#RamadandiKampungku – Mengenal Malam ‘Khatam Darus’ di Purworejo, Kegiatan di Malam 17 Ramadhan untuk Menyambut Peristiwa Turunnya Al-Qur’an

Menggapai keberkahan di Bulan Ramadhan denACgan melakukan aktivitas kebaikan

Bulan Ramadan adalah bulan yang spesial dan selalu dinanti-nanti kehadirannya. Hal itu karena Ramadan merupakan bulan dimana peristiwa-peristiwa penting tentang Islam terjadi, salah satunya yaitu peristiwa turunnya Al-Qur’an. Maka dari itu, selalu ada cara-cara unik dan spesial yang dilakukan masyarakat dalam menyambut hingga mengakhiri Ramadan. Salah satunya yaitu yang dilakukan oleh kebanyakan masyarakat di desa-desa Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Meski memiliki nama yang berbeda-beda di setiap desa, namun bentuk kegiatannya hampir sama.

Advertisement

Seperti yang dilakukan oleh desa saya, tepatnya di Desa Pekutan, yaitu menyelenggarakan kegiatan yang dinamakan Khatam Darus. Dimana kata Darus ini berasal dari kata Tadarus atau aktivitas membaca dan mengkhatamkan Al-Qur’an untuk menyambut malam Nuzulul Qur’an. Apa itu Nuzulul Qur’an? Nuzulul Qur’ran berasal dari kata Nuzul dan Alquran. Kata Nuzul secara harfiah berarti menurunkkan sesuatu dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Sedangkan Quran merupakan Al-Qur’an, yang merupakan kitab suci umat Islam.

Nuzulul Quran merupakan peristiwa turunnya kitab suci Al-Qur’an untuk pertama kalinya ke bumi. Dalam kata lain, Nuzulul Quran ini menjadi peristiwa turunnya Al-Qur’an dari Allah SWT yang melalui perantara malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW di muka bumi. Dimana Al-Qur’an menjadi bagian penting bagi kehidupan manusia yakni sebagai petunjuk untuk mencapai kebenaran. Al-Qur’an pertama kali diturunkan di Gua Hira pada 17 Ramadhan. Maka dari itu, kegiatan penyambutan Nuzulul Qur’an itu dilaksanakan pada malam ke-17 bulan Ramadan.

Rangkaian dari acara Khatam Darus itu biasanya dimulai dengan mengkhatamkan Al-Qur’an terlebih dahulu. Jadi, sebelum sampai pada malam ke-17, sudah ada kegiatan tadarusan bagi jamaah yang ingin berkontribusi untuk membantu membaca satu juz setiap selepas tarawih. Namun, biasanya hanya terdapat 5-8 orang saja yang yang turut serta dalam tadarusan ini. Kendati demikian, tidak menghalangi niat untuk khatam sebelum malam ke-17. Kemudian pada saat telah memasuki malam puncak, yakni malam 17  Ramadan, kegiatan yang dilakukan yaitu pengadaan kajian, santunan anak yatim/piatu, khatam Al-Qur’an (pembacaan juz 30 oleh anak-anak), tahlil, serta pembagian nasi kenduren bagi tamu yang hadir. Acara ini dilaksanakan seusai Shalat Tarawih, sekitar pukul 20.30 sampai dengan 23.30.

Advertisement

Acara semacam ini lain tak lain adalah sebagai sarana mencharge iman di pertengahan bulan Ramadan, karena di waktu-waktu itu biasanya seseorang akan mulai merasa jenuh. Memperbanyak ibadah dan membaca Al-Qur’an, sebagai perwujudan kecintaan pada Al-Qur’an yang seharunya menjadi pedoman hidup bagi umat manusia. Pun sebagai upaya untuk mengingat peristiwa turunnya Al-Qur’an itu sendiri. Selain itu, acara Khatam Darus juga dilakukan untuk memperoleh kebaikan dalam kemuliaan malam Lailatul Qadar.

Lailatul Qadar merupakan istilah yang digunakan untuk memperingati malam di mana Al-Qur’an diturunkan langsung dari Allah SWT secara keseluruhan Baitul Izzah (semacam ruang Illahiyah) yang kemudian dibawa Malaikat Jibril secara berangsur kepada Rasulullah SAW. Maka dari itu, hanya Allah SWT saja yang tahu tentang kapan malam Lailatul Qadar itu. Sungguh, malam Lailatul Qadar adalah malam yang mulia, dan malam ini lebih baik dari malam seribu bulan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Hanya seorang Hamba yang selalu ingin menebarkan manfaat.