#PuisiHipwee; Suara Hati untuk Ayah dan Ibu Tersayang

Ayah, aku kangen celoteh riamu tentang realita


Suara Hati untuk Ayah


Advertisement

Ayah, kau tak seperti yang dulu

Dulu kau sering mengobrol denganku

Membahas warna-warni kehidupan dunia

Kini, kau hanya terdiam seribu bahasa

Ayah, di mana kau yang dulu? 

Kakimu yang kuat menahan letihnya berkerja sampai larut malam

Meskipun harus menahan sakit saat kakimu lebam

Namun, kini kau tak bisa berjalan

Kau hanya lesu di pembaringan

Ayah aku tak kuat melihatmu sengsara

Ayah aku merana saat jiwamu putus asa

Ayah, aku kangen celoteh riamu tentang realita

Ayah, aku rindu kerja kerasmu menantang ombak di samudra

Advertisement

Yang Maha Mengobati tolong sembuhkanlah ayahku

Maafkanlah dosa-dosanya pada masa lalu

Jika Engkau mengundangnya di sisiMu

Berilah kepadanya tempat yang khusyu'



 

Advertisement


Tangisan Ibu


Di Instalasi Gawat Daurat, Ayah tak sadarkan jiwa

Dokter memvonisnya menderita jantung lemah, butuh operasi ratusan juta

Bunda menelepon berpuluh-puluh kali sanak saudara

Tak ada satupun yang mengangkatnya

Tak ada yang peduli pada penderitaanya

Air mata ibu berjatuhan membanjiri sajadah dalam salatnya

Dia mengadu kepada Sang Penguasa jagat raya

Dia tak memiliki dana untuk operasi suaminya

Uang yang dimilikinya cukup untuk makan saja

Dia menyerahkan hidup mati suaminya kepada Sang Maha Penyembuh

Dia percaya Illahi akan menolong hambaNya yang lemah

Keajaiban itu datang, tanpa operasi ayah sembuh

Bunda, tangis tulusmu mengaliri relung sukma

Tangismu mendorong aku untuk berkomitmen menjadi manusia peduli wanita

Terutama mereka yang tak berdaya nan teraniaya

Aku tak mau melihat banyak ibu yang menangis, karna tak ada yang peduli terhadap kesengsaraan hidupnya

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

manusia yang akan selalu hidup adalah manusia yang dalam kehidupanya menulis. menulis lahan untuk mengumpulkan amal sebelum ajal menjemput.