#PuisiHipwee Puisi Untuk Tuan

Entah Mengapa Sulit Sekali Menyeimbangi Langkahmu


Puisi 1 : Puisi Untuk Tuan


Advertisement

Tempurung kepalaku adalah persinggahan gelak-gelakmu terekam

di sini saksi-saksi awal sketsa jumpa berbicara,



pukul satu siang, 

aku menunggu, langkahmu arogansi

tawamu berwarna di ruang keterbatasan

mulut kita tabrakan dalam wawancara formalitas

itulah awal mula kau ingin kuciptakan dengan kepastian,



larik abstrak ini punyamu

meski sulit kau pahami

ini bagian kepastian,Tuan!



Jantungku bermeditasi meyakini yang tidak pasti sama sekali. Kemana kau pergi, ke situ rinduku membayang 



atas kerontang yang bergemuruh

atas risau senantiasa, 

melangitkanmu adalah pilihan, walau di matamu aku ilalang 



setidaknya memperpanjang pesan-pesan wa adalah harapan

Meski pada akhirnya 

jemarimu beranjak sepihak 

menyudahi degup-degup



"oke" 



tutupmu.

 


Puisi 2 : Dialog Untuk Tuan Kantoran


Advertisement

 

Kau sama sekali tak punya nyali, Ra!

Lihai menelanjangi tentangnya lewat puisi

Membungkus getar dengan ciampik dan rapi

Kau kira dia ingin memahami rasa belia?

Advertisement

Payah dia diterka jika bicara asmara, tak suka makna konotasi

Duga-duga ini kerap kali memperkosa pikirku, apakah kau sama sekali tak merasa apa-apa?

Kau yang marah tanpa aturan dua tahun lalu lantaran sopir menanggalkanku di ketiak malam

Baik, sini kuceritakan

jangan pura-pura tuli

Di ruang terbatas dalam ekspresi kelakarmu adalah puja-pujaku, alasan-alasan untuk bertahan di tepi tawarnya dunia

Kusodorkan aroma lakonmu pada Tuhan, semoga semesta melahirkan serbuk wangi

Semoga temu sebab masih ada

Aksara ini masih punyamu bila nanti nadimu menjalar ke puspa kehendak-Nya

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Freelancher