Rockabilly : Musik, atau Sekadar Penampilan?

Rockabilly

Bagi kebanyakan pecinta musik, fashion bukan hanya sekadar sebagai ajang bergaya saja. Namun lebih dari itu. Fashion merupakan sebuah gaya hidup. Bahkan terdapat banyak filosofi didalam sebuah fashion yang digunakan. Hal itu dapat terlihat dari sebuah genre yang bernama Rockabilly.

Advertisement

Rockabilly merupakan suatu genre musik yang memadukan antara musik Rock N Roll, Country, Hill Billy, serta Blues. Musik ini muncul sekitar tahun 1950-an. Dengan musisi yang terkenal seperti Elvis Presley, Johnny Cash, Genne Vincent, Stray Cats dan masih banyak lagi. Walaupun hanya berlangsung singkat selama tahun 1950-an, gaya Rockabilly berpengaruh besar terhadap musik Rock, Fashion, bahkan budaya populer. 

Dari segi musik, Rockabilly bercerita tentang kehidupan kaum minor yang menghabiskan waktu istirahat bekerjanya dengan meminum anggur, bercinta, berjudi, hingga tentang ke-tidak-adilan hidup. Musik ini seolah cocok untuk kalangan pekerja yang senang berkumpul di bar untuk melewatkan malam minggu dengan minum-minum, mencari pacar, atau teman berkelahi.

Lalu dari gaya Fashion, Rockabilly seolah menurut pemujanya menjadi terkesan begitu sangar. Dengan tattoo yang merajah tubuh, gaya rambut yang disisir klimis, jaket kulit, skinny jeans, hingga sepatu boot berbahan kulit mengkilap. Fashion dan Genre Rockabilly menjadi kiblat hingga saat ini. Terbukti dari beberapa genre dan sub-culture musik yang mengaku bahwa Rockabilly adalah influence.

Advertisement

Seperti musik yang lahir dari tahun 60-an, 70-an, hingga sampai saat ini rasanya akar dari Rockabilly seolah melekat pada beberapa genre musik lain. Lalu Fashion Rockabilly pun seolah tak ada matinya. Hingga saat ini fashion rockabilly masih menjadi pilihan. Dan di indonesia sendiri fashion Rockabilly merabah kembali sekitar tahun 2012. Dengan menjamurnya barber shop, Clothing yang berbau vintage, hingga motor custom. Seolah membuktikan bahwa Rockabilly memang masih bernyawa.

Tapi mengenai Fashion Rockabilly, rasanya sangat radikal bilamana diadaptasikan secara sembarang tanpa mengenal filosofi dibalik gaya tersebut. Untuk masalah rambut yang begitu tertata klimis dengan jambul yang menyerupai burung pelatuk, jaket kulit, sepatu boot, hingga tattoo, budaya rockabilly memaknai fashion tersebut sebagai sebuah perlawanan.

Advertisement

Perlawanan terhadap kaum mainstream dan sebagai tuntutan atau pemberontakan kehidupan yang terkesan begitu tidak adil. Dan pada segi berbusana seperti inilah, kemudian diadaptasikan dalam budaya sub-punk. Rockabilly tidak selalu didominasi oleh kaum pria. Bahkan kaum wanita pun ikut serta dalam dunia Rockabilly.

Banyak juga penyanyi Rockabilly wanita seperti Wanda Jackson, Janis Martin, hingga Alsy Lesley yang sempat mencatat hits dan melakukan tur. Pengaruh Rockabilly bukan hanya sekadar bersarang di Memphis, Amerika Serikat. Tapi juga merambak ke berbagai negara. Seperti di Inggris yang nampaknya bertahan lebih lama kepopulerannya hingga pertengahan tahun 1960-an. Dan di Indonesia sendiri, perkembangan Rockabilly tercatat masih terdengar ritme nafasnya hingga saat ini.

Bahkan usut punya usut, Indonesia sudah memiliki band dengan genre Rockabilly / Rock sejak tahun 1950an yang bernama The Tielman Brohers. Namun setelah tampil di Istana Negara Jakarta dihadapan Presiden Soekarno. Karier rekaman mereka berhijrah ke Eropa. Tapi bukan hanya berakhir sampai disitu, kemunculan Rockabilly di Indonesia muncul kembali pada tahun 2000an dengan beberapa band yang masih aktif bahkan sudah mulai dikenal di dunia, seperti The Hydrant, Suicidal Sinatra, Desperados Bandidos, Borock n Roll, dan masih banyak lagi

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini