Diilhami dari Kisah Nyata, Komitmen LDR dan Rindu di Ujung Senja Kalimantan

Sudah lima bulan semenjak aku melangkahkan kaki untuk kembali ke perantaun, dan lima bulan juga aku harus berjuang melawan rindu. Oh maksudku kita, kita bersama-sama berjuang melawan rindu, sama-sama berjuang menepis sepi. Seberapa berat beban rindumu hari ini? Masih cukup kuat kan untuk menahannya? Pejamkankanlah matamu yang sayu itu, dan mari kita sama-sama berkhayal tentang sesuatu yang indah. Saat aku pulang nanti (lagi).

Semua ini hanya sementara saja.. Mendekatlah sayang biar kupeluk bayangmu dari kejauhan, biar kita tuntaskan perihal rindu ini dari khayalan. Bukankah kita sudah berjanji untuk saling menjaga dalam keterjagaan kita. Bukankah kita sudah saling komitmen untuk setia pada apa yang telah kita mulai, kita akan berjalan bersama sampai sebuah titik. Jika kadang langkah kita tersendat amarah, maka dengan besar hati berilah aku maaf. Sayang…cerita kita itu seperti papan keyboard yang aku sentuh sekarang ini, saat ada spasi diantara kita itu hanya sebuah jarak yang akan dengan mudah dihilangkan dengan tombol Bakcspace. Seperti yang kita jalani sekarang ini, jarak ini kelak akan hilang. Aku janji. Cerita kita harus tetap banyak komanya ya, yang selalu menjadi irama dalam setiap paragraf tanpa harus terhenti bercerita.

Ku dengar suara dari kejauhan lewat hp kecilku. Iya..suara manja dari seberang sana (tempat yang sangat jauh) dan seperti biasa suara merdu senandungmu lirih namun menusuk. Seperti biasa kamu juga tak lupa bertanya "kapan kamu pulang? " dan di sini dari kejauhan aku hanya bisa bergumam lirih " sabar ya..maaf aku belum bisa datang menemuimu (lagi)" .

Aku tahu apa yang sedang kita jalani sekarang, sebuah hubungan yang kalau orang mencibir ini adalah kesia-siaan saja. Hubungan yang karenanya kita harus mampu setiap detik membunuh rindu, yang dengan tega kita melawan itu semua. Tapi bukankah itu semua bukan masalah? Di saat hati memang benar-benar komitmen, dan di saat hati berjanji untuk tidak "bermain" dengan hati yang lain. Sebenarnya bukan LDR-nya, karena banyak cinta yang satu kampus akhirnya putus. Cinta di satu gang, akhirnya juga hilang. Entah seperti apa yang ada sekarang, dan seperti apa cerita yang kita lalui semoga semuanya akan bermuara kepada keindahan.

Menuju hari dimana aku pulang untuk mengetuk pintumu dan kali ini bertatap langsung seraya aku mengucap "hai..". Bukan lewat line atau BBM, tapi hari dimana kita bisa saling memandang dan menatap. Apakah hatimu ingin menyerah? Aku harap tidak dan jangan pernah kalah oleh jarak ini. Karena aku tau ketika kita sama-sama saling menguatkan itu semua terasa hambar tanpa sebuah pelukan, tapi percayalah kesetiaan dan komitmen tidak semurah itu untuk menyerah. Dan tidak segampang itu bisa di kalahkan oleh rindu.

Aku tau hanya orang tertentu yang bisa dan mampu memilih untuk menjalani sebuah hubungan dengan melawan jarak. Hanya orang "pilihan" yang mampu membunuh rindu sembari menunggu pasangannya datang bertamu (lagi). Dan aku harap kita adalah salah satu dari mereka, salah satu dari sekian banyak cerita LDR yang bermuara pada keindahan. Selama kita masih menatap langit yang sama, berarti kita masih di tempat yang sama pula. Bertahanlah kasihku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Anak desa yang meninggalkan kampungnya karena sebuah pertaruhan masa depan, demi sebuah mimpi yang ia yakin bisa ia raih di tempat lain. karena hidup dibangun tidak cukup secara materi, lebih dari itu. Menjadi Pemenang di negeri orang itu lebih mulia daripada menjadi pecundang dikampung sendiri, dan itulah resiko yang harus di tanggung bagi kita (mereka) yang mencoba mencari jalan lain dari yang biasanya.

75 Comments

  1. Kita dulu yang Syahid Izzuddin?

  2. Asfi Raihan berkata:

    Lumayan sekarang sudah ada handphone, lha kalo dulu bela belain antrian di wartel yg jaraknya sekiloan dan bawa coin satu plastik biar ngomongnya lama, itupun digedor dari luar biar cepat. ????

  3. Iffah berkata:

    Dewi Saputri

  4. Fitricliq berkata:

    Mudah2an bermuara pada titik kebahagiaan ?

  5. Eh ngetag aku kamu Attu Ijhe Juliana? Hahaa

  6. Putra berkata:

    selalu rindu :* Mustika Kalimasada

  7. Irma Lutvi berkata:

    saya dulu pejuang LDR, tapi LDR an masih dapat satu bulan eh malah dianya nikung. hahahaha
    katanya sih aku susah di hubungin, ya maklum lah. orang memang berada di pedalaman kalimantan. tapi kan harusnya bertahan karena cinta. masa iya kl cinta harus putus cuma karena jarak. :v
    jadi curhat deh :v :v

  8. Ajeng Resty berkata:

    Feby Alviyanti cie cieee

  9. Nuha Tsakib berkata:

    LDR kita yg paling jauh ya skr pak Feri Gunawan Zso??smoga slalu dlm lindungan Allah?

  10. Wadi Cruise berkata:

    Cie pipit yg lg dikangenin pak pol