan nikotin, tar, amonia, sianida, benzene, arsenik, karbon monoksida dan zat berbahaya lainnya dalam rokok menyebabkan penyakit mudah bersarang di tubuh perokok. Penyakit tersebut antara lain, kanker paru-paru, kanker mulut, kanker tenggorokan, serangan jantung, dan stroke. Penyakit-penyakit tersebut membuat rusaknya organ-organ tubuh hingga akhirnya dapat menyebabkan kematian.
Mirisnya, para perokok sudah mengetahui akan ancaman tersebut namun tetap melanjutkan aktivitas merokoknya. Mereka berdalih hanya rokok yang bisa membuat mereka merasa rileks dan lebih bisa berkonsentrasi. Memang zat nikotin membuat perokok tersugesti menjadi lebih fokus untuk melakukan kegiatan, namun sebenarnya nikotin dapat menyebabkan pembusukan otak.
Bagi yang ingin menghentikan kebiasaan merokok, ada banyak cara untuk melakukannya. Cara tersebut diantaranya adalah olahraga, banyak minum air putih, mengalihkan fokus ketika muncul keinginan untuk merokok, dan hindari lingkugan yang berisi perokok aktif. Olahraga dan banyak minum air putih akan membantu mengeluarkan toksin-toksin rokok yang ada di dalam tubuh, sehingga tubuh menjadi lebih sehat dan bugar.
Permen karet atau permen mint juga akan membantu mengalihkan fokus ketika rasa keinginan untuk mulai merokok sudah mulai muncul. Kegiatan mengunyah permen karet atau sensasi rasa mint dalam mulut akan membantu menghilangkan rasa rokok yang tertinggal di dalam mulut.
Menghindari orang-orang yang memberi efek negatif juga tak kalah penting dalam usaha menghilangkan kebiasaan merokok. Faktor orang-orang di sekitar memang memberi dampak yang besar. Maka sebaiknya untuk sementara waktu hindari dahulu para perokok aktif di lingkungan sekitar supaya tidak terpengaruh untuk merokok lagi.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”