Mengagumi seseorang dalam diam, menyukai seseorang dalam hati memang menyulitkan bahkan menyakitkan hati. Dikala ia ada, hati terasa senang, dikala ketiadaannya di dekat kita, hati terasa rindu. Di saat ia bersama orang lain, hati terasa marah dan cemburu, padahal kita bukanlah siapa-siapanya dia.
Tapi apa boleh dikata, hanya itu yang dapat di perbuat, hanya itu yang mampu dilakukan. Terkadang, Jangan kan untuk berkata, mendekatinya saja tak bisa. Jangankan untuk mengutarakan rasa, menatapnya saja tak mampu, lalu bisa apa?
Hanya do’a yang dapat menetramkan hati dikala hati rindu. Hanya do’a yang mampu meredam rasa, ketika diri dilanda sepi. Hanya do’a yang dapat memeluk erat raga ini, ketika resah dan gelisah menikam jiwa.
Mungkin itu sulit, namun hanya do’a yang mampu tersampaikan. Berharap sang pencipta tak pernah bosan untuk mendengar ocehan rindu tentang permintaan mustahil itu memilikimu. Mungkin terlalu memaksa diri, namun apa boleh buat, aku menyukainya.
Tersampaikan atau tidak, memiliki atau tidak, itu sama saja. Yang jelas, aku patut berbangga diri karena pernah melakukan sesuatu yang teramat berharga dalam hidupku yaitu berusaha tanpa jeda, meminta tanpa jera dalam tekad dan do’a yang aku lakukan setiap malamku bahkan siang.
Apakah itu baik?, tidak juga. Tapi hanya ini yang dapat aku perbuat untuk bisa bertemu denganmu. Lewat kalimat yang aku ucap dalam do’a ini, aku bebas menyebut namamu dalam pasrahku kepada sang pemilik dirimu.
Jika nanti itu hanya sebatas do’a, tak sempat menjadi kenyataan. Aku akan tetap baik-baik saja. Jika nanti jawaban itu tak ada, aku akan tetap seperti ini, seperti waktu sebelumnya, mengharap sesuatu yang indah dari kumpulan do’aku sebelumnya.
Bukan dirinya, mungkin ada dirimu, dirimu yang menjadi jawaban dalam setiap do’aku. Mungkin saja Tuhan sedang memilah seseorang yang terbaik untukku. Bukan seseorang yang aku inginkan saat ini, tapi dia, seseorang yang aku butuhkan di masa depan.
Tidak ada yang mustahil bagi sang pencipta jika kita berharap kepada-Nya. Tiada yang tak bisa, selama kita yakin kepada-Nya. Apa yang tak bisa ia lakukan dan berikan kepada hamba-Nya, Jika hamba-Nya bergantung kepada-Nya.
Dan aku percaya itu, dan aku yakin itu, jika kamu adalah bagian dari takdirnya. Jadi, aku sah-sah saja meminta kepada-Nya untuk memiliki dirimu yang selalu aku lihat setiap hari dengan senyum khas yang tak bisa aku pungkiri itu.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”