Menikahi Pandemi
Menikahimu, disaksikan segelintir manusia saja
Sedikit canda berisik, tak perlu ramai-ramai pentas musik
Menikahimu, tidak pernah terencana sesepi ini
Akad sekali ucap, tidak begitu riuh ditepuk-tangani
Tentu saja kami jauh dari keramaian, resepsi dilakukan penuh khidmat tanpa menimbulkan kerumunan
Tengoklah, Alangkah sunyi keasyikan berdua kami
Telah sah ragamu kuselimuti
Khusyuk ritual malam bertabur hujan bulan Juni
Sungguh perkawinan yang teramat surgawi
Selamat untuk masa belia kita yang punah
Terima kasih atas kesetiaanmu menanggung pasrah
Janjiku sedia mengubur masa lalu yang payah
Denganmu, kulewati kesendirian yang pongah
Â
Senyum Palsu
Karena virus, manusia berburu masker wajah
Wajah-wajah tampak tersenyum kala mengenakan masker senyum
Aku turut bermasker
Dengan motif bibir yang terbuka lebar disertai gigi-gigi putih menghiasi, perjalananku jadi percaya diri
Rasanya, di bulan keenam pandemi ini, masker bukan lagi melindungi
Sekadar basa-basi menghindari aturan jalan raya yang tak pasti
Seketika, dua orang adu opini
Kendaraannya terpatri menepi
Dua sepeda motor bersenggolan area bodi
Setengah kuhampiri, cekcok mulut mereka tak bisa dihindari
Keduanya bermasker senyum lebar
Tawa nampak buyar
Senyum asli dibawa sebentar
Masalah muncul senyum pun pudar
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”