Film ini menceritakan tentang seorang balerina bernama Nina Sayers. Setiap tahun sebuah perusahaan pertunjukan balet profesional New York mengadakan pementasan yang berjudul Swan Lake. Sebagai peran utama pementasan balerina yang memerankannya harus menari dengan dua karakter yaitu sebagai White Swan yang polos dan lembut serta Black Swan yang bersifat sebaliknya. Nina Sayers memiliki ambisi yang besar untuk mendapatkan posisi tersebut, ditambah dukungan sang mama yang dulunya juga seorang penari balet namun gagal mendapatkan peran tersebut karena hamil.
Nina mengikuti audisi pemilihan peran utama pementasan tersebut namun sang sutradara tari menganggap Nina hanya dapat memerankan satu peran sebagai White Swan.
Nina yang tidak ingin mengecewakan ibunya yang sangat mendukung karirnya menjadi balerina profesional dan meraih cita-citanya. Nina berlatih begitu keras dan selalu merasa ingin terlihat sempurna dimata sang sutradara. Apalagi ditambah datangnya penari balet asal Fransisco bernama Lily yang mampu memerankan dua karakter White Swan dan Black Swan dengan sangat baik membuat Nina merasa tersaingi.
Diceritakan pula bahwa Nina memiliki konflik dengan ibunya, pelatih, beberapa teman di ballet company. Sifat perfeksionis yang dia miliki serta ambisi dan obsesinya dalam persaingan perebutan peran utama dalam pementasan Black Swan memicu gangguan-gangguan psikologis yang Nina alami.
Dalam film ini digambarkan bahwa Nina Sayers mengalami beberapa gangguan mental, diantaranya :
Dissociative Identity Disorder (DID)
Nina terlihat mengalami Dissociative Identity Disorder (DID) ketika ia seringkali berkaca dengan dua kepribadian yang berbeda. Nina adalah pribadi yang lembut manis serta polos, namun dalam perannya dia juga dituntut menjadi Black Swan yang berkepribadian terbalik dengan diri Nina. hal inilah yang menyebabkan seringkali Nina menunjukkan kepribadiannya sebagai Nina yang lain. Perlahan ia juga terlihat menjadi kebalikan dari dirinya.Â
Â
Waham
Dalam beberapa adegan ditunjukkan bahwa Nina mengalami gangguan mental Waham curiga. Nina seringkali merasa Lily dan beberapa tokoh lain dalam film ini ingin melukainya. dimana Nina menunjukkan semua gejala-gejala Waham curiga yaitu seringkali mengungkapkan bahwa orang lain akan menyakitinya, tidak percaya terhadap orang lain, bermusuhan, melukai diri sendiri, mudah merasa tersinggung, dan salah menilai lingkungan atau realitas. Selain itu Waham yang dialami Nina juga merupakan gejala dari gangguan mental yaitu Skizofrenia.
Â
Skizofrenia
Nina digambarkan mengalami gangguan mental Skizofrenia yaitu gangguan mental yang ditandai dengan gangguan proses berpikir dan tanggapan emosi yang lemah. keadaan ini pada umumnya dimanifestasikan dengan halusinasi dan paranoid. Keyakinan atau pemikiran yang salah dan tidak sesuai dengan dunia nyata serta dibangun atas dasar unsur yang tidak berdasarkan logika.
Â
Personality Disorder
Nina mengalami Personality Disorder berupa gangguan kecemasan, terobsesi menjadi sempurna dan tidak dapat menahan emosi. Kondisi ini semakin parah saat ia merasa tersaingi oleh Lily. Nina sudah sejak lama mengalami Personality Disorder dibuktikan dengan Nina yang sering melukai dirinya sendiri. Selama film tersebut setidaknya ada beberapa kali Nina mengalami halusinasi atau perasaan mengalami sesuatu hal yang sebenarnya tidak terjadi baik secara verbal maupun visual.Â
Analisis berdasarkan Teori Psikologi
Teori Behaviorisme
Berdasarkan Teori Behaviorisme. Behaviorisme menganalisis perilaku yang nampak, dapat diukur, dapat dilukiskan dan diramalkan. Teori Behaviorisme adalah teori belajar dimana teori ini beranggapan bahwa semua tingkah laku manusia kecuali insting adalah hasil belajar. Belajar maksudnya adalah berbagai tingkah laku organisme timbul karena pengaruh lingkungan.
Tokoh Nina berusaha mengkonstruksi pikirannya untuk melakukan tindakan-tindakan yang kemudian menciptakan stimulus yang tanpa dia sadari merupakan pengaruh lingkungan serta tekanan pada dirinya. Respon-respon Nina terhadap lingkungan dan orang-orang disekitarnya yang nampak ini dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan.
Â
Teori Individual Alfred Adler
Adler memiliki pokok-pokok dalam teorinya yang mencakup beberapa hal. Yang pertama adalah satu-satunya kekuatan dinamik yang mendasari tingkah laku manusia adalah keinginan untuk menjadi superior, hal ini tampak pada Nina yang terus berusaha keras untuk mendapatkan peran utama dalam pementasan Black Swan. Segala tindakan Nina selama latihan dan perjuangannya dengan segala cara hingga melampaui batas merupakan pembuktian bahwa manusia manusia selalu ingin menjadi superior dan diakui orang lain. Yang kedua adalah persepsi subjektif individu membentuk kepribadian. Persepsi Nina yang ingin berperan sempurna dalam memerankan sosok Black Swan yang sangat bertolak belakang dengan dirinya membuat Nina membentuk tingkah laku yang berbeda dengan dirinya. Yang ketiga adalah semua fenomena psikologi disatukan dalam diri individu dalam bentuk self. Adler mengatakan bahwa kesadaran lebih dominan dalam hal mencapai tujuan. Dalam hal ini Nina sadar bahwa dia ingin memerankan Black Swan dengan sempurna namun disisi lain Nina juga diselimuti ketidaksadaran dimana dia seringkali berhalusinasi dan bahkan mengalami Waham. namun sisi sadar Nina masih tetap mengambil peran dalam pencapaian tujuannya.Â
Â
Teori Psikologi Analitik Carl Gustav Jung
Jung melihat bahwa tingkah laku manusia dibentuk oleh sejarah individu dan tujuan-tujuan serta aspirasi. dalam hal ini Erica ibu Nina pada awal film tampak menekan anaknya agar berhasil mengambil peran sebagai Black Swan. Hal tersebut dia lakukan sebagai imbas kegagalannya menjadi Black Swan dimasa lalu.
Â
Pesan Moral
Hakikatnya manusia adalah aktualisasi diri, namun pemahaman terhadap jati diri merupakan hal yang sangat penting, dengan memahami diri dan berpegang teguh pada jati diri seseorang pasti dapat mengendalikan diri dengan baik. Pola asuh terhadap anak menentukan pemahaman anak terhadap jati diri mereka, terlalu mengekang atau terlalu membebaskan sang anak sama – sama beresiko dalam pembentukan jati diri sang anak. Emosi adalah sebuah energi dimana sesuai dengan hukum kekekalan energi emosi tidak dapat hilang dengan sendirinya namun harus tersalurkan, kemampuan menyalurkan energi dengan baik perlu dipupuk dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Terlalu terobsesi terhadap sesuatu adalah hal yang tidak patut dilakukan karena dapat mengancam kesehatan mental diri sendiri.
Â
Setiap individu memiliki tingkat behavioris yang berbeda sejalan dengan lingkungan pembentuknya. Pemahaman akan jati diri merupakan hal yang sangat penting. Konstruksi pikiran serta faktor lingkungan mampu mengurangi stimulus yang akan diterima tiap individu. Dari sisi Teori Â
Behaviorisme dapat disimpulkan pula bahwa tanpa disadari perilaku atau respon terhadap stimulus yang dilakukan Nina merupakan dampak dari lingkungannya, berupa pola asuh ibunya, lingkungan yang mendesaknya dan faktor-faktor eksternal lain. Bukan sebuah hal yang mustahil ketika pikiran sejalan dengan kehendak kita serta lingkungan menjadi faktor pendukung utama setiap individu dapat menciptakan sebuah perubahan besar.Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”