Pernah gak sih kalian merasa makin dewasa circle kita bukan makin luas tapi makin sempit. Teman- teman yang dulu banyak banget satu persatu mulai pergi dengan kesibukannya masing-masing. Terus di titik saat ini kamu cuma ngerasa bahwa memang gak ada yang kekal termasuk persahabatan yang kita junjung tinggi atas nama solidaritas.
Welcome To the Jungle Guys. selamat datang di realita yang kita bayangkan semasa sekolah atau kuliah begitu indah dan penuh warna. atau waktu zaman kuliah kita begitu semangatnya ingin cepat selesai dan cepat kerja atau punya usaha. Akhirnya ketika kita masuk ke realita melamar kerja dan membuat usaha di masa sekarang ini,  sungguh sebuah perjalanan yang terjal, tak semudah dan semanis kisah drama di film-film.
Dan teman – teman kalian yang begitu solid dan akrab di masa sekolah atau kuliah, satu persatu mulai sibuk memikirkan masa depannya sendiri-sendiri. Jangan harap solidaritas yang circle kalian agungkan ketika menjadi mahasiswa atau pelajar akan mereka ingat. Kebanyakan mereka juga sibuk dengan perjuangan dan pencapaian mereka sendiri-sendiri.
Empati jadi barang langka di masa sekarang. Tidak ada lagi tuan baik hati, semuanya selalu ada agenda di belakangnya. Hanya di film – film saja ada orang baik hati yang menolong tanpa pamrih, di realita semua pasti selalu ada agenda di belakangnya.
Jadi jangan manja. Nggak ada yang bisa kalian harapkan dari orang lain kecuali dari diri kalian sendiri. Ada kutipan yang begitu relevan dengan manusia dari Syaidina Ali bin Abi Thalib.
Aku pernah merasakan semua kepahitan hidup, tapi kau tahu apa yang paling pahit dan menyakitkan? berharap kepada manusia
Dulu waktu ketika kita sekolah atau menjadi mahasiswa, tentu kita persahabatan kita erat sekali. Begitu banyak sahabat yang selalu ada di samping kita dan membantu kita dan menguatkan kita. Tapi sadarkah kita semakin dewasa, satu persatu sahabat kita menikah lalu mempunyai anak, lambat laun kita akan merasakan circle persahabatan kita menyempit.
Waktu yang kita habiskan ketika dulu sungguh sangat berbeda di masa sekarang dengan mereka. Bahkan intensitas bertemu pun semalam jarang, karena semua punya kesibukan dan agendanya masing-masing bersama keluarga.
Dan pada akhirnya kita akan merasakan kesepian lagi dan mulai kita akan merenungkan sejatinya memang hanya pada diri kita sendiri, kita bisa bergantung, bukan pada orang lain, yang cepat atau lambat juga akan pergi, dengan agenda kehidupan mereka masing-masing.
Tempat berharapa bukan pada mahluk, tapi kepada pemilik mahluknya yaitu tuhan semesta alam, pemilik muasal dan muara segala garis takdir setiap insan di muka bumi ini.Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”