Ramadhan
Kurentangkan kedua bahuÂ
Menyambut bulan penuh cahaya
Yang jatuh tepat di wajah wajah para perinduÂ
Membukakan pintu pintu nirwanaÂ
Yang bebasku masuki dari mana saja ku kehendakiÂ
Meluruhkan bulir-bulir dari lumbung dosaÂ
Yang aku lakukan terang-terangan
Atau sembunyi-sembunyi
Ramadhan bukti penghambaan kepada Ilahi
Tiada penghalang di antara keduanyaÂ
Bersholatlah mulai semburat matahari keemasan
Hingga malam pertengahan
Buka lagi lembaran firman Tuhan
Yang lama terpajang di sudut ruangÂ
Senandungkan ajian merduÂ
Melebihi nyanyian pujangga kepada kekasihnyaÂ
Berpuasalah melawan diri sendiri
Tanggalkan dahaga duniawi
Sucikan jiwa dari belenggu nafsi
Rengkuh erat imanÂ
Kukuh teguhkan nurani dalam cobaan
Hingga menjadi amalan yang kau amini
Yaa Ilahi Robbii, tabahkan aku atas kelemahankuÂ
Agar ramadhan tidak berakhir begitu saja
Seperti tahun-tahun yang lalu-lalu
Â
Memaknai Pulang
Memulai hari menyapa pagiÂ
Pijar terang bermandi cahaya gentari
Kaki-kaki melangkah jauh memutus batas zonasiÂ
Melanpaui rumahnya sendiri
Agar tak menjadi ayam yang mati di lumbung padi
Apakah yang kau cari sudah kau temui ?
Apakah pundi-pundi sudah terisi?Â
Atau hanya peluh yang tersisa menghuyung diri?
Lelah mengulang waktu dengan kardi yang sama?
Jangan lupa bernapas legaÂ
Hirup semerbak wangi gaharu diujung nasika
Pingai kecil melagu di bawah langit merah muda
Mengantar surya perlahan redup dipelukan senja
Bersama sahut-sahut suara dari surau tua
Semoga yang lara berganti ceria dan gelak tawa
Bersama nyalang lampu kota
Semoga yang ringkih diberi pulih sang Dewata
Teruntuk insan yang memutus batas zonasi
Kelak akan bijak memaknai histori dan kehidupan
Yang abadi dari pertemuan adalah perpisahan
Selain kepada Tuhan, rumah tempat terbaik untuk pulang
​​​​
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”