Suara Hati untuk Ayah
Ayah, kau tak seperti yang dulu
Dulu kau sering mengobrol denganku
Membahas warna-warni kehidupan dunia
Kini, kau hanya terdiam seribu bahasa
Ayah, di mana kau yang dulu?Â
Kakimu yang kuat menahan letihnya berkerja sampai larut malam
Meskipun harus menahan sakit saat kakimu lebam
Namun, kini kau tak bisa berjalan
Kau hanya lesu di pembaringan
Ayah aku tak kuat melihatmu sengsara
Ayah aku merana saat jiwamu putus asa
Ayah, aku kangen celoteh riamu tentang realita
Ayah, aku rindu kerja kerasmu menantang ombak di samudra
Yang Maha Mengobati tolong sembuhkanlah ayahku
Maafkanlah dosa-dosanya pada masa lalu
Jika Engkau mengundangnya di sisiMu
Berilah kepadanya tempat yang khusyu'
Â
Tangisan Ibu
Di Instalasi Gawat Daurat, Ayah tak sadarkan jiwa
Dokter memvonisnya menderita jantung lemah, butuh operasi ratusan juta
Bunda menelepon berpuluh-puluh kali sanak saudara
Tak ada satupun yang mengangkatnya
Tak ada yang peduli pada penderitaanya
Air mata ibu berjatuhan membanjiri sajadah dalam salatnya
Dia mengadu kepada Sang Penguasa jagat raya
Dia tak memiliki dana untuk operasi suaminya
Uang yang dimilikinya cukup untuk makan saja
Dia menyerahkan hidup mati suaminya kepada Sang Maha Penyembuh
Dia percaya Illahi akan menolong hambaNya yang lemah
Keajaiban itu datang, tanpa operasi ayah sembuh
Bunda, tangis tulusmu mengaliri relung sukma
Tangismu mendorong aku untuk berkomitmen menjadi manusia peduli wanita
Terutama mereka yang tak berdaya nan teraniaya
Aku tak mau melihat banyak ibu yang menangis, karna tak ada yang peduli terhadap kesengsaraan hidupnya
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”