Punya Mertua dan Ipar yang Baik itu Suatu Keberuntungan. Bersyukurlah Jika Kamu Sudah Memilikinya!

mertua dan ipar baik

Maka bersyukurlah, jika kamu telah memiliki mertua dan ipar yang kebaikannya kepada kita sungguh tiada dua. Mereka adalah orang tua kedua setelah bapak dan ibu kandung kita. Sudah selayaknya kita saling berbuat baik kepada sesama keluarga.

Advertisement

Ketika kamu memutuskan untuk menikah dengan pujaan hatimu, maka sebenarnya kamu bukan saja menikahi pasanganmu, tetapi juga keluarganya. Ketika kamu memutuskan untuk hidup bersama pasanganmu, maka sebenarnya kamu bukan hanya membawa nama baik keluargamu, tetapi juga harus membawa nama baik keluarga pasanganmu.

Menyatukan dua insan sudah menjadi hal yang lumrah dalam ikatan pernikahan. Tetapi menyatukan dua keluarga masih menjadi hal yang sulit dilakukan. Tak jarang, setelah memasuki dunia pernikahan, masalah kerap terjadi. Baik itu dari faktor pasangan bahkan tak jarang dari keluarga pasangan kita.

Apalagi jika di awal pernikahan, kita terpaksa harus hidup serumah dengan mertua atau ipar. Rasa canggung dan tidak bebas pasti kerap menghampiri. Merasa malu jika ingin bangun siang, takut dicap menantu pemalas jika sedang enggan untuk membersihkan rumah, dan sebagainya. Banyak sekali terjadi kasus percekcokan antara menantu dengan mertua atau ipar karena gesekan-gesekan kecil yang akhirnya menyulut pertengkaran.

Advertisement

Mertua yang mungkin selama ini sering digambarkan sebagai sosok yang tegas cenderung galak, suka mengatur, dan yang lainnya, membuat kita sebagai menantu agak segan untuk sekedar ngobrol. Tapi kalau nggak menyapa, khawatir disangka tidak memiliki sopan santun. Sosok kakak ipar juga kadang menjadi salah satu yang ditakuti karena kita belum tahu seperti apa karakternya. Meskipun rasanya tidak setakut kepada mertua, tetapi tetap saja mendekati kakak ipar bukan hal yang mudah.

Namun tidak semua mertua dan ipar memiliki sifat demikian, kok! Banyak di luar sana sosok-sosok mertua dan ipar yang baik dan menganggap kita sebagai anak atau saudara sendiri. Seperti pengalaman pribadi saya yang membuat saya amat bersyukur menjadi bagian dari keluarga mereka. Seperti pada masa-masa pacaran dulu dengan lelaki yang sekarang menjadi suami saya, untuk pertama kalinya saya diajak ke rumah pacar saya untuk bertemu dengan keluarganya. Sambutan yang baik dan hangat saya terima meskipun saat itu belum terpikir untuk menikah.

Advertisement

Hingga akhirnya kami pun menikah dan saya hamil. Selama kehamilan, mertua selalu bertanya tentang keadaan saya. Beliau selalu mengingatkan apakah saya sudah makan, apakah sudah periksa kandungan, dan sebagainya. Pun sampai saya melahirkan, beliau selalu ingin mengetahui keadaan cucunya. Sering mengirim WhatsApp sambil meminta foto ter-update cucunya. Dan beliau adalah sosok yang sering mengkhawatirkan menantunya melebihi rasa khawatirnya kepada anaknya sendiri.

Kakak ipar perempuan saya juga tidak kalah baiknya. Beliau adalah partner diskusi saya yang paling oke. Orang yang tidak pernah keberatan jika saya dan suami ingin menginap dan membuat rumahnya berantakan. Orang yang tidak pernah marah jika rumahnya berisik karena teriakan dan ocehan anak saya. Dan beliau adalah orang yang sering memberi pinjaman buku-buku favoritnya kepada saya meskipun buku tersebut masih disegel.

Maka bersyukurlah, jika kamu telah memiliki mertua dan ipar yang kebaikannya kepada kita sungguh tiada dua. Mereka adalah orang tua kedua kita setelah bapak dan ibu kandung kita. Sudah selayaknya kita saling berbuat baik kepada sesama keluarga.

Banyak di luar sana yang tidak seberuntung kita, memiliki masalah dengan mertua dan ipar hingga berujung pada kejadian yang tidak diinginkan. Selagi masih ada, maka rawatlah tali silaturahmi dengan keluarga pasangan. Berbaik sangka, saling bertanya kabar, saling memberi hadiah. Maka niscaya rumah tangga yang damai dan tentram bukan suatu kemustahilan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Masih berusaha untuk menulis ditengah kesibukan mengurus anak

Editor

Not that millennial in digital era.