#PuisiHipwee Menikahi Pandemi, Senyum Palsu

Romantisme di balik ironisme

Menikahi Pandemi

Advertisement

Menikahimu, disaksikan segelintir manusia saja

Sedikit canda berisik, tak perlu ramai-ramai pentas musik

Menikahimu, tidak pernah terencana sesepi ini

Akad sekali ucap, tidak begitu riuh ditepuk-tangani

Tentu saja kami jauh dari keramaian, resepsi dilakukan penuh khidmat tanpa menimbulkan kerumunan

Advertisement

Tengoklah, Alangkah sunyi keasyikan berdua kami

Telah sah ragamu kuselimuti

Khusyuk ritual malam bertabur hujan bulan Juni

Sungguh perkawinan yang teramat surgawi

Selamat untuk masa belia kita yang punah

Terima kasih atas kesetiaanmu menanggung pasrah

Janjiku sedia mengubur masa lalu yang payah

Denganmu, kulewati kesendirian yang pongah

Advertisement

 

Senyum Palsu

Karena virus, manusia berburu masker wajah

Wajah-wajah tampak tersenyum kala mengenakan masker senyum

Aku turut bermasker

Dengan motif bibir yang terbuka lebar disertai gigi-gigi putih menghiasi, perjalananku jadi percaya diri

Rasanya, di bulan keenam pandemi ini, masker bukan lagi melindungi

Sekadar basa-basi menghindari aturan jalan raya yang tak pasti

Seketika, dua orang adu opini

Kendaraannya terpatri menepi

Dua sepeda motor bersenggolan area bodi

Setengah kuhampiri, cekcok mulut mereka tak bisa dihindari

Keduanya bermasker senyum lebar

Tawa nampak buyar

Senyum asli dibawa sebentar

Masalah muncul senyum pun pudar

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang Sarjana lulusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Sehari-hari bekerja sebagai karyawan badan usaha swasta. Minat terhadap dunia organisasi dan kepenulisan kreatif.