Ramuan Menenangkan dari Si Kopi Pahit dan Si Cokelat Manis

Banyak efek yang menyehatkan dari paduan kopi dan cokelat.

Kopi. Siapa yang tak mengenal minuman yang satu ini? Menghidangkan cita rasa orisinil pada lidah sampai-sampai susah dihilangkan rekam jejaknya pada indera pengecap yang punya banyak papila tersebut. Hal ini dikendarai oleh perawakan kopi yang berwujud senyawa aromatik unik tersubsitusi oleh suatu atom nitrogen dan tergolong dalam alkaloid yang masuk dalam nominasi senyawa metabolit sekunder.

Advertisement

Perlu diketahui pula perawakan kopi ternyata mirip, saya tegaskan sekali lagi, serupa tapi tak sama dengan wajah yang dimiliki tembakau. Suatu makanan atau minuman yang memiliki komposisi metabolit sekunder sejatinya pasti memiliki rasa yang susah dihilangkan dari memori. Persepsi yang sudah terbangun pada neuron di otak akan tersimpan dan ketika lidah bertemu sapa kembali dengan kopi rasanya ada sesuatu yang melekat yang tak bisa hilang. Ini bukan etilen glikol, wajah yang memang bersifat sebagai perekat. Kalau bukan si etilen glikol lantas siapa yang menenggarai wajah kopi sampai ia benar-benar tak bisa luput dari memori si lidah?

Kafein. Tepat sekali, dialah wajah kopi yang tak mampu ditiru oleh minuman jenis lainnya. Selain itu, ia juga digadang-gadang sebagai pelaku dalam kasus menolak rasa kantuk. Umumya persentase kafein pada kopi yang memberikan kontur flavour hanya sebesar 1-1,5%. Saya bubuhkan kata hanya agar kita bisa memaknai bahwa dengan jumlah yang kecil saja tubuh kita sudah mampu menerima rangsangan dari wajah kopi yang satu ini. Nah, ini biasanya yang cukup menarik untuk membahasnya. Bagaimana modus si kafein pada tubuh agar kita tidak merasa lelah dan kantuk?

Kompetisi mulai terjadi ketika kafein sudah merayap sejengkal demi sejengkal pada tubuh kita saat ia dimasukkan secara sengaja lewat mulut hingga sampailah ia ke otak. Di sinilah kompetisi sesungguhnya dimulai. Starting point dari modus sang kafein. Ia mengambil paksa peran yang sudah dimainkan sang adenosin, saya lebih nyaman untuk mengatakannya sebagai salah satu perawakan di otak yang bersembunyi pada lipatan magis di sana. Bukan sebagai neurotransmitter yang pernah diutarakan oleh Bapak Lehninger, Harper, dan kawan-kawannya yang lain.

Advertisement

Sang adenosin memainkan peran salah satunya merangsang rasa kantuk dan membuat jantung melambat pergerakannya dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Kafein menggantikan peran adenosin sekaligus bekerja secara antagonis dalam fungsi perawakannya.

Efek yang timbul dari peran kafein sejatinya adalah fortissimo rasa bahagia. Apakah saya harus mendeskripsikan rasa bahagia lewat organ tubuh? Baiklah, jika kita merasa bahagia sudah pasti tekanan darah meninggi, ini menandakan kerja jantung jadi lebih aktif serta will or unwill pupil mata ikut terbuka lebar. Inilah yang orang-orang sebut sebagai tolak kantuk.

Advertisement

Ternyata, di dalam tubuh kita sudah ada perawakan yang mirip dengan kafein yakni si adrenalin. Perpaduan wajah antara kafein dan adrenalin tampaknya membuat tubuh semakin semarak. Pasalnya jantung jadi lebih cepat bernyanyi untuk menghantarkan darah ke seluruh tubuh. Bagi, sebagian orang hal ini cukup mengganggu karena ketukan jantung yang tidak tepat tempo malah menghasilkan rasa cemas dan khawatir berlebihan bagi mereka. Ini lumrah dipanggil dengan sebutan panic disorder dan social anxiety disorder.

Belakangan ini sudah banyak penelitian yang terungkap bahwa kopi dapat dikombinasikan dengan wajah yang lain sehingga efek dari rasa cemas dan khawatir yang berlebihan dapat diminimalkan, yaitu dengan cokelat. Untuk penelitian yang satu ini saya rasa anda sudah cukup cerdas untuk menemukannya sendiri dengan menanyakannya pada kotak ajaib search engine pada handphone atau PC anda.

Ada satu hal yang menarik yang saya harus bagikan, ternyata cokelat juga punya perawakan menarik disamping bisa meminimalkan modus kafein dalam mengakselerasi irama jantung yakni cokelat dapat meningkatkan daya ingat yang bisa juga disapa dengan nilai kognitif seseorang.

Ternyata hal ini sejalan dengan ungkapan Amalia (2018) dalam skripsinya dimana untuk menghindari kadar kolesterol jahat yang merupakan manifestasi dari penyakit penyumbatan pembuluh darah jantung yang biasa dipanggil dengan kardiovaskuler dapat menggunakan cokelat. Mengapa bisa? Karena cokelat masih mengandung wajah lain yang terkoneksi langsung dengan kafein yaitu flavonoid dan tanin, mereka ini masih satu keluarga dan tergabung dalam metabolit sekunder. Penampakan wajah cokelat inilah yang diduga sebagai penurun tempo kerja jantung sekaligus penurun tekanan darah.

Jadi, perpaduan yang unik dan menenangkan bukan antara cokelat dan kopi. Menstabilkan kecemasan dan meningkatkan konsentrasi pula. Saya pikir ini cukup layak untuk dicoba. Silahkan meramunya dengan apik tentunya dengan air sebagai pelarut dan wadah gelas yang dipenuhi cinta.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Lahir dan besar di Buumi Melayu, Menikmati seragam abu-abu di Biak, Papua. Menjelajahi Bumi Nyiur Melambai, Manado berkat Kimia. Sekarang aku jatuh cinta pada dunia menulis di tanah Jawa.