Quarter Life Crisis. Apakah Kita Bisa Melewatinya? Yuk Pahami Dulu Fase-fasenya!

Kekhwatiran dan rasa takut akan ketertinggalan umum terjadi di fase remaja hingga dewasa. Rasa cemas dan gelisah akan masa depan membuat seseorang sering kali memilih untuk menyendiri sehingga membuat dirinya seperti tidak memiliki siapa pun selain dirinya sendiri.  Usia 17-33 tahun akan mengalami banyak perubahan dan transisi ketika membangun struktur kehidupan (life structure) yang stabil untuk masa dewasanya (Levinson dalam Sari Purwitasari, 2018)

Advertisement

Berkembanganya zaman membuat kita lebih mudah melihat keberhasilan orang lain yang menjadikan diri kita seperti terasingkan dan merasa tak pernah memiliki pencapaian. Awalnya kita akan masuk pada fase tidak percaya diri akan kemampuan kita membuat kita mengharuskan membangun kembali self-confidence diri kita. Setelah kita berhasil membangunnya kita akan merasa terjebak akan pilihan-pilihan dan keputusan yang kita buat dari mulai pendidikan, karier sampai hubungan.

Mengenai self-confidence, punya rasa percaya diri sehingga kita bisa meminimalisir quarter life crisis yang pastinya akan di hadapi pada masa dewasa awal berikut cara meningkatkan self-confidence:


  • Berhenti menjadi perfeksionis, pahami dan terima segala kelebihan dan kekurangan yang ada, dan ketika terjadi kegagalan yang membuat menyerah, pelajari dan bangkit kembali.

  • Berhenti membandingkan dengan orang lain, membuat perbandingan dengan orang lain akan membuat hati menjadi lelah, setiap manusia memiliki pencapaianya masing-masing, kuncinya berusahalah dengan maksimal dan terbaik.

  • Buat Self-Journal, menulis pencapaian dan kegagalan dalam satu tempat yang disebut Journalling, dapat membantu terus berkembang dan membantu lebih bersyukur atas apa yang telah dimiliki.

Advertisement



Lalu apa itu quarter life crisis? Fenomena yang terjadi pada umur 18-31 tahun di tandai dengan adanya krisis perkembangan (Robinson, 2018). Pada awal usia 20-30 tahun manusia akan mengalami fase, Intimacy Vs Isolation tahap perkembangan dimana manusia mengembangkan hubungan dengan support systemnya seperti sahabat, orang tua, suami dan anak.

Bagaimana quarter life crisis ini bisa terjadi? Berikut fase-fase terjadinya quarter life crisis yaitu:

Advertisement


  • Fase terkunci, dimana kita merasa terperangkap didalam hubungan maupun perkerjaan yang tidak lagi memuaskan atau tidak sesuai dengan harapan

  • Fase pemisahan, berusaha memisahkan diri dari komitmen secara fisik dan emosi.

  • Fase cepat, mengambil waktu sejenak, untuk menyadari bahwa sejatinya keadaan akan selalu berubah dan menghadapi hal yang menyakitkan.

  • Fase pencarian, mencoba dan menjelajahi berbagai pilihan yang ada, serta mengambil pemikiran yang baru untuk masa depan.

  • Fase pembangunan kembali, tidak lagi merasa krisis, membangun kembali komitmen yang baru,dengan tujuan yang baru.

Tapi kenyataanya begitu banyak hal yang harus dipikirkan, memilih pekerjaan, mencari pasangan, hilang arah, pembicaraan buruk orang lain terhadap diri kita. Tapi ini juga tentang kesejahteraan dan kesenangan jiwa. Jadilah nyata dan konsisten, jadilah yang terbaik dari diri kamu sendiri. Jadi bagaimana menemukan masa depan? Apa yang sebenarnya kita perjuangkan? Intinya? Nilainya? Mengapa kita ada di dunia ini? Intinya? Tujuannya? Apa kemampuan yang kita miliki? Waktu yang mengalir, perbaiki diri.

Tantangan dan kegagalan dalam hidup tidak apa-apa, kesalahan, hambatan kegagalan membuat kita belajar dan menyadari, temukan penyemangat hidupmu, dan tidak perlu membanding-bandingkan dirimu dengan standar sosial, fokus pada hal-hal yang lebih besar.

Ketika kita menghadapi quarter life crisis kita pun akan dihadapkan pada tahapan kesedihan. Tahap pertama Shock Surprise or shock at the event, pada tahapan ini kita akan terkejut, kaget seperti binggung harus bagaimana. Tahap kedua Denial, Disbelief, looking for evidence that isn’t true, pada tahap ini kita menolak seakan tak percaya bahwa ini nyata dan terjadi.

Tahap ketiga Aware (Frustration) Recognition that things are different, sometimes angry, pada tahapan ini kita mulai menyadari tapi terkadang kita pun marah akan keadaan. Tahapan keempat Acceptance Low mood, lacking in energy, pada tahapan ini kita sudah mulai bisa menerima tapi suasana hati dan energi kita masih sangat tidak stabil.

Tahapan kelima Experiment Initial engagement with new situation, pada tahapan ini mencoba kepada kehidupan baru keluar dari zona nyaman. Tahapan keenam  Decision Learning how to work in the new situation, feeling more positive, pada tahapan ini sudah mulai belajar dan bangkit memulai kembali kehidupan dan mulai merealisasikan self-journal dan memiliki self-boundaries.

Tahapan yang terakhir Integration Changes integrated, a renewed individual, pada tahapan ini kita sudah menerima semuanya dan hadir diri sebagai diri yang lebih baru dan lebih bisa menghadapi kenyataan hidup.


Tidak pernah ada orang yang benar-benar paham akan dirimu, kecuali dirimu sendiri, Flowing time Addiction Self improvement


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

hallo saya melsa mendyana, biasa di panggil caca, saya mahasiswi aktif di UIN syarif hidayatullah Jakarta program studi bimbingan dan penyuluhan islam