Hawa
Pada puting yang lembab,
kutemui kehidupan baru untuk si hawa yang lugu,
ia menjelma jadi sajak yang tajam dan mengancam,
ia menjelma jadi busur yang pesat dan tak tertebak,
ia menjelma jadi pohon yang kekar dan tak tergoyahkan,
ia menjelma jadi senja yang jelita dan menyilaukan,
hawa tumbuh jadi apa yang dia mau.
**********
Tuntutan
Kasih,
Kutulis sajak ini di hari-hari hujan kala genangan kota, berbau busuk mulut pendosa
kala pemegang kuasa semakin bar- bar menindas rakyat jelata,
kala perempuan dianggap pembawa petaka, sedang penis mereka tanpa santun bergerilya menuju paha dan vagina
mereka tertawa dan diam-diam menimbun harta
pada perut yang makin hari makin mengembang itu
Â
hingga pecah dan berhamburan uang dimana-manaÂ
mereka bahagia
duduk pada kursi berlapis busa
Â
meminum wiski dan memakan daging unta
sedang kita di jalan,
menuntut keadilan
hingga lupa bagaimana cara bercinta.[]
Â
Wulan Agustina Pamungkas/ @wulanagustinapamungkas
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”