Bertemu denganmu adalah suatu harapanku untuk mengenalmu lebih dekat, namun tidak kuduga bertemu denganmu juga adalah kesalahan yang terjadi disepanjang perjalanan kisah hidupku mengenal lelaki.
Bermula dari media social kita saling mengenal, berkomunikasi melalui chat. Entah, karena keseruan chat hatiku semakin penasaran tentangmu. Kamu mengajakku bertemu saat itu, namun pertemuan kita gagal. Jujur saat itu aku kecewa banget, kamu menghilang seminggu tak ada kabar. Aku pikir kamu tak serius dengan janjimu untuk bertemu denganku.
Seminggu berlalu dari hari yang seharusnya kita bertemu, kamu menyapaku di media social. Jujur hatiku senang sekali, tapi juga bercampur kecewa. Tanpa basa-basi, aku membalas chatmu dengan menyampaikan rasa marah dan kecewaku.
Hai kamu, membuatku menunggu tapi nggak ada jawaban saat itu. Malah menyuruhku pulang dengan alasan "dompetku tercecer", kamu tahu aku menunggu chatmu yang ada kamu menghilang selama seminggu.
Setelah menyampaikan rasa kecewaku yang telah lama kupendam, akhirnya perasaanku lega. Kamu meminta maaf padaku, dan merasa bersalah karena kurang tepat menyampaikan bahwa sebenarnya kita nggak jadi bertemu saat itu.
Sebulan berjalan kamu mengajakku bertemu dan lokasi yang kamu pilih membuatku bingung. Ada kecurigaan untuk bertemu denganmu ditempat yang kamu sebutkan, tapi caramu meyakinkanku membuatku luluh dan percaya begitu saja. Serta kamu berjanji tidak akan berbuat yang macam-macam terhadapku.  Tepat di hari weekend kita bertemu, aku dijemput olehmu dan membawaku ke tempat yang kamu rencanakan sebelumnya.
Di tempat itu hanya kita berdua, aku pun nggak tahu bagaimana cara memulai obrolannya. Namun kamu berusaha mencairkan suasana, hingga aku nggak kaku lagi dan mulai mengobrol yang ingin banyak kutahu tentangmu. Tapi mengapa tak sedikitpun, kamu mau tahu tentang diriku yang ada dirimu hanya berbaring disampingku.
Suasana di antara kita sepertinya semakin asyik, hingga dirimu melakukan sesuatu hal yang tidak seharusnya kamu lakukan kepadaku. Akupun ikut terbawa suasana saat itu, namun aku masih bisa mengendalikan diri untuk tidak mengikuti nafsumu. Dan aku bersyukur dengan bunyinya dering hpmu, yang menelpon adalah ibumu untuk memintamu pulang segera.
Aku melihat wajahmu kecewa, karena tak bisa melanjutkan hal yang ingin sekali kamu lakukan padaku.
Kamu mengantarku pulang ke rumah, aku pikir hubungan ini akan berlanjut. Ternyata tidak, kejadian yang sempat bikin aku shock karena ulahmu membuatku sadar kalau kamu sebenarnya hanya ingin memanfaatkanku saja. Kamu tidak lagi melihat story whatshAppku dan instagramku, sebab biasanya kamu paling rajin melihat Instastory-ku. Ini kok kamu berbeda, entah ada apa denganmu? Sepertinya kamu mencoba menjauhiku dengan tidak menghubungiku lagi. Padahal aku berharap kamu meminta maaf atas kejadian tersebut, karena kamu tidak bisa menepati janjimu.
Jujur aku sangat sedih, tapi aku mencoba menceritakan ke beberapa orang yang kupercaya untuk mengurangi kegalauanku. Malah yang ada mereka memarahiku, karena masih mau niat berteman denganmu. Kata mereka "Apa kamu masih mau bertemu dan berteman dengan orang yang ingin hanya memanfaatkanmu saja?", dan paling miris dari perkataan mereka "Kamu masih mau bertemu dengan orang yang sudah melakukan asusila kepadamu".
Dari respon tersebut, membuatku sangat terkejut kalau ternyata apa yang aku harapkan padamu salah. Memang benar kata mereka, kamu hanya ingin enak-enak saja dan sekarang malah menjauhiku. Seharusnya aku bersyukur kalau kamu menjauhiku, itu pertanda kamu bukan orang baik. Dan kamu pernah berjanji tidak akan macam-macam terhadapku, nyatanya kamu tidak bisa menepati janjimu.
Dalam lubuk hatiku yang paling dalam, aku menyesal ketemu denganmu seharusnya aku tidak percaya perkataan omong kosongmu. Andai saja aku lebih peka terhadap kegagalan pertama kita bertemu, karena itu adalah pertanda buruk yang dikirim Tuhan untukku. Tapi sudahlah semuanya sudah terjadi yang kulakukan sekarang bangkit dan berusaha move on tentangmu.
Rasanya sakit ingat hal yang kamu lakukan padaku, namun aku nggak mau menyalahkanmu sepenuhnya. Karena sebenarnya ini juga salahku percaya omong kosongmu. Yang bisa kulakukan sekarang memaafkan diriku dan kamu, sehingga aku dengan mudah melepaskan kisah yang menyakitkan itu. Akupun hanya bisa berdoa kepada Tuhan, semoga kamu tidak melakukan hal yang sama kepada orang lain.
"Kesalahan yang kubuat bersamamu adalah pengalaman menyakitkan, tapi aku berusaha move on dengan bahagia selebihnya biar Tuhan yang atur sebagaimana mestinya."
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”