Febri Zainal Arifin
Badannya sudah tak tegap
Daging dan kulit sudah tak berteman dengan wajahnya saat ini
Sejak 1989,
Laki-laki dewasa itu cerita
Dia bergaul dengan seseorang yang sangat dingin
Temannya itu sudah diserang oleh palu yang memaku,
Ditetesi air yang berontak mencari ruang kecil di antara genting dan plafon
Walaupun temannya bisu dan buta,Â
Dinding tebal itulah yang menjadi tempat bersender punggung yang lelah
Ayah,Â
Dia bermain seperti anak kecil, memberi nasihat seperti sahabat dan melindungi seperti pengawal
Matanya bagaikan elang
Tajam dan siap menukik, Ketakutan tak pernah terlihat pada pandangannya
Cintanya, tidak pernah diungkapkan
Nasihatnya memang kasar bahkan indera pendengaranku kadang mengeluarkan darah
Tapi itulah yang dibutuhkannya,Â
Tidak ada rasa kasihan, tidak ada langkah mundur ke belakang
"Tak butuh simpati! Langkahmu haruslah panjang, jangan berteman dengan keraguan! Latihlah nafas yang panjang, taruhlah kepalamu di dalam air yang berombak yang siap membenturkanmu dengan karang. Buatlah gerakan yang lebih besar daripada tekanan ombak, agar kau bisa menemukan pulau yang lebih besar daripada Ayah."
Dia adalah laki-laki dewasa yang sangat berharga, mendewasakanku di umur 4 tahun
Aku sangat ingat demi kebutuhan bermain di Taman Kanak-kanak tahun 2002 silam
Dia memberiku kepercayaan, "Pilihlah Febri Syawalludin atau Febri Zainal Arifin"
"Febri Zainal Arifin saja, yah!" jawabku dengan ceria dan semangat
"Kehidupanmu sungguhlah tidak mudah, Febri adalah nama dari bulan kelahiranmu. Zainal Arifin bermakna kau akan jadi 'perhiasan orang-orang bijak' Percayalah dan bedakan licik dengan cerdas, bijak dengan gagap."
Jadilah akta kelahiranku, bukan hanya sebuah sebutan atau jadi label panggilan sehari-hari
Dalam namaku ada doa dan jalur yang sudah kupilih sendiri
Itulah hadiah termahal yang telah diberikan yaitu sebuah amanah dan kepercayaan
Hingga saat ini, aku memang selalu dipertemukan oleh orang bijak walau tak jarang juga banyak yang gagap
Â
Tersenyumlah
Bukalah jendelamu,
Lalu bersandarlah dan lihatlah
Dunia tanpa batas atau dunia yang terbatas
Lihatlah pemandangan di luar yang seraya berbeda dengan di dalam
Jadikanlah jendela temanmu sebagai penghubung di antaranya
Tatkala pagi hiruk-pikuk kehidupan, tutuplah jendelamu
Di masa malam sunyi dan sepi, bukalah dan liriklah langit bersama rembulan
Tatkala angin membelai, cicip dan genggamlah angin bersamamu
Tatkala badai menyapa, sejajarilah dirimu
Tatkala pelangi menegurmu, tersenyumlah
Kukuhkanlah dirimu
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”