Punya Hobi yang Mencukupi Kebutuhan dari Jurusan Kuliah yang Aku Anggap Salah.

Ini adalah sedikit ceritaku yang aku tulis untuk berbagi cerita, pengalaman segaligus jadi motivasi bagi kalian pembaca. Aku harap cerita ini tidak membosankan dan bisa diterima kalian dengan baik ya, bagi pembaca. Sebelumnya perkenalkan dulu ya aku Ana Haning Dewi Anjani lahir di Pekalongan 22 juli 2003, jadi umur sekarang 18 tahun ya teman teman. Aku anak dari Muhamad Harun dan Werdiningsih. Bapakku berumur 56 tahun dia bekerja sebagai supir atau buruh jadi setiap harinya bapaku itu bekerja di sungai dia sering juga bangun pagi hanya untuk mengantri pasir nah bapakku itu bekerja sebagai penjual pasir, batu dan material lain tapi bukan seperti toko bangunan ya melainkan seperti hanya jasa antarnya saja. 

Advertisement

Ibukku berumur 51 tahun dia tidak bekerja tetap hanya di rumah menjadi ibu rumah tangga, tetapi dia juga punya pekerjaan samping jadi kolektor tabungan desa, ibukku juga sering kali di undang untuk memasak di tempat hajatan ataupun acara lain dalam bahasa jawanya itu rewang, rewang sendiri memiliki arti membantu ya. Menurut aku mereka adalah kedua orang tua yang sangat hebat, bukan sombong ya. Kemudian aku anak dari 3 bersaudara. Kakakku yang pertama dia laki laki bernama Ika Rifki Ning Fajar yang berumur 30 tahun. Kedua kakakku perempuan, dia bernama Ester Hadita Deltania, dia berumur 25 tahun dia juga masih single, dia bekerja di OGOS. Aku tinggal di rumah bareng kakakku perempuan, bapak dan ibu. Aku tinggalnya di Jawa, di Desa Legokkalong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan. Mungkin itu saja ya perkenalan dari sisi keluargaku.

Kemudian masuk ke dalam ceritaku ini yaitu pada awalnya aku sekolah di salah satu SMA di Pekalongan yaitu SMA 1 DORO, mengapa aku milih sekolah di Doro yaitu karena ingin mencoba hal baru di daerah yang jarang aku datangi, mesti kalian yang membaca artikel ini mungkin ada yang tau daerah Doro kan masih terkenal alamnya ya yang masih asri, pohon pohon masih banyak kemudian wisata wisata juga masih alami. 

Aku mengambil jurusan MIPA di SMA 1 DORO mungkin kedengarannya jurusan MIPA terkenal dengan anak yang pandai pandai kemudian anak yang tidak banyak omong atau diam, introvet tapi pendapat itu menurutku tidak seratus persen benar bagaimana tidak dikatakan benar ya karena yang aku alami itu tidak sepenuhnya seperti itu bahkan anak anak MIPA itu di sekolahku itu sangat hiperaktif, hiperaktif disini dapat di jelaskan teman-temanku ini benar benar anak yang tidak sombong terus tidak introvet banget, dan maaf nih ngga bermaksud menyinggung perasaan kalian, ada juga yang anak MIPA tidak terlalu pintar tetapi memang pintar dari segi yang lain mungkin dalam ekskul dan organisasi dia aktif. 

Advertisement

Jadi aku merasa ngga minder ngga terlalu tertekan di jurusan MIPA ini. Seiring berjalannya waktu aku di kelas 12 yang mau lulus aku merasa bingung untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi ke jurusan apa? Lalu sempat terbesit dalam pikiranku aku ingin menjadi seorang guru, ada juga pikiranku ingin bekerja di bank.

Kemudian kebingungan itupun masih berkelanjutan hingga lulus, lalu aku bertanya kepada orang tuaku lalu orang tuaku pun menjawab dengan kamu boleh mengambil jurusan apa yang kamu mau, ibuk tidak mau memaksa karena nantinya kamu yang akan menjalani ibuk hanya mendukung dan mendoakan agar jadi yang terbaik lalu aku pun menjawab buk aku menyukai anak anak dan sudah dari dulu emang cita-cita ku seorang guru, jadi aku ingin menjadi guru. Lalu ku putuskan aku masuk di perguruan tinggi IAIN Pekalongan fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Advertisement

Aku pun merasa minder saat itu, karena teman temanku yang satu angkatan di SMA banyak yang mengambil jurusan yang bisa dikatakan keren, misal hukum, akutansi dan masih banyak yang lain. Bukan berarti jurusanku tidak keren ya, tapi emang banyak atau seringkali dikatakan apa sihh mau kok jadi guru anak PAUD seperti itu misalnya. Tapi aku merasa ini memang keputusanku, aku yang suka aku yang menjalani jadi aku berhak memilih jurusan ini.

Suatu ketika aku di ajak ibuku jalan jalan bersama saudara ku yang dari bapakku ke Semarang , awalnya aku tidak mau saat itu aku sedang badmood karena ada satu orang spesialku sedang menjengkeliku, tapi aku saat itu berdoa agar dimudahkan segala urusannya lalu hatiku pun merasa agak lebih tenang. 

Kemudian aku memutuskan ikut jalan jalan ke Semarang, saat itu banyak bertemu dengan saudaraku salah satunya yaitu Mba Rinda dia adalah seorang Guru Paud dan ibunya juga Guru Paud nah di perjalanan aku bercerita tentang kebingunganku kemudian dia memberi motivasi yang membuatku lebih merasa tenang dan tidak minder. Setelah Mba Rinda itu tahu tentangku lebih dalam dia mengajakku menjadi seorang guru di les-les an yang dia bimbing di rumahnya. 

Awalnya aku merasa tidak percaya diri karena aku belum bisa dan belum tahu ilmu mengajari anak-anak seperi apa, lalu setelah aku berangkat pertama aku diperintah untuk melakukan pengamatan bagaimana cara mengajarnya. Hari kedua aku mulai memberanikan diri untuk berinteraksi terhadap anak-anak, yaitu aku mengajari seperti guru ke anak anak dengan berhitung, membaca, menulis, menggambar, dan masih banyak lainnya kegiatan yang disukai anak kecil. 

Seiring berjalannya waktu aku pun mulai memahami sambil di bimbing lagi dengan Mba Rinda. Aku masuk di les-lesan Mba Rinda itu sejak pertengahan bulan Juni, lalu di awal bulan Juli aku diberi upah. Bukan berapa besar upah itu yang aku lihat yaa tapi betapa senangnya aku bisa mengajari anak-anak hingga anak anak itu paham atas penyampaian materi yang aku berikan walaupun masih banyak kekurangan mungkin. 

Tapi aku benar benar merasa senang pada saat itu. Impianku sedikit terwujud menjadi seorang guru meskipun belum sepenuhnya dapat gelar menjadi guru. Jadi pesanku selama itu apapun yang sudah menjadi kesukaan ataupun senang lakukanlah dengan ikhlas, pasti Allah akan memberikan jalan yang lebih baik. Ingat siapa yang menanam dia juga yang akan panen. Tetap semangat dalam keputusan yang diambil dan tetap rendah hati. Jangan lupa juga tetap berdoa kepada Tuhan yang Maha Esa.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Editor