Putih Abu-abu adalah Pencetus Mimpi-mimpi Indahku

Hampir habis waktuku mengenakan seragam putih abu-abuku ini, sebentar lagi gerbang menuju pendidikan yang lebih tinggi akan terbuka bagiku juga bagi teman-teman seangkatan juga seperjuanganku. Tapi yang jadi pertanyaan, apa mungkin mimpiku ke perguruan tinggi bisa terwujud? Keterbatasan memaksaku untuk takut, bahkan sekedar bermimpi.
Tidak ! aku tidak boleh takut untuk bermimpi, karena hanya itu yang bisa ku lakukan saat ini.

Advertisement

Tentang mimpi

Setiap mimpi akan terwujud pada saat embun mulai mengudara, bersama dedaunan yang menghijau. Tak ada yang tahu kapan pelangi berhasil tergambar tinggi di langit, bahkan hujan tak bisa menjajikan. Tentang sekuntum mawar putih yang jatuh , ada kecurigaan di balik semuanya, mungkin antara embun, daun dan mawar telah bersekongkol untuk memusuhi duri.
Aku adalah anak yang jago bermimpi, merajut mimpi, bahkan mengarang mimpi. Setiap hari ku habiskan untuk bermimpi. Layaknya pelangi biru yang selalu terlihat bersama awan, aku hampir pasti menggali lubang mimpi. Ada yang kutanami mawar dan ada yang kutanami duri. Bahkan ada yang kukubur hingga mengembun setiap pagi.

Mimpi bukanlah suatu permainan, dari mimpi kita mampu melukiskan sebuah harapan dari mimpi pulalah kita mempunyai semangat untuk masa depan. Bayangkan apa jadinya jika seseorang tanpa mimpi? Bermimpilah, bermimpilah setinggi-tingginya sampai engkau mampu menggapai mimpimu dan bukan hanya sekedar omongan belaka. Mimpi, apa susahnya bermimpi? Yang susah jika kita bermimpi tanpa melakukan sesuatu.

Advertisement

Tentang cita-cita

Aku punya banyak cita-cita dari cita-cita rasional sampai cita-cita irasional. Tapi itulah cita-citaku, sebagian besar telah pupus, dan aku berhenti sejenak menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya kembali, aku mengenang setiap mendiang cita-citaku yang telah pupus seiring berjalannya waktu, ketidakpercayaan diri membuat cita-citaku pupus secara perlahan.

Advertisement

Setiap hari aku berdoa dan kupanjatkan segalanya untuk cita dan harapanku. Dan setiap kali aku merenung, aku seperti berziarah ke dalam harapan juga cita-citaku yang telah pupus, dan derai air mata mulai jatuh mengingat aku takan mendapatkannya. Hmmm, begitu indah mayat sebuah cita-cita, hingga aku sangat mencintai diriku yang dulu yang penuh percaya diri dan penuh semangat untuk menggapainya.

Baiklah, hari ini aku akan mempersembahkan bunga mawar lengkap di atas nisan dari setiap cita-citaku dan langkahku masih panjang untuk menggapai setiap cita-cita yang lain yang masih ada dalam pikiranku juga mengalir di dalam jiwaku. Dan langkahku masih panjang untuk mencintai yang namanya cita-cita. Untuk masa depanku, akan ku gendong masa depanku ini dengan mengendong dan menjunjung sisa-sisa organ dari cita-citaku.
Tentang Cinta
Aku berhenti berpikir panjang dan aku berhenti untuk menjunjungnya, aku masih terlalu muda untuk itu , aku belum tahu siapa dan di mana jodohku, yang ku tahu aku tidak perlu mencari aku cukup hanya mempersiapkan hal terbaik yang bisa ku lakukan sekarang agar calon jodoh di masa depanku mampu untuk mencintaiku. Aku cukup berkarir, sukses, dan berkarakter maka jodoh yang terbaik telah disiapkan Tuhan buatku. Jodoh yang terbaik, seperti yang ku mau, bahkan lebih dari yang ku mau.

Aku bukan pengingat yang handal tapi aku penyimpan yang hebat, aku menyimpan segala indahmu dari sisi pandangku lurus dan berwarna.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat alam dan angin sepoy sepoy.