Kesendirianku dalam Lepas dan Teduhnya Hari
Aku masih di sini,
Dalam kesendirian yang sunyi,
Tanpa suara yang menghampiri,
Sepi… sunyi… Menepi di sini.
Namun hatiku damai…
Hatiku selalu merasa berada sangat dekat denganmu.
Yah, mungkin kamu pun sekejap dapat memahami…
Memelihara dan menjaga hati dengan senantiasa mengucap syukur dalam diri yang menjadi penyemangat hati yang sunyi.
Mengucap syukur kala diri dirundung kepatahan yang menghampiri.
Obat ruhani yang sederhana namun begitu pasti.
Begitulah nyatanya.
Dengan sederhana dalam keajaiban yang semesta karuniakan.
Dan aku begitu bersyukur kepada Semesta yang setia menjaga hati.
Dalam kesendirian aku bergerak dengan raga yang lepas.
Dalam kesendirian aku berbenah dan mendekat dengan sangat dekat kepada Sang Maha Kasih.
Dalam kesendirian diriku selalu setia menantimu datang kembali.
Teduhku mengikat diri pada kasih halal semesta.
Hey , Kamu
Kamu, memahami akan hal yang tersirat kepada kehendak Ilahi yang seharusnya dimengerti.
Kamu, logiskah nalar yang menjadi keputusan sepihak yang tanpa kata tetiba engkau abai tanpa meluruskannya.
Kamu, dapatkah merasa ketidakadilan itu.
Kamu, yang hadir bayangnya tetiba menyapa dalam sendiriku menantimu.
Mengartikan perjalanan cerita yang terlewati.
Hal itu sangat membekas dalam tak kuasa diri menghapusnya.
Sedalam ceritaku kepada semesta
Sedalam harap kepada semesta
Sedalam keyakinanku kepada semesta
Anugerah cinta yang semesta karuniai untukmu
Tak mampu untuk kita menolak rasa dan takdir cinta yang semesta amanahkan berpijak kepada siapa pemilik hati itu.
Walau meminta untuk menghapuskan
Melumpuhkan ingatan,
Namun kamu, tiada pernah berjeda di dalam hati
Aku dan Kamu … Tak kuasa memungkiri itu.
Biarlah waktu yang temukan pijak dan jawabnya nanti.
Anggungerardine@anggungerardine
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”