Part 1
Untuk Orang Keji Â
Â
Bagaimana bisa orang itu tersenyum setelah menyulitkan dan menyusahkan orang lainnya.
Apa karena mereka tidak sadar?
Tidak mungkin, jika tidak sadar maka orang itu gila atau mabuk.
Apa tingkat level mereka menyulitkan dan menyusahkan seseorang itu berbeda-beda?
Jika memang begitu, sungguh manusia itu keji.
Â
Apa karena mereka sudah putus asa?
Tidak, semua orang.
Bahkan orang yang terlihat bahagia pun tetap memiliki masalah mereka sendiri.
Pura-pura tidak tahu apa-apa?
Bagaimana bisa, karena mereka menyulitkan dan menyusahkan orang lain, biasanya orang normal akan meminta maaf dengan sungguh-sungguh.
Â
Bagaimana bisa tidak merasa bersalah? Aku lupa….
Merasa tidak bersalah itu adalah jawaban bagi orang yang dapat tertawa meski sudah menyulitkan dan menyusahkan orang lainnya.
Karena meraka merasa tidak bersalah maka dia bisa tetap tertawa.
Â
Baginya itu bukan suatu masalah.
Tetapi,
Bagi orang lain, itu sangat menyusahkan dan menyulitkan.
Dari sudut pandangku, bagaimana bisa orang-orang itu masih bisa bahagia setelah menyusahkan dan menyulitkan orang lain dengan bersikap egois.
Â
Ya egois dengan menimbun di tengah kemelut negaraku tercinta
Sedang manangis, mengusir kutu busuk yang mulai mewabah dengan cepat
Membuat panik orang-orang
Dan teganya saat panik ada orang-orang….
Menimbun…
Menimbun semua hal yang seharusnya tidak perlu dilakukan.
Untuk mendapatkan keuntungan atau hanya untuk kepentingan pribadi.
Bagaimana bisa?
Â
Aku dengan semua kemelut yang ada di pikiranku, apa aku yang salah memahami orang-orang itu?
Seberapa kerasnya aku menerima ini, seberapa besar aku bertannya pada Sang Pencipta ku mengapa mereka melakukan itu.
Berusaha memahaminya, tubuhku bereaksi sadar atau tidak.
Tubuhku memuak
Tubuhku bersimpati
Air mata jatuh
Tawaku lirih
Untuk negaraku tercinta
Â
Jika saja orang-orang itu
Sedikit saja ada rasa bersyukur, saling bantu membantu
Mungkin, tubuhku tidak perlu bereaksi
Mungkin, negeriku tidak perlu kalang kabut
Mungkin, rakyat kecil seperti kami tidak perlu takut
Â
Kejadian ini menyadari aku sungguh benar adanya makhluk keji itu
Apakah mereka serendah itu hingga bisa dengan tenang menyusahkan dan menyulitkan orang lain
Apakah mereka benar-benar harus melakukan itu untuk hidup?
Ah, kepentingan pribadi.
Menyusahkan dan menyulitkan orang
Apa dengan itu membuatmu tenang?
Apa dengan itu membuatmu hidup?
Apa dengan itu membuatmu masih bisa bahagia?
Lupakan, jika mereka melakukannya itu artinya mereka bisa.
Aku yang BODOH memahaminya.
Â
Part 2
Berjarak, untuk hidup?Â
Â
Bersama, haruskah?
Bukankah saat ini harusnya kita menjaga jarak agar tetap hidup?
Mengapa orang berpikir menjaga jarak itu menyulitkan dan tidak bahagia, dan bersama akan bahagia?
Kali ini, kau harus setuju denganku.
Menjaga jarak adalah jawaban untuk ini, kita tidak bisa bersama
Bukan karena aku tidak cinta
Bukan karena aku tidak rindu
Bukan karena aku tidak ingin bersama
Tapi ini semua ini untuk kita, untuk semua orang, untuk semua orang terkasih, untuk semua orang yang ingin tetap hidup
Â
Untuk semuanya aku berusaha percaya
Aku yakin semua akan ada jalannya.
Untuk kembali bersama, harus kita lakukan karena
Sekarang ibu kota sedang menangis, menangis karena dunia mulai menyakitnya
Sekarang negeriku sedang menangis, menangis karena dunia mulai menyakitnya
Â
Dan bagaimana bisa aku mencari kebahagiaan dengan bersama padahal itu akan membunuh Dan bahagimana bisa bersama membawa kepada hal yang sedang menderita
Â
Â
Â
Nuki Kanitha
IG : nukinunna
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”