Film Emergency Declaration menceritakan kekacauan yang terjadi di dalam pesawat Kl501 yang terbang dari Incheon, Korea Selatan dengan tujuan akhir Hawaii. Bukan tindak ancaman dari senjata api atau senjata tajam, tapi sebuah serangan virus buatan yang sengaja disebar di antara penumpang.
Kesan pertama saat menonton adalah, cemas dan deg-degan. Begitulah mood yang sudah dibangun sejak awal film dimulai. Film dibuka dengan scene bandara yang menggambarkan para calon penumpang yang akan menaiki pesawat bencana tersebut, sambil secara efektif memperkenalkan beberapa tokoh penting. Bersamaan menceritakan kasus dan tokoh lain yang nantinya akan berhubungan dengan semua sumber kekacauan di dalam pesawat.
Musik tegang menjadi latar suara sepanjang awal film, ditambah tone gambar dengan saturasi rendah perlahan membuat penonton dengan mudah ikut tegang sejak menit-menit awal. Alurnya efektif, cepat dan on point. Meskipun berdurasi panjang, tapi setiap scene memiliki nilai solid, terasa mengalir, dan sepertinya tidak ada scene bertele-tele atau sia-sia.
Tegang, takut, khawatir, sedih, kurang lebih itu kesimpulan emosi yang dirasakan penonton selama durasi 140 menit. Han Jae Rim, sutradara sekaligus penulis seperti tahu betul memang suasana seperti apa yang harus ada di dalam film. Sisipan melodramanya pun tidak berlebihan dan realistis, terlebih Korea Selatan bisa dibilang jagonya membuat cerita melodrama bahkan di dalam genre film action sekalipun.
Tidak seperti film disaster di transportasi lainnya seperti Train to Busan yang tetap memiliki fokus pada nasib karakter utama, Emergency Declaration menyama ratakan semua kepentingan para tokoh dan membuat kita semua bersimpati kepada nasib seluruhnya. Namun keduanya memiliki benang merah yang sama, yakni penyebaran virus. Mungkin nanti akan ada kisah penyerangan di kapal, jadi lengkap sudah di darat, laut dan udara hehe.
Semua panik karena harus menghadapi virus tak terlihat dengan tingkat penyebaran cepat di dalam pesawat dan sekejap membuatmu kritis bahkan meninggal dunia. Bagaimana jika keluarga kita yang mengalami? parahnya bagaimana kalau justru kita sendiri yang berada di dalam pesawat? sudah menjadi korban, diambang hidup atau mati, belum lagi di tolak untuk mendarat bahkan di negara sendiri.
Langsung terbesit, untuk takut naik pesawat atau bahkan transportasi umum lainnya. Tidak seperti cerita serangan zombi, seperti ini jauh lebih realistis dan bisa saja terjadi di belahan dunia manapun. Kembali ke film, seperti halnya film bencana lain, film ini juga menggambarkan keegoisan manusia dan mempedulikan diri sendiri ketika dalam krisis bertahan hidup.
Tapi keegoisan tersebut langsung ditepis oleh salah satu karakter yang harus diacungi jempol yaitu In Ho. Meskipun istrinya berada di dalam pesawat, ia mengesampingkan egonya berani berkorban tidak hanya untuk istrinya tapi juga seluruh warga yang juga menjadi tanggung jawabnya sebagai pelayan masyarakat.
Respek setinggi-tingginya juga kepada seluruh penumpang KI501, ,meskipun mereka adalah masyarakat yang juga korban, tapi memilih mengalah untuk tidak mendaratkan pesawat, saat negara sendiripun juga takut akan resiko penyebaran saat antivirus belum teruji efektif. Emergency Declaration juga dibintangi Kim Nam-gil, Kim So-jin, dan Seol In-ah dan telah tayang sejak16 Agustus 2022 di bioskop Indonesia.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”